Benarkah Donor Darah Bikin Gemuk? dokter Tirta Beberkan Fakta Mengejutkan
VIVASoccer – Banyak anggapan kesehatan beredar di masyarakat, mulai dari gula aren lebih sehat dibanding gula putih, olahraga bisa menyembuhkan skoliosis, hingga donor darah bikin gemuk.
Namun, benarkah semua itu fakta? Dokter sekaligus influencer kesehatan, Dr. Tirta, akhirnya meluruskan berbagai mitos populer ini lewat penjelasan medis yang mudah dipahami masyarakat.
Dokter sekaligus konten kreator kesehatan, Tirta Mandira Hudhi atau akrab disapa dokter Tirta, kembali mengupas berbagai mitos dan fakta seputar kesehatan yang sering beredar di masyarakat.
Donor Darah
- -
Dalam penjelasannya, dokter Tirta menegaskan bahwa anggapan gula aren lebih sehat daripada gula pasir belum terbukti secara ilmiah.
Menurutnya, kedua jenis gula tetap berfungsi sebagai sumber energi cepat, tetapi konsumsinya harus dibatasi terutama bagi mereka yang jarang beraktivitas fisik.
Mitos lain yang diklarifikasi adalah soal olahraga pull up atau dead hang yang disebut bisa menyembuhkan skoliosis.
Ia menegaskan, skoliosis tidak bisa sembuh hanya dengan olahraga. Latihan fisik hanya berfungsi membantu otot punggung mengompensasi kelainan tulang.
Sementara kasus berat tetap memerlukan penanganan dokter spesialis tulang belakang.
Soal kebersihan wajah, dokter Tirta meluruskan anggapan mencuci muka saat panas bisa memicu jerawat atau panu.
Menurutnya, jerawat timbul akibat penumpukan sel kulit mati dan bakteri, sementara panu disebabkan jamur.
Karena itu, ia menyarankan masyarakat, terutama yang sering beraktivitas di luar ruangan, untuk rutin membersihkan wajah agar terhindar dari masalah kulit.
Ia juga menjelaskan bahwa bau badan bukan faktor keturunan, melainkan akibat bercampurnya keringat dengan bakteri.
Bila bau badan tidak hilang meski sudah menjaga kebersihan, dokter Tirta menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter karena bisa jadi terkait gangguan metabolisme.
Terkait isu kangkung sebagai penyebab asam urat, dokter Tirta menegaskan bahwa penyebab utama asam urat adalah penumpukan zat purin dari protein yang tidak terurai sempurna di dalam tubuh.
Konsumsi makanan tinggi purin tanpa diimbangi aktivitas fisik berpotensi memicu gejala asam urat.
Selain itu, ia menegaskan orang dewasa tetap berisiko terkena cacingan bila pola hidup tidak higienis, misalnya mengonsumsi makanan mentah atau kontak dengan hewan tanpa menjaga kebersihan tangan.
Terakhir, dokter Tirta membantah anggapan donor darah bisa menambah berat badan. Menurutnya, kenaikan berat badan pasca donor biasanya karena pola makan berlebihan, bukan akibat donor darah itu sendiri.
Ia menekankan, donor darah justru sangat bermanfaat untuk membantu pasien yang membutuhkan transfusi dan tetap aman selama pendonor memenuhi syarat kesehatan.
"Berat badan bertambah itu bukan ada hubungannya dengan donor darah Mas. Donor darah ini bagus karena kalian bisa membantu, karena kalian bisa membantu teman-teman sekalian yang kritis dan kehilangan darah" jelas dokter Tirta. **