Mitos VS Fakta Kesehatan Seputar Kopi, Otot, Ngorok, hingga Jumping Jack

Jumping Jack
Sumber :

VIVASoccerGaya hidup sehat menjadi tren yang sedang marak di masyarakat untuk lebih hidup seimbang, tren ini banyak dilakukan oleh Gen Z dan Milenial. 

Tips Diet Sehat untuk Penderita PCOS Menurut Dokter Cut Hafiah

Namun, banyak sekali mitos yang beredar di masyarakat mengenai makanan dan kebiasan yang berepotensi penyakit. 

Berikut seputar mitos dan fakta yang beredar di masyarakat. 

Mitos atau Fakta, Tidur Tanpa Bantal hingga Penyebab Kesemutan Mana yang Benar?

Otot Tangan

Photo :
  • -

1. Benarkah otot bisa berubah jadi lemak jika berhenti olahraga?

Fakta Medis vs Mitos Payudara, Dokter Shane Beri Penjelasan Jelas

Tidak benar. Otot tidak bisa berubah menjadi lemak. Otot hanya akan mengecil (atrofi) jika tidak dilatih, lalu bagian tubuh lebih mudah ditutupi oleh lemak.

2. Apakah aman minum kopi (Americano) setiap hari?

Aman, asal tidak berlebihan dan tidak ada riwayat hipertensi, aritmia, atau gangguan lambung. Batas aman kafein harian adalah 400–500 mg. Hindari konsumsi gula berlebih agar manfaat kopi tetap optimal.

3. Apakah pola makan berpengaruh pada kecerdasan?

Ya. Nutrisi seimbang terutama protein, vitamin B1, B6, dan B12 sangat penting untuk perkembangan otak anak. Kekurangan gizi bisa menyebabkan stunting yang berdampak pada kecerdasan.

4. Apakah ngorok bisa disembuhkan?

Bisa dikurangi dengan menurunkan berat badan, olahraga untuk memperkuat otot leher dan punggung, serta tidur dengan bantal yang sesuai agar posisi tidur lebih baik.

5. Benarkah kecemasan bisa memicu asam lambung?

Benar. Stres dan kecemasan meningkatkan hormon kortisol yang dapat merangsang produksi asam lambung berlebih sehingga memicu gejala maag atau GERD.

6. Tidak mandi setelah olahraga bisa bikin panu

Betul. Keringat membuat kulit lembap dan memicu pertumbuhan jamur jika tidak segera dibersihkan. Disarankan mandi setelah keringat kering.

7. Apakah gerakan jumping jack berbahaya untuk lutut?

Tidak, asalkan dilakukan wajar. Sama seperti basket atau badminton, risiko cedera lutut muncul jika gerakan dilakukan berlebihan tanpa istirahat yang cukup.**