Gangguan Mental Bukan Aib: Dokter Ungkap Pentingnya Jadi Pendengar, Bukan Penghakim

Mental Illnes
Sumber :

VIVASoccer – Gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, psikosomatis, hingga skizofrenia masih kerap dianggap sepele di Indonesia. 

Sering Dianggap Sepele, Ternyata Pingsan Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung

Padahal, menurut penjelasan dokter Tirta dalam kanal YouTubenya, setiap orang memiliki tingkat stres yang berbeda-beda dan tidak bisa dibandingkan begitu saja.

"Hormon stresnya naik karena hormon stresnya naik terjadi unstability hormon di dalam tubuh manusia." ujar dokter Tirta.  

Kenapa Vertigo Bisa Terjadi? Dokter Ungkap Penyebab dan Penanganan Tepat

Mental Illnes

Photo :
  • -

"Akhirnya apa? ketika stres naik aktivitas saraf simpatis jadi meningkat mual, muntah, tiba-tiba deg-degan, dan palpitasi, ketika diperiksa normal serius orang psikosomatis kalau diprisa itu normal" jelas dokter Tirta. 

Penjelasan Dokter Soal Nasi Minyak: Gurih di Lidah, Bahaya di Tubuh

Hal ini sering disebut psikosomatis, yakni gejala fisik yang muncul akibat tekanan mental. Dokter menegaskan, pasien dengan gangguan mental lebih membutuhkan pendengar daripada ceramah atau penghakiman. 

Ia juga menyoroti kasus PTSD (post-traumatic stress disorder) yang sering dialami korban perang atau trauma berat, hingga depresi yang dapat berujung pada percobaan bunuh diri. 

Bahkan, banyak penderita depresi justru terlihat ceria di depan umum, padahal menyimpan kesedihan mendalam saat sendirian.

Lebih jauh, psikiater menjelaskan bahwa gangguan mental dibagi menjadi kategori minor dan mayor. Pada kategori mayor, pasien sering tidak sadar akan kondisinya, seperti halusinasi atau perilaku ekstrem pada penderita skizofrenia. 

Meski begitu, semua penyakit kejiwaan tetap bisa ditangani dengan terapi dan dukungan yang tepat.

Ia menekankan bahwa penyakit jiwa bukanlah aib. Keluarga dan lingkungan diharapkan bisa memberikan empati, bukan menjadikan gangguan mental sebagai bahan ejekan.

"Kalau orang dengan gangguan mental itu perlu didengar doang didengar aja. Engak usah dianggap," tutur dokter Tirta. 

"Dengerin aja karena dia Happy kalau didengar dan kadang mungkin dengan kita menjadi pendengaran yang baik itu beban dia bisa hilang" pungkas dokter Tirta.**