Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Puasa 72 Jam? Ini Penjelasan Lengkapnya
VIVASoccer – Puasa 72 jam kini semakin banyak diperbincangkan sebagai metode alami untuk detoks tubuh, menurunkan berat badan, hingga memperkuat sistem imun.
Jika dilakukan dengan cara yang benar, puasa 3 hari ini bisa menjadi strategi alami yang efektif untuk menjaga kesehatan jantung, mencegah penyakit kronis, dan memperlambat penuaan.
Namun, penting untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh di setiap fase puasa agar manfaatnya bisa dirasakan secara optimal tanpa risiko kesehatan.
Ilustrasi Puasa
- -
Manfaat Puasa 72 Jam untuk Kesehatan Tubuh
1. Puasa 16 Jam – Memulai Proses Pembakaran Lemak
Pada 16 jam pertama berpuasa, cadangan energi dari glikogen di hati mulai habis. Tubuh perlahan beralih menggunakan keton sebagai sumber energi utama.
Proses ini memicu pembakaran lemak visceral yang berbahaya, meningkatkan sensitivitas insulin, serta menjaga massa otot berkat naiknya hormon pertumbuhan.
Selain itu, autofagi mulai aktif, yaitu proses alami tubuh dalam membersihkan sel-sel rusak sehingga metabolisme menjadi lebih sehat.
2. Puasa 24 Jam – Meningkatkan Fungsi Otak dan Kesehatan Jantung
Setelah satu hari penuh tanpa makan, tubuh masuk ke dalam kondisi ketosis yang lebih stabil. Pada fase ini, hormon pertumbuhan meningkat drastis hingga ribuan persen sehingga mendukung regenerasi sel dan menjaga energi tetap optimal.
Selain itu, tubuh juga memproduksi lebih banyak BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor) yang bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat, konsentrasi, serta melindungi otak dari penyakit degeneratif seperti Alzheimer.
Dari sisi kesehatan jantung, puasa 24 jam dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL, trigliserida, serta menstabilkan tekanan darah.
3. Puasa 36 Jam – Puncak Autofagi dan Perlindungan Sel
Di fase 36 jam, tubuh memasuki puncak autofagi. Sel-sel tua, rusak, atau tidak berfungsi akan diperbarui sehingga sistem tubuh menjadi lebih efisien.
Pada saat yang sama, terjadi proses mitofagi, yaitu perbaikan mitokondria agar sel-sel bisa menghasilkan energi lebih baik.
Selain itu, puasa di tahap ini juga memicu apoptosis, yakni penghancuran sel abnormal yang bisa berkembang menjadi kanker. Penurunan kadar insulin yang signifikan juga sangat bermanfaat untuk penderita resistensi insulin.
4. Puasa 48 Jam – Reset Metabolisme dan Hormon Tubuh
Memasuki hari kedua, tubuh mulai melakukan reset metabolisme secara menyeluruh.
Tidak hanya insulin, tetapi juga berbagai hormon lain yang berhubungan dengan energi mengalami perbaikan fungsi.
Pada fase ini, stem cell baru mulai terbentuk, yang berperan dalam regenerasi jaringan tubuh.
Sistem saraf juga menjadi lebih sensitif, sehingga komunikasi antar sel saraf berjalan lebih baik dan kesehatan tubuh semakin optimal.
5. Puasa 72 Jam – Regenerasi Sistem Imun dan Produksi Stem Cell Maksimal
Setelah tiga hari berpuasa, tubuh masuk pada fase penyembuhan mendalam. Sistem imun mengalami regenerasi penuh, membuat daya tahan tubuh semakin kuat terhadap infeksi dan penyakit.
Produksi stem cell meningkat secara signifikan, memberikan efek yang sama dengan terapi medis mahal untuk peremajaan sel.
Selain itu, mitofagi berjalan maksimal sehingga mitokondria yang rusak diganti dengan yang baru.
Di fase ini juga terjadi peningkatan ekspresi gen ketahanan stres, sehingga tubuh lebih tangguh menghadapi tantangan metabolik maupun penuaan dini.**