7 Perbedaan Olahraga Low Impact dan High Impact, Mana yang Cocok Buat Kamu?
VIVASoccer – Dalam dunia fitness, kita sering mendengar istilah low impact dan high impact. Keduanya sama-sama menyehatkan, tetapi memiliki karakteristik berbeda sehingga perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Mengetahui perbedaan ini penting agar kamu bisa memilih olahraga yang paling aman dan efektif sesuai tujuan.
Berikut 7 perbedaan olahraga low impact dan high impact yang perlu kamu pahami:
Low Impact: Gerakannya lebih lembut, minim hentakan, dan tempo lebih pelan. Cocok untuk pemula atau orang dengan masalah sendi.
High Impact: Gerakannya cepat, energik, dan penuh hentakan sehingga memberikan beban lebih besar pada tubuh.
Penjelasan: Intensitas latihan memengaruhi seberapa besar tenaga yang dikeluarkan. High impact cocok untuk pembakaran kalori tinggi dalam waktu singkat, sedangkan low impact lebih fokus pada daya tahan.
2. Tekanan pada Sendi
Low Impact: Memberikan tekanan rendah pada lutut, pergelangan kaki, dan pinggul.
High Impact: Tekanan pada sendi lebih tinggi sehingga berisiko cedera jika tekniknya salah.
Penjelasan: Itulah mengapa low impact sering dianjurkan untuk lansia atau pemulihan cedera.
3. Contoh Jenis Olahraga
Low Impact: Jalan cepat, yoga, pilates, berenang, bersepeda.
High Impact: Lari sprint, lompat tali, HIIT, crossfit, plyometric.
Penjelasan: Dengan contoh ini, pembaca bisa langsung memilih sesuai preferensi dan kemampuan.
Angkat Beban
- -
4. Kalori yang Dibakar
Low Impact: Membakar kalori lebih sedikit per sesi, tapi tetap efektif jika rutin.
High Impact: Membakar kalori lebih cepat dan besar dalam waktu singkat.
Penjelasan: High impact lebih cocok untuk yang ingin penurunan berat badan cepat.
5. Target Manfaat
Low Impact: Meningkatkan fleksibilitas, daya tahan, dan kesehatan sendi.
High Impact: Meningkatkan kekuatan otot, daya ledak, dan pembakaran lemak ekstrem.
Penjelasan: Keduanya memberi hasil berbeda sehingga perlu disesuaikan dengan tujuan latihanmu.
6. Durasi Latihan
Low Impact: Bisa dilakukan lebih lama karena tubuh tidak cepat lelah.
High Impact: Durasi lebih singkat karena intensitasnya tinggi.
Penjelasan: Low impact cocok untuk sesi latihan panjang, sementara high impact efektif untuk latihan cepat.
7. Kesesuaian Peserta
Low Impact: Ideal untuk pemula, lansia, ibu hamil, atau masa pemulihan cedera.
High Impact: Cocok bagi yang sudah punya kebugaran tinggi dan ingin tantangan lebih.
Penjelasan: Dengan mengetahui kesesuaian peserta, risiko cedera bisa diminimalkan.
Kesimpulan: Low impact dan high impact sama-sama menyehatkan, hanya berbeda di intensitas, tekanan sendi, dan hasil yang ingin dicapai.
Yuk, pilih jenis olahraga yang sesuai dengan tubuh dan tujuanmu. Kamu lebih cocok yang mana, low impact atau high impact?**