Bahaya Konsumsi Gula Berlebih: Picu Obesitas, Diabetes hingga Kanker
VIVASoccer – Konsumsi makanan dan minuman manis kini semakin mudah ditemui, mulai dari kopi susu kekinian, boba, roti, hingga dessert.
Namun, di balik rasanya yang nikmat, terlalu banyak gula bisa membawa dampak serius bagi kesehatan.
Menurut Kementerian Kesehatan, konsumsi gula berlebihan erat kaitannya dengan obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga risiko kanker.
Ilustrasi gula
- -
Secara kasat mata, kebanyakan gula juga dapat memicu jerawat, membuat wajah tampak lebih tua, menimbulkan rasa lelah, hingga meningkatkan rasa lapar.
Penelitian menunjukkan minuman manis yang kaya fruktosa bisa mengganggu hormon leptin, sehingga tubuh sulit merasa kenyang. Dalam jangka panjang, hal ini mendorong resistensi insulin yang meningkatkan risiko diabetes.
Bahkan, studi Harvard University menemukan bahwa kebiasaan minum 1–2 gelas minuman manis per hari bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 hingga 26% serta memicu kematian dini.
Tak hanya itu, pola makan tinggi gula juga dikaitkan dengan peradangan, tekanan darah tinggi, trigliserida tinggi, dan peningkatan risiko kanker tertentu, termasuk kanker prostat dan esofagus.
WHO merekomendasikan batas konsumsi gula harian hanya 25 gram, sementara Kementerian Kesehatan membatasi hingga 50 gram atau setara 4 sendok makan.
Namun, rata-rata masyarakat Indonesia mengonsumsi gula enam kali lipat lebih tinggi dari anjuran tersebut.
Sebagai langkah pencegahan, pemerintah berencana menerapkan cukai minuman berpemanis untuk menekan konsumsi gula berlebih.
Selain itu, masyarakat dianjurkan memilih pemanis alami seperti madu, kurma, atau stevia meskipun penggunaannya tetap harus dibatasi.
Gula memang dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi, tetapi jika berlebihan justru berubah menjadi ancaman.
Karena itu, penting untuk mulai membatasi makanan dan minuman manis serta menggantinya dengan pilihan alami yang lebih sehat.**