7 Cara Lari Anti Capek yang Jarang Diketahui Pemula

Lari pagi
Sumber :
  • pinterest

VIVASoccer – Bagi sebagian orang, lari sering kali dianggap sebagai olahraga yang sederhana.

Namun, banyak pelari pemula yang terjebak pada ambisi jarak dan kecepatan tanpa memahami teknik dasar, yang justru berujung pada kelelahan, sesak napas, bahkan cedera.

Padahal, lari yang efektif tidak hanya soal seberapa jauh, melainkan juga tentang ritme, pernapasan, dan teknik yang benar.

Untuk membantu para pelari pemula meningkatkan stamina dan performa, berikut adalah tujuh tips krusial yang bisa diterapkan:

1. Mulai dengan Ritme yang Lambat

Fondasi lari yang kuat dimulai dari ritme yang pelan. Jangan terburu-buru, biarkan tubuh beradaptasi secara bertahap.

Berlari dengan tempo santai akan membantu sistem kardiovaskular berkembang, menguatkan otot-otot pendukung, dan mengurangi risiko cedera.

Studi menunjukkan, lari dengan kecepatan rendah justru efektif meningkatkan kapasitas energi dan membangun ketahanan aerobik.

Selain itu, kecepatan rendah juga memudahkan Anda untuk memantau postur tubuh, pola napas, dan langkah kaki agar tetap optimal.

2. Jangan Lewatkan Pemanasan dan Pendinginan

Pemanasan dan pendinginan sering dianggap sepele, padahal keduanya adalah kunci penting.

Pemanasan akan mempersiapkan otot, melancarkan sirkulasi darah, dan melenturkan sendi, sehingga tubuh lebih siap menerima beban lari.

Lakukan gerakan ringan seperti jogging di tempat atau high knees selama beberapa menit.

Setelah selesai berlari, lakukan pendinginan dengan berjalan santai atau jogging pelan untuk mengembalikan detak jantung secara bertahap dan merilekskan otot.

3. Atur Pola Pernapasan

Napas yang tidak teratur adalah penyebab utama pelari pemula cepat kehabisan tenaga.

Coba terapkan pola napas 2:2, yaitu tarik napas selama dua langkah, lalu hembuskan dalam dua langkah berikutnya. Pola ini menjaga pasokan oksigen ke otot tetap stabil.

Usahakan untuk bernapas melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara bersamaan untuk aliran udara yang lebih lancar.

4. Pilih Sepatu yang Tepat

Sepatu lari yang sesuai bukan sekadar gaya, melainkan investasi untuk mengurangi risiko cedera.

Perhatikan faktor bantalan, fleksibilitas, dan daya cengkeram sol yang cocok dengan medan lari Anda. Sepatu yang tepat akan membuat langkah terasa lebih ringan dan nyaman.

5. Tingkatkan Jarak dan Intensitas secara Bertahap

Hindari godaan untuk langsung menambah jarak atau kecepatan secara drastis. Terapkan prinsip progressive overload atau peningkatan bertahap.

Salah satu panduan yang bisa diikuti adalah aturan 10%, yaitu jangan menambah jarak lari mingguan lebih dari 10% dari jarak sebelumnya.

Cara ini memberi tubuh waktu untuk beradaptasi, membangun stamina, dan memperkuat otot tanpa membebani.

6. Tetapkan Target Kecil

Mulailah dengan target yang realistis dan mudah dicapai, seperti berlari 20-30 menit atau bergantian antara lari dan jalan kaki. Fokus pada durasi latihan, bukan hanya jarak tempuh.

Menetapkan target sederhana seperti "lari tiga kali seminggu" akan membuat rutinitas olahraga terasa lebih mudah dan konsisten.

7. Coba Teknik Latihan Interval

Setelah terbiasa dengan lari dasar, Anda bisa memasukkan teknik interval untuk meningkatkan performa.

Caranya, bergantian antara lari cepat (sprint) selama 30 detik, lalu jogging atau jalan pelan selama 1-2 menit.

Latihan ini efektif meningkatkan kapasitas kardiovaskular dan kemampuan tubuh mengolah oksigen (VO2 max).

Dengan menerapkan tips-tips ini, Anda tidak hanya akan terhindar dari cedera, tetapi juga dapat membangun kebiasaan lari yang menyenangkan dan berkelanjutan.

Untuk menunjang latihan Anda, jangan lupa lengkapi diri dengan peralatan yang tepat, seperti smartwatch lari yang bisa membantu memantau performa.*