Bahaya Tersembunyi Nasi dan Gula: Bisa Jadi Penjahat bagi Tubuh?

Ilustrasi Nasi
Sumber :

VIVASoccer – Nasi dan gula sering dianggap sebagai penyebab utama obesitas dan diabetes. Padahal, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. 

Sirkuit Mandalika Disebut Paling Sulit, Ini Harapan Marc Marquez di MotoGP Indonesia

Masalah sebenarnya bukan terletak pada nasi atau gula itu sendiri, melainkan pada kemampuan tubuh dalam mengelola asupan karbohidrat

Jika dikonsumsi berlebihan tanpa diimbangi pola hidup sehat, nasi dan gula bisa berubah menjadi “penjahat” yang memicu resistensi insulin hingga penyakit kronis.

Cetak Hattrick Bareng Malut United, Persib Bandung Salah Lepas Ciro Alves?

Gula

Photo :
  • -

Pakar kebugaran Aderai menjelaskan bahwa nasi dan gula kerap dianggap sebagai penyebab utama masalah kesehatan.

Amorim Sebut Fernandes Layak Masuk Sejarah MU

Namun menurutnya, keduanya tidak sepenuhnya “penjahat”, melainkan bergantung pada kemampuan tubuh dalam mengelolanya.

"Orang beranggapan adalah bahwa kalau gula itu adalah manis karena asosiasi teman-teman gula itu adalah gula pas." ujar Aderai.  

Jadi, kalau teman-teman makan kerupuk, makan kue, makan roti yang tidak manis teman-teman tidak menganggap ada gula yang masuk ke badan. Nah jadi sekali lagi seolah-olah Yang salah adalah si gula pasirnya atau si nasinya" tambahnya. 

Aderai menuturkan, karbohidrat yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia umumnya berasal dari nasi, tepung, dan olahan lainnya. Semua karbohidrat tersebut pada akhirnya akan diubah menjadi gula dalam tubuh. 

Jika dikonsumsi berlebihan, terutama dari gula pasir, makanan olahan, atau fruktosa berlebih, maka tubuh akan menyimpannya sebagai lemak di organ. 

Kondisi ini memicu resistensi insulin, obesitas, hingga risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan jantung.

Sebagai solusi, Aderai menyarankan tiga langkah utama: berpuasa, mengontrol asupan karbohidrat, serta rutin melakukan latihan beban untuk meningkatkan sensitivitas insulin. 

Ia menekankan bahwa protein dan lemak adalah nutrisi esensial, sedangkan karbohidrat tidak termasuk kebutuhan utama tubuh.

Menurutnya, masalah kesehatan muncul bukan karena nasi atau gula itu sendiri, melainkan akibat pola makan berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik. 

Dengan manajemen gaya hidup yang tepat, masyarakat tetap bisa menikmati karbohidrat tanpa harus takut pada dampaknya.**