Drama Isak, Højlund, Guéhi: Saat Loyalitas Kalah dari Uang di Sepak Bola
- id.pinterest.com
VIVASoccer – Loyalitas kerap dianggap sebagai nilai mulia dalam sepak bola, namun kenyataannya bisnis selalu berada di garis depan.
Alexander Isak hanyalah contoh terbaru dari deretan pemain yang memilih jalannya sendiri, mengikuti jejak Trent Alexander-Arnold, Harry Kane, hingga Robin van Persie.
Bagi para suporter, loyalitas diwujudkan dengan tato permanen di tubuh mereka atau nyanyian tanpa henti di tribun.
Namun hal serupa jarang berlaku bagi para pemain. Ketika seorang pemain dituduh tak setia atau bahkan dianggap pengkhianat karena ingin pindah, ada sisi lain yang kerap dilupakan.
Cukup tanyakan pada Rasmus Højlund di Manchester United, Marc Guéhi di Crystal Palace, atau Raheem Sterling di Chelsea.
Ketiganya merasakan bahwa loyalitas juga bisa diputuskan sepihak oleh klub, biasanya demi alasan finansial.
Isak sendiri kini menjadi sorotan setelah belum sekali pun turun membela Newcastle United musim panas ini.