Terungkap! Panduan Isi Piringku Dinilai Bisa Memicu Penyakit Mematikan
VIVASoccer – Panduan makan “Isi Piringku” yang selama ini dipercaya bisa menjaga kesehatan justru dinilai berpotensi memicu tiga penyakit paling mematikan di Indonesia, yakni stroke, penyakit jantung, dan diabetes.
Masalah utamanya bukan hanya pada komposisi panduan tersebut yang terlalu tinggi karbohidrat, tetapi juga kurangnya edukasi gizi serta kebiasaan masyarakat mengonsumsi makanan instan.
Dokter Hans dalam kanal YouTube SB30Health menyebutkan tiga penyakit mematikan dengan angka kasus tertinggi di Indonesia, yaitu stroke, penyakit jantung, dan diabetes.
Isi Piring
- -
Semuanya memiliki akar masalah yang sama: stres oksidatif, peradangan kronis, serta kadar insulin tinggi yang berlangsung lama.
"Tiga besar yang kontributor terbesarnya dari tiga penyakit paling mematikan di Indonesia ini semuanya punya reason atau punya akar masalah yang sama." ujar dokter Hans.
"Pertama adalah stress oksidatif yang terus-menerus atau mungkin yang selama ini kalian dengar radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif. Kedua adalah peradangan ya tentunya adalah peradangan bisa akut bisa kronis tapi paling banyak adalah yang kronis."
"Sifatnya ini yang bisa dibilang adalah silent Killer kemudian adalah yang ketiga hiper insulinmia artinya apa level insulin yang tinggi secara terus-menerus." tambahnya.
"Jadi, tiga ini sebetulnya adalah Akar masalah dari 3 Penyakit ini juga stroke kemudian jantung dan diabetes." jelas dokter Hans.
Menurutnya, konsep Isi Piringku memang lebih baik dibanding pedoman dari beberapa negara lain, namun komposisi yang terlalu tinggi karbohidrat justru berpotensi memperparah masalah metabolik.
Ia menilai permasalahan utama bukan hanya pada panduannya, tetapi juga kurangnya edukasi gizi, kebiasaan konsumsi makanan instan, serta penerapan Isi Piringku yang dinilai kurang relevan dengan pola hidup masyarakat saat ini.
Sebagai solusi, Dokter Hans menyarankan pola makan dengan pembagian yang lebih jelas: 50% sayuran, 30% lauk pauk, dan 20% makanan pokok atau buah.
"Sayur-sayuran di sini brokoli sawi tauge wortel tomat itu semua sayuran itu 50% isinya, kemudian 30% itu adalah lauk pauk nah boleh boleh hewani boleh nabati, terakhir 20% Sisanya adalah makanan pokok atau ya buah-buahan." terangnya.
Menurutnya, komposisi ini lebih mudah diterapkan, lebih sesuai dengan kondisi tubuh, dan bisa membantu mencegah penyakit kronis di masa depan.**