Bahaya Begadang: Dari Risiko Gagal Jantung hingga Stroke, Ini Penjelasan Dokter

Begadang
Sumber :

VIVASoccerBegadang ternyata bukan sekadar kebiasaan sepele. Tubuh manusia memiliki jam biologis atau sirkadian rhythm yang berfungsi mengatur kapan tubuh harus beristirahat dan kapan harus aktif. 

Saat tidur, tubuh melakukan proses penting seperti memperbaiki sel-sel rusak, mengganti sel darah merah, memperbarui jaringan kulit, hingga memulihkan energi otak.

Jika seseorang sering begadang dan kurang tidur, tubuh kehilangan waktu untuk melakukan pemulihan. 

Begadang

Photo :
  • -

Akibatnya, sel-sel rusak menumpuk, membuat tubuh mudah lelah, mengantuk, dan menurunkan fungsi organ vital.

Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat memicu berbagai penyakit serius, mulai dari gagal jantung, kanker, stroke, hingga gangguan ginjal.

Otak juga sangat terpengaruh oleh kurang tidur. Seperti komputer yang butuh pendinginan, otak memerlukan waktu istirahat agar jaringan tidak rusak permanen.

Jika sering dipaksa terjaga, risiko gangguan otak bahkan kematian jaringan saraf meningkat. Selain itu, kualitas tidur juga dipengaruhi fase tidur seperti deep sleep dan REM sleep.

Tidur tanpa gangguan dalam suasana gelap dapat membantu tubuh masuk ke fase tidur nyenyak. Sebaliknya, tidur dengan cahaya terang bisa membuat tidur tidak optimal. Dokter menyarankan setiap orang tidur cukup minimal tujuh jam per hari.

Bagi mereka yang bekerja malam seperti tenaga medis atau satpam, waktu istirahat setelah shift malam harus dimanfaatkan untuk benar-benar tidur, bukan melanjutkan aktivitas.

Kebiasaan begadang mungkin tidak terasa efeknya di usia muda. Namun, dalam jangka panjang bisa menjadi "tabungan penyakit" yang muncul di usia 40–50 tahun berupa stroke, gagal jantung, hingga gangguan serius lainnya.**