Sindiran Pedas Agen Alexander Isak untuk Newcastle United
VIVASoccer – Alexander Isak akhirnya resmi merapat ke Liverpool setelah melalui saga transfer panjang dan penuh drama sepanjang musim panas.
Striker asal Swedia itu menandatangani kontrak enam tahun di Anfield usai menyelesaikan kepindahan senilai 125 juta Poundsterling atau sekitar Rp2,51 triliun.
Nilai fantastis tersebut menobatkan Isak sebagai pemain termahal dalam sejarah Liga Inggris sekaligus memecahkan rekor transfer di Inggris.
Perpisahan Pahit dengan Newcastle
Kepindahan Isak meninggalkan kisah yang tak kalah panas dibanding harga transfernya.
Dalam tiga musim terakhir, penyerang berusia 25 tahun itu menjadi idola publik St James’ Park dengan torehan 62 gol dari 109 pertandingan.
Momen paling bersejarah tercipta pada Maret lalu ketika ia mencetak gol di final Carabao Cup dan membantu Newcastle mengalahkan Liverpool 2-1, sekaligus mengakhiri penantian 70 tahun untuk meraih trofi domestik.
Namun, hubungan Isak dan Newcastle mulai retak ketika Liverpool menunjukkan ketertarikan di awal bursa transfer.
Isak langsung mengajukan permintaan pindah karena merasa klub ingkar janji mengenai masa depannya.
Dalam pernyataan terbuka, ia menuding Newcastle melakukan “broken promises” dan menegaskan bahwa kepindahan adalah solusi terbaik bagi semua pihak.
Newcastle kemudian memberi respons resmi dengan menyatakan tidak pernah berkomitmen untuk melepas sang striker.
Meski begitu, kesepakatan akhirnya tercapai setelah The Magpies mendatangkan Nick Woltemade dari Stuttgart dan Yoane Wissa dari Brentford sebagai pengganti di lini depan.
Sindiran Pedas Sang Agen
Meski transfer sudah rampung, drama belum berakhir.
Agen Isak, Vlado Lemic, menyulut kontroversi lewat sindiran pedas yang disampaikan melalui pesan singkat ke pembawa acara talkSPORT, Jim White.
“Sangat menyenangkan ketika kamu tahu dengan siapa kamu akan bersama, tetapi lebih menyenangkan ketika kamu tahu dengan siapa kamu tidak akan pernah bersama lagi,” tulis Lemic.
Pesan tersebut jelas diarahkan ke Newcastle dan memicu reaksi tajam dari suporter The Magpies.
Sindiran itu menegaskan bahwa hubungan antara Isak dan manajemen Newcastle memang sudah sulit diperbaiki.
Isak Pilih Jalan Damai
Berbeda dengan sang agen, Isak memilih menutup lembaran lama dengan cara lebih damai.
Lewat unggahan di Instagram, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada rekan setim, staf, dan terutama suporter Newcastle.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan setim, staf, dan terutama kota Newcastle serta semua suporter luar biasa atas tiga tahun yang tak terlupakan,” tulis Isak.
Ia menambahkan bahwa kebersamaan mereka telah menorehkan sejarah, mulai dari lolos ke Liga Champions hingga mengangkat trofi pertama dalam tujuh dekade.
Pesan emosional itu sedikit menghibur fans Newcastle yang kecewa, meski banyak di antara mereka masih sulit menerima kepergian sang bintang.
Ambisi Baru di Liverpool
Bagi Liverpool, kedatangan Isak merupakan investasi besar yang sarat risiko sekaligus harapan tinggi.
Isak akan mengenakan nomor 9, nomor keramat yang sebelumnya dipakai para striker legendaris The Reds.
Ia pun menegaskan ambisinya untuk “memenangkan segalanya” bersama skuad Arne Slot.
Transfer ini sekaligus menegaskan ambisi Liverpool untuk terus bersaing di level tertinggi Inggris dan Eropa.
Duet Isak dengan Mohamed Salah maupun Darwin Nunez di lini depan diyakini bakal menjadi ancaman besar bagi lawan.
Ujian Besar bagi Newcastle
Di sisi lain, Newcastle menghadapi ujian berat usai kehilangan mesin gol utamanya.
Setelah sukses kembali ke Liga Champions dan merebut trofi domestik, manajemen klub harus membuktikan strategi regenerasi mampu menjaga stabilitas tim asuhan Eddie Howe.
Bagi Isak sendiri, status sebagai pemain termahal Liga Inggris akan menjadi ujian sesungguhnya.
Sejak muda ia dijuluki “The Next Zlatan Ibrahimovic”, dan kini panggung Premier League menjadi tempat pembuktiannya.
Debut Tertunda
Saat ini, Isak belum bisa langsung debut untuk Liverpool.
Ia masih bergabung dengan timnas Swedia dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 menghadapi Slovenia akhir pekan ini.
Debut resminya bersama The Reds diprediksi terjadi usai jeda internasional.
Kisah transfer ini kembali menunjukkan bahwa sepak bola modern bukan sekadar soal aksi di lapangan, melainkan juga intrik antara pemain, klub, agen, dan suporter.
Kini, semua mata tertuju pada Isak: apakah sang striker termahal Liga Inggris mampu menutup kisah perpisahan pahit dengan babak baru penuh kejayaan di Anfield?
Waktu yang akan menjawab