Janice Tjen Tembus Babak Kedua US Open 2025, Tantang Emma Raducanu

Janice Tjen
Sumber :
  • instagram

VIVASoccerJanice Tjen mencatat sejarah sebagai petenis Indonesia pertama dalam 22 tahun terakhir yang menang di tunggal Grand Slam. Ia melaju ke babak kedua US Open 2025 dan siap menghadapi idolanya, Emma Raducanu.

Raducanu Lega Lolos dari Ancaman Tersingkir Cepat di US Open 2025

Janice Tjen menorehkan sejarah baru bagi petenis Indonesia setelah sukses meraih kemenangan di babak pertama US Open 2025. Kemenangan ini menjadikannya petenis tunggal Indonesia pertama dalam 22 tahun terakhir yang mampu mencatat kemenangan di ajang Grand Slam. Terakhir kali prestasi serupa diraih oleh Angelique Widjaja pada US Open 2004.

Pada laga perdananya, Minggu (24/8/2025), Janice tampil impresif dengan menyingkirkan unggulan ke-24 asal Rusia, Veronika Kudermetova. Dalam duel sengit selama 2 jam 11 menit, petenis berusia 23 tahun itu menang dengan skor 6-4, 4-6, 6-4. Ia menunjukkan mental tangguh saat bangkit dari tekanan, terutama setelah kehilangan keunggulan di set kedua. Pertandingan ditutup dengan sebuah voli backhand memukau yang langsung mengantarnya berlutut penuh emosi di dekat net.

Janice Tjen, Petenis Indonesia Lolos ke Babak Kedua US Open 2025, Siap Hadapi Sang Inspirasi, Emma Raducanu

Selanjutnya, Janice akan menghadapi lawan berat, yakni petenis Inggris sekaligus idolanya, Emma Raducanu. Baginya, Raducanu adalah sosok inspiratif sejak mencatat kisah fenomenal saat menjuarai US Open 2021 sebagai qualifier.

“Ketika Emma memenangkan US Open, saya masih kuliah dan tengah cedera, sehingga bisa lebih banyak menonton tenis. Kisahnya membuat saya percaya bahwa saya juga bisa melakukannya,” ungkap Janice, dikutip dari Associated Press, Senin (25/8/2025).

Janice Tjen Bawa Nama Indonesia Bersinar di US Open 2025

Janice sendiri merupakan lulusan Pepperdine University, tempat ia meraih gelar runner-up ganda NCAA 2024. Setelah lulus dengan gelar sosiologi pada musim semi lalu, ia sempat ragu untuk berkarier profesional. Namun, dorongan dari pelatih membuatnya berani mengambil langkah besar.

“Para pelatih di Pepperdine mengatakan saya harus mencoba, setidaknya dua tahun. Saya mempercayai mereka, dan kini saya berada di sini,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
img_title