Dulu Dijuluki Wonderkid Premier League, Kini Karier Mereka Tenggelam
VIVASoccer – Dua remaja mencuri perhatian pada awal musim Premier League tahun ini.
Rio Ngumoha dari Liverpool menjadi pemain berusia 16 tahun kedua setelah Wayne Rooney yang mampu mencetak gol kemenangan di Premier League.
Momen itu terjadi saat melawan Newcastle United pada 25 Agustus.
Hanya dua hari sebelumnya, Arsenal memberi kesempatan debut kepada Max Dowman.
Gelandang berusia 15 tahun itu tampil sebagai pemain termuda kedua dalam sejarah Premier League ketika menghadapi Leeds United.
Banyak bakat muda yang menapaki jalan sukses setelah debut di usia belia.
Namun, tak sedikit pula yang meredup meski awalnya dianggap calon bintang besar.
Menurut mentor sekaligus pelatih Steve Sallis, yang pernah bekerja dengan Jude Bellingham, Eberechi Eze, dan Joe Gomez, identitas seorang pemain muda tak boleh hanya terikat pada sepak bola.
“Pemain muda harus punya identitas selain sebagai pesepak bola,” ujar Sallis dilansir dari BBC Sport.
“Yang terpenting adalah mereka bisa berhasil di pendidikan maupun olahraga, sambil tetap diingatkan bahwa mereka masih anak-anak.”
Sallis menambahkan, tekanan di usia belia seringkali tak terlihat bagi pemain muda, tapi justru faktor eksternal seperti uang, ekspektasi, hingga kerasnya dunia profesional bisa jadi alasan mereka gagal memenuhi potensinya.
Diambil dari BBC Sport, berikut sejumlah wonderkid Premier League yang sempat mencetak sejarah, namun kariernya tak sesuai harapan.
Andy Turner
Turner mencetak gol untuk Tottenham pada 1992 ketika berusia 17 tahun 166 hari, menjadikannya pencetak gol termuda Premier League kala itu. Rekor ini bertahan hampir lima tahun sebelum dipecahkan Michael Owen.
Namun cedera serius membuat kariernya berputar-putar di klub-klub kasta bawah. Kini ia bekerja sebagai kepala pengembangan di Hednesford Town.
James Vaughan
Vaughan masih memegang rekor pencetak gol termuda Premier League hingga saat ini, yakni saat membela Everton di usia 16 tahun 270 hari pada 2005.
Sayangnya, cedera beruntun membatasi kontribusinya. Meski sempat produktif di klub seperti Huddersfield dan Bury, ia gagal memenuhi ekspektasi besar di level teratas.
Michael Johnson
Gelandang Manchester City ini sempat digadang sebagai bintang masa depan Inggris. Namun cedera panjang membuat kariernya berakhir prematur.
Johnson akhirnya meninggalkan sepak bola pada usia 24 tahun dan memilih bekerja sebagai agen properti.
Matthew Briggs
Briggs tampil untuk Fulham pada usia 16 tahun 68 hari, menjadikannya salah satu pemain termuda dalam sejarah liga.
Meski mengoleksi 17 caps bersama Timnas Guyana, karier klubnya tak pernah stabil. Ia mengakui tekanan sejak debut justru membuat performanya menurun.
Jose Baxter
Baxter jadi debutan termuda Everton setelah Wayne Rooney dan Vaughan. Namun ia hanya mencatat lima laga Premier League.
Ia sempat bermain di Oldham dan Sheffield United, namun kariernya diwarnai masalah pribadi, termasuk penggunaan narkoba dan depresi.
Striker asal Italia ini sempat jadi sensasi di Manchester United setelah mencetak gol kemenangan spektakuler ke gawang Aston Villa pada debutnya di 2009.
Namun kariernya cepat meredup. Setelah meninggalkan United, ia lebih banyak berkarier di klub-klub Eropa seperti di Yunani dan Turki.
Izzy Brown
Debut bersama West Brom pada usia 16 tahun 117 hari, Brown sempat bergabung dengan Chelsea dan menjalani banyak masa pinjaman.
Namun cedera achilles membuatnya pensiun dini di usia 26 tahun. Meski begitu, ia mengaku tetap bersyukur bisa menjalani mimpi bermain di Premier League.
Reece Oxford
Oxford menjadi debutan termuda West Ham pada usia 16 tahun 237 hari.
Meski sempat dipuji usai tampil melawan Arsenal, ia hanya mencatat delapan laga liga sebelum melanjutkan karier di Bundesliga bersama Augsburg.
Fenomena wonderkid di Premier League kembali mengingatkan publik bahwa debut di usia muda bukanlah jaminan kesuksesan.
Banyak faktor, mulai dari mental, cedera, hingga manajemen karier, yang menentukan perjalanan panjang seorang pesepak bola