Pahitnya Investasi, Belasan Eks Pemain Premier League Terjerat Utang Pajak
- Sky Sports
VIVASoccer – Sejumlah mantan pesepak bola Premier League mengaku kehilangan puluhan juta pound setelah berinvestasi melalui penasihat keuangan yang mereka percaya.
Kelompok bernama V11 Campaign, yang terdiri dari 11 pemain termasuk Danny Murphy, Michael Thomas, dan Rod Wallace, menuding Kingsbridge Asset Management sebagai pihak yang membuat mereka merugi.
Perusahaan itu sempat mengelola investasi banyak pemain sejak 1990-an hingga 2000-an.
Danny Murphy, eks gelandang Timnas Inggris yang kini menjadi pundit di Match of the Day, memperkirakan kerugiannya mencapai sekitar £5 juta.
Ia menyebut hal itu sebagai bentuk "penyalahgunaan finansial".
Pihak Kingsbridge, yang dipimpin David McKee dan Kevin McMenamin, membantah tudingan tersebut.
Dilansir dari BBC, dalam pernyataannya mereka menegaskan:
"Sepanjang waktu, Kingsbridge memberikan nasihat dengan itikad baik dan selalu menjelaskan risiko serta peluang sebelum maupun sesudah kesepakatan investasi dibuat."
Diperkirakan hingga 200 pesepak bola terdampak kasus ini.
Beberapa bahkan kehilangan rumah, dinyatakan bangkrut, dan kini masih diburu pajak jutaan pound, meski Kepolisian London sebelumnya menyatakan mereka adalah "korban kejahatan".
"Kami Harusnya Dilindungi"
Brian Deane, pencetak gol pertama Premier League pada 1992, juga termasuk korban.
Ia mengaku seharusnya para pemain mendapat perlindungan lebih baik di tengah masa ketika uang mulai mengalir deras ke sepak bola Inggris.
"Kami seharusnya merasa dilindungi," kata Deane.
"Kingsbridge tampak seperti jawaban dari apa yang semua pemain butuhkan saat itu, yaitu ada pihak yang mengurus keuangan ketika karier bermain berakhir."
Kingsbridge yang berdiri pada 1992 di Nottingham, sempat membanggakan portofolio lebih dari 360 pemain sepak bola.
"Jika mereka sudah mendapat orang paling berpengaruh di ruang ganti, kami merasa aman," tambah Deane.
"Rasanya seperti api yang menyebar dari mulut ke mulut."
"Mereka Bukan Sekadar Penasihat, Mereka Teman"
Tommy Johnson, mantan striker Aston Villa dan Celtic, bercerita kedekatannya dengan McKee dan McMenamin.
Ia bahkan mengajak keduanya berlibur dan menghadiri pernikahannya.
"Mereka bukan sekadar penasihat keuangan," kata Johnson.
"Mereka adalah teman. Dan orang-orang ini telah menghancurkan hidup kami."
Rod Wallace, mantan striker Leeds United, mengaku awalnya percaya penuh pada Kingsbridge, apalagi perusahaan itu bekerja sama dengan League Managers Association (LMA).
Namun, ia akhirnya bangkrut pada 2024 setelah nilai investasinya anjlok drastis.
"Kami tinggal di Surrey, tapi harus pindah karena surat pengusiran. Tidak ada uang di bank, dan kami tidak punya tempat tinggal," ungkap Wallace.
Skema Film dan Properti Bermasalah
Menurut pengacara penipuan investasi Ben Rees, salah satu jebakan besar adalah skema pembiayaan film yang memanfaatkan keringanan pajak dari pemerintah Inggris sejak 1997.
Banyak pemain diminta berinvestasi dengan dana pribadi maupun pinjaman bank.
Selain itu, mereka juga diarahkan membeli properti dengan iming-iming pengembalian pajak 40%.
Beberapa di antaranya, termasuk Wallace dan Deane, berinvestasi di apartemen mewah di Spanyol yang ternyata sudah dimiliki McKee dan dijual dengan harga jauh di atas nilai pasar.
Craig Short, mantan bek Derby County dan Everton, juga merugi besar setelah diarahkan membeli properti di Florida.
"Properti itu tidak punya nilai sama sekali. Saya punya hipotek besar yang tidak mampu dibayar. Akhirnya saya serahkan kembali kunci rumah itu," katanya.
Masalah kian parah ketika HMRC (otoritas pajak Inggris) menagih kembali pajak dari skema film, sementara nilai investasi para pemain sudah jatuh.
Dampak Psikologis yang Berat
Banyak korban kini hidup dalam tekanan berat. Sean Davis, mantan gelandang Fulham, bahkan mengaku sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
"Saya merasa bahagia hanya ketika mabuk, karena itu membuat saya lupa sejenak. Tapi keesokan paginya, saya merasa hancur," ucapnya.
Michael Thomas, eks Arsenal dan Liverpool, juga bercerita bahwa dirinya hidup seperti badut.
"Di luar terlihat bahagia, tapi setiap hari saya memikirkan banyak hal. Dan saya termasuk yang beruntung," ujarnya.
Craig Short mengaku hidupnya kini dipenuhi depresi dan kemarahan.
Ia bahkan menerima surat kebangkrutan pada malam Natal, dan petugas pajak mendatanginya hingga ke tempat latihan Oxford United, klub tempat ia bekerja sebagai pelatih.
Upaya Perjuangan
Meski begitu, para mantan pemain kini bersatu lewat V11 Campaign untuk memperjuangkan perubahan hukum, agar korban penipuan tidak tetap dibebani pajak besar.
Kelompok ini dipimpin Carly Barnes-Short, istri Craig Short yang juga seorang pengacara.
"Ini menyelamatkan nyawa," kata Murphy.
"Jika bukan karena kelompok ini, saya tidak tahu bagaimana kondisi saya sekarang."
Sean Davis menambahkan, keberanian berbicara lahir dari harapan adanya perubahan hukum.
"Saya tidak ingin semua ini diceritakan tapi tidak ada perubahan. Itu akan terasa seperti kekalahan lagi," ujarnya