Lokasi Pertandingan Kualifikasi Piala Dunia Rugikan Indonesia, AFC Abaikan Protes?
- @TimnasIndonesia
VIVASoccer – AFC telah memastikan Arab Saudi menjadi tuan rumah pertandingan grup B fase keempat kualifikasi Piala Dunia 2026. Keputusan ini memberikan keuntungan signifikan bagi Green Falcons yang akan bermain di hadapan pendukung sendiri.
Tidak seperti tiga fase sebelumnya yang menggunakan format kandang dan tandang, fase keempat berlangsung secara terpusat di satu tempat. Penunjukan ini dilakukan AFC pada 13 Juni 2025 bersama dengan Qatar sebagai tuan rumah grup A.
Keputusan kontroversial ini mendapat protes keras dari empat negara peserta fase keempat. Indonesia, Irak, Oman, dan Uni Emirat Arab menilai format terpusat tidak adil karena memberikan keuntungan berlebihan kepada tuan rumah.
Pertama, lokasi pertandingan terpusat di Arab Saudi memberikan keuntungan besar berupa dukungan suporter penuh.
Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, akan dipenuhi 62.000 pendukung tuan rumah. Suasana ini tentu sangat menguntungkan Arab Saudi dan merugikan tim tamu seperti Indonesia.
Kedua, tuan rumah memiliki keunggulan pemahaman kondisi lapangan dan faktor non-teknis lainnya.
Arab Saudi sudah familiar dengan karakteristik rumput, cuaca, dan berbagai aspek teknis stadion. Sementara tim tamu harus beradaptasi dalam waktu singkat dengan kondisi yang belum pernah mereka alami.
Ketiga, AFC abaikan protes keras dari empat negara yang merasa dirugikan sistem terpusat ini.
Indonesia, Irak, Oman, dan UAE telah menyuarakan keberatan mereka secara resmi. Namun AFC tetap mempertahankan keputusan dengan alasan efisiensi dan keamanan kompetisi.
Keempat, keuntungan psikologis bermain di kandang sendiri tidak bisa diabaikan dalam pertandingan level tinggi.
Arab Saudi akan merasa lebih percaya diri dan rileks bermain di hadapan pendukung fanatik. Sebaliknya, tim tamu harus mengatasi tekanan mental bermain di lingkungan yang tidak familiar.
Kelima, faktor logistik dan akomodasi juga memberikan kemudahan ekstra bagi tuan rumah.
Arab Saudi tidak perlu melakukan perjalanan jauh dan bisa tetap menjalani rutinitas normal. Tim-tim lain harus beradaptasi dengan perbedaan waktu, makanan, dan lingkungan baru yang berpotensi mempengaruhi performa.
Format terpusat memang memiliki kelebihan dari segi organisasi dan keamanan kompetisi. Namun dari sudut pandang sportivitas, sistem ini jelas memberikan keuntungan tidak seimbang kepada negara tuan rumah.
Indonesia harus mempersiapkan mental dan fisik ekstra untuk menghadapi tantangan bermain di kandang lawan. Pengalaman bertanding di berbagai negara Asia menjadi modal berharga untuk mengatasi tekanan ini.
Lokasi pertandingan terpusat di Arab Saudi rugikan Indonesia dengan memberikan keuntungan berlebihan kepada tuan rumah. AFC abaikan protes keras dari 4 negara peserta yang menilai sistem ini tidak sportif.****