Kontroversi Kuota Asing Super League Malaysia, Ramadhan Sananta Jadi Korban

Ramadhan Sananta
Sumber :
  • Istimewa

VIVASoccer – Kabar kurang menyenangkan datang bagi Ramadhan Sananta, striker andalan Timnas Indonesia. Ia kini dihadapkan pada tantangan besar di klub barunya, DPMM FC, menjelang bergulirnya Super League Malaysia musim 2025-2026. 

Statistik Mengerikan Hantui Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Perubahan mendadak pada aturan kuota pemain asing, khususnya dari ASEAN, berpotensi membatasi menit bermainnya secara signifikan.

Sebelumnya, Super League Malaysia menerapkan kuota 7+2 untuk pemain asing, dengan komposisi 4 pemain terbuka, 1 Asia, dan 2 ASEAN. Namun, dewan direksi Malaysian Football League (MFL) baru saja mengumumkan amandemen. 

Tjoe-A-On Ikut ke Denmark, Persebaya atau Bali Berburu Tanda Tangan

Aturan terbaru kini membatasi kuota pemain asing yang boleh bermain di lapangan menjadi 6+3 (cadangan), dengan rincian 4 pemain terbuka, 1 Asia, dan hanya 1 ASEAN.

Perubahan ini sontak menuai kritik tajam. Banyak pengamat menilai keputusan MFL ini terkesan tidak fair, bahkan dituding menguntungkan tim-tim tertentu. MFL berdalih, pembatasan ini bertujuan memberi lebih banyak ruang bagi pemain lokal Malaysia untuk bersinar.

Mengejutkan, Kutukan Thomas Doll Terbukti Soal Ole Romeny Cedera Parah

Ramadhan Sananta

Photo :
  • id.pinterest.com

Namun, kritikus sepak bola Malaysia, Datuk Pekan Ramli, mempertanyakan alasan tersebut. Ia menyoroti pengurangan slot pemain ASEAN menjadi satu. 

"Ini bukan hanya soal angka, ini juga soal perencanaan," tegas Pekan dikutip dari YouTube Bola-bolaku, Sabtu (12/7/2025). 

"Menghapus pemain ASEAN kedua dari kuota di lapangan kelihatannya netral, tetapi mungkin akan mengubah keseimbangan dengan cara yang halus dan menguntungkan tim tertentu," sambungnya.

DPMM FC, klub tempat Sananta bernaung, menjadi salah satu yang paling terkena dampak. Klub asal Brunei Darussalam ini sudah memiliki dua pemain asing ASEAN, yaitu Ramadhan Sananta sendiri dan bek tangguh asal Filipina, Amani Aguinaldo.

Jika Aguinaldo diturunkan, Sananta harus merelakan posisinya di bangku cadangan. Ditambah lagi, Sananta juga harus bersaing dengan tiga striker lokal Brunei.

"Perubahan aturan ini sangat berpotensi merugikan Ramadhan dan klub lain yang sudah melengkapi dua kuota ASEAN," tambah Pekan Ramli. 

Ia juga menyoroti waktu pengumuman yang terlalu mepet, hanya tiga minggu sebelum kompetisi dimulai pada 8 Agustus 2025. 

"Ini dapat memengaruhi perencanaan klub. Tidak semua tim memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi dengan cepat," ujarnya.

Pekan Ramli juga mengkritik bahwa tujuan MFL untuk memberikan lebih banyak kesempatan bagi pemain lokal mungkin tidak tercapai sepenuhnya, karena pemain naturalisasi kini dikategorikan sebagai pemain lokal.

"Menghapus satu slot ASEAN tidak serta merta berarti lebih banyak pemain kelahiran Malaysia akan mendapatkan menit bermain. Dalam banyak kasus, posisi tersebut bisa saja diberikan kepada pemain naturalisasi, yang secara alami masih merupakan pemain impor, hanya saja tidak di atas kertas," pungkasnya. ****