Main Futsal Buat Healing, Pulangnya Malah Cedera! Ini Cara Amannya
- Parade Apparel
VIVASoccer – Bermain futsal kini bukan cuma soal hobi atau olahraga rutin. Banyak orang menjadikannya sebagai cara melepas stres, bersosialisasi, bahkan ajang ‘healing’ setelah penat bekerja.
Tapi siapa sangka, kegiatan yang dianggap menyenangkan ini justru bisa jadi mimpi buruk kalau tak dilakukan dengan benar.
Beberapa kasus cedera, terutama di bagian lutut, terus bermunculan dari lapangan futsal amatir. Mulai dari keseleo ringan hingga cedera ligamen yang memaksa seseorang absen kerja berminggu-minggu.
Ironisnya, semua ini seringkali bermula dari hal sepele: kurang pemanasan, sepatu yang tidak tepat, atau terlalu memaksakan diri saat bermain.
Risiko Cedera Futsal Tak Bisa Dianggap Remeh
Berbeda dari sepak bola, futsal dimainkan di lapangan yang lebih kecil dengan permukaan keras dan licin. Pergerakan eksplosif, sprint mendadak, hingga gerakan putar yang cepat membuat sendi lutut dan pergelangan kaki bekerja ekstra.
Dalam kondisi tubuh yang tidak siap, risiko cedera meningkat tajam.
Banyak yang mengira karena futsal dimainkan hanya satu jam atau sekadar iseng bareng teman, maka tak perlu persiapan serius.
Padahal, angka cedera lutut pada pemain futsal rekreasional justru menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun.
Pentingnya Pemanasan dan Latihan Pendukung
Salah satu kesalahan paling umum adalah melewatkan sesi pemanasan. Padahal, pemanasan selama 10-15 menit saja sudah cukup untuk mempersiapkan otot dan sendi.
Pemanasan dinamis seperti skipping ringan, lunges, dan arm swings sangat disarankan sebelum bermain.
Selain itu, latihan pendukung seperti penguatan otot paha, betis, dan core (otot inti) sangat penting untuk menjaga stabilitas lutut.
Latihan keseimbangan juga bisa mengurangi risiko jatuh atau salah pijakan.
Jangan Abaikan Perlengkapan Bermain
Bermain dengan sepatu futsal yang sesuai sangat berpengaruh terhadap keamanan.
Banyak cedera terjadi karena pemain memakai sepatu lari atau sneakers biasa yang tidak dirancang untuk menahan gesekan di lapangan futsal indoor.
Selain itu, jangan ragu memakai pelindung lutut atau ankle support jika memang punya riwayat cedera sebelumnya.
Alat pelindung bukan hanya untuk profesional, pemain amatir justru lebih membutuhkan karena jarang punya tim medis yang siaga di lapangan.
Kenali Batas Tubuh dan Jangan Dipaksakan
Futsal memang menyenangkan, apalagi jika dimainkan bersama teman lama atau rekan kerja. Tapi tubuh punya batas.
Jangan memaksakan diri bermain saat sudah kelelahan, apalagi jika belum pulih dari cedera sebelumnya.
Istirahat cukup, hidrasi yang baik, dan evaluasi kondisi tubuh pasca-bermain juga bagian dari pencegahan cedera.
Ingat, tujuan awalnya adalah “healing”, bukan menambah masalah baru
VIVASoccer – Bermain futsal kini bukan cuma soal hobi atau olahraga rutin. Banyak orang menjadikannya sebagai cara melepas stres, bersosialisasi, bahkan ajang ‘healing’ setelah penat bekerja.
Tapi siapa sangka, kegiatan yang dianggap menyenangkan ini justru bisa jadi mimpi buruk kalau tak dilakukan dengan benar.
Beberapa kasus cedera, terutama di bagian lutut, terus bermunculan dari lapangan futsal amatir. Mulai dari keseleo ringan hingga cedera ligamen yang memaksa seseorang absen kerja berminggu-minggu.
Ironisnya, semua ini seringkali bermula dari hal sepele: kurang pemanasan, sepatu yang tidak tepat, atau terlalu memaksakan diri saat bermain.
Risiko Cedera Futsal Tak Bisa Dianggap Remeh
Berbeda dari sepak bola, futsal dimainkan di lapangan yang lebih kecil dengan permukaan keras dan licin. Pergerakan eksplosif, sprint mendadak, hingga gerakan putar yang cepat membuat sendi lutut dan pergelangan kaki bekerja ekstra.
Dalam kondisi tubuh yang tidak siap, risiko cedera meningkat tajam.
Banyak yang mengira karena futsal dimainkan hanya satu jam atau sekadar iseng bareng teman, maka tak perlu persiapan serius.
Padahal, angka cedera lutut pada pemain futsal rekreasional justru menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun.
Pentingnya Pemanasan dan Latihan Pendukung
Salah satu kesalahan paling umum adalah melewatkan sesi pemanasan. Padahal, pemanasan selama 10-15 menit saja sudah cukup untuk mempersiapkan otot dan sendi.
Pemanasan dinamis seperti skipping ringan, lunges, dan arm swings sangat disarankan sebelum bermain.
Selain itu, latihan pendukung seperti penguatan otot paha, betis, dan core (otot inti) sangat penting untuk menjaga stabilitas lutut.
Latihan keseimbangan juga bisa mengurangi risiko jatuh atau salah pijakan.
Jangan Abaikan Perlengkapan Bermain
Bermain dengan sepatu futsal yang sesuai sangat berpengaruh terhadap keamanan.
Banyak cedera terjadi karena pemain memakai sepatu lari atau sneakers biasa yang tidak dirancang untuk menahan gesekan di lapangan futsal indoor.
Selain itu, jangan ragu memakai pelindung lutut atau ankle support jika memang punya riwayat cedera sebelumnya.
Alat pelindung bukan hanya untuk profesional, pemain amatir justru lebih membutuhkan karena jarang punya tim medis yang siaga di lapangan.
Kenali Batas Tubuh dan Jangan Dipaksakan
Futsal memang menyenangkan, apalagi jika dimainkan bersama teman lama atau rekan kerja. Tapi tubuh punya batas.
Jangan memaksakan diri bermain saat sudah kelelahan, apalagi jika belum pulih dari cedera sebelumnya.
Istirahat cukup, hidrasi yang baik, dan evaluasi kondisi tubuh pasca-bermain juga bagian dari pencegahan cedera.
Ingat, tujuan awalnya adalah “healing”, bukan menambah masalah baru