7 Masalah Utama MU di Bawah Ruben Amorim, Jadwal Ringan Jadi Bumerang!

Ruben Amorim
Sumber :
  • id.pinterest.com

VIVASoccer – Musim ini seharusnya menjadi keuntungan besar bagi Manchester United. Absennya mereka dari kompetisi Eropa seharusnya memberikan waktu lebih banyak untuk latihan dan pemulihan, namun faktanya justru sebaliknya.

Liverpool vs Everton: Rekor, Fakta, dan Sejarah Panas Jelang Derby Merseyside 2025

Di bawah asuhan pelatih Ruben Amorim, Manchester United justru terperosok ke papan bawah klasemen Liga Inggris.

Analisis mendalam menunjukkan bahwa ada setidaknya tujuh masalah besar yang menghambat kebangkitan Setan Merah.

Erling Haaland Cetak Sejarah! Pemain Tercepat yang Tembus 50 Gol di Liga Champions

1. Jeda Pertandingan yang Jadi Bumerang

Dengan jadwal yang lebih ringan, jeda panjang antar-pertandingan (enam hingga tujuh hari) ternyata menjadi bumerang.

Viktor Gyokeres Disebut Minim Skill Hingga Tak Cocok di Arsenal

Atmosfer negatif di tim bertahan lebih lama, dan pemain kehilangan kesempatan untuk segera bangkit dari kekalahan.

Situasi ini mirip dengan yang dialami Ole Gunnar Solskjaer setelah kekalahan 0-5 dari Liverpool empat tahun lalu, di mana tekanan terus menumpuk tanpa adanya laga tengah pekan sebagai "pelarian".

Manchester United

Photo :
  • -

2. Krisis Performa yang Berulang

Manchester United hanya berhasil meraih satu kemenangan dari lima laga perdana.

Performa buruk ini mengulang kembali situasi musim 2014-2015, saat mereka juga tidak tampil di Eropa dan hanya finis di posisi empat besar.

Jadwal yang lebih ringan gagal dimanfaatkan secara maksimal.

3. Taktik Kaku Ruben Amorim

Pelatih Ruben Amorim dinilai terlalu kaku dengan formasi 3-4-2-1, meskipun hasilnya belum memuaskan.

Dalam empat laga terakhir, ia sudah melakukan enam kali perubahan susunan pemain, dan hanya sekali menggunakan starting XI yang sama.

Beberapa keputusannya pun menuai kritik, seperti menjadikan Altay Bayindir sebagai kiper utama, memuji Luke Shaw yang kerap cedera, dan mencadangkan Harry Maguire yang lebih berpengalaman.

4. Lini Tengah yang Sangat Rentan

Sektor gelandang menjadi titik lemah yang mudah dieksploitasi lawan. Manuel Ugarte dianggap terlalu naif sebagai gelandang bertahan utama.

Pelatih lawan bahkan secara terbuka mengakui timnya memanfaatkan kelemahan ini. Jika Ugarte tak kunjung berkembang, Amorim terancam harus mengandalkan kembali Casemiro yang performanya sudah menurun.

Selain itu, eksperimen terhadap Bruno Fernandes di posisi yang berbeda juga belum membuahkan hasil.

5. Sektor Sayap yang Tumpul

Diogo Dalot, Noussair Mazraoui, dan Patrick Dorgu dinilai kurang berkontribusi dalam serangan.

Amorim disarankan untuk memberikan kesempatan kepada Amad Diallo yang dianggap lebih matang, terutama karena sang pelatih menyukai pemain sayap berkaki kidal di sisi kiri.

6. Masalah Ketajaman di Lini Depan

Meski Bryan Mbeumo dan Matheus Cunha menjadi andalan, Benjamin Sesko belum menunjukkan ketajaman yang diharapkan. Posisinya bisa terancam jika ia tidak segera mencetak gol dan tampil konsisten.

7. Ancaman Jeda Internasional

Jika Manchester United masih gagal lolos ke kompetisi Eropa musim depan, jeda internasional yang diperpanjang di bulan September 2026 berpotensi memperburuk situasi.

Tekanan terhadap Amorim dan tim akan semakin besar, mirip dengan apa yang terjadi pada pendahulunya, Ole Gunnar Solskjaer dan Erik ten Hag.

Dengan segudang masalah ini, Ruben Amorim dituntut untuk segera menemukan solusi. Tanpa perbaikan signifikan di semua lini, Manchester United terancam semakin tenggelam di papan bawah, dan posisi sang pelatih bisa berada di ujung tanduk.*