Strategi Naturalisasi PSSI dan VFF Tuai Kontroversi, Fans Jepang Ngamuk!
Salah satu dari mereka bahkan berpendapat bahwa Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) perlu menerapkan pembatasan ketat, mungkin dengan membatasi jumlah pemain naturalisasi hanya empat orang per tim, agar level kompetisi di Asia bisa meningkat secara merata.
Komentar lain dari suporter Jepang juga bernada sindiran. Ada yang menyebut bahwa negara yang tidak mampu mengembangkan bakat pemainnya sendiri adalah negara lemah, sambil membandingkannya dengan Jepang yang kuat karena mengandalkan pemain asli.
"Jepang kuat karena membesarkan orang Jepang, ini jelas. Itulah mengapa orang-orang yang dinaturalisasi adalah satu-satunya," tulis salah satu suporter.
Kritik lain juga menyoroti perbedaan pendekatan.
"Vietnam memasuki Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan pemain mereka sendiri, tapi kalah di tempat terakhir, sementara Timnas Indonesia masuk dengan pemain naturalisasi," ungkap suporter lainnya.
Ada pula yang menyarankan agar Indonesia belajar dari Jepang untuk melatih pemainnya dengan lebih baik, dan secara terang-terangan menyebut Indonesia "bahkan bukan kandidat untuk tampil ke Piala Dunia 2026."
Meski dikritik, langkah naturalisasi ini tetap menjadi bagian integral dari strategi Indonesia dan Vietnam untuk bersaing di level tertinggi sepak bola Asia dan global, terlepas dari perdebatan yang menyertainya.*