Jannik Sinner Juara Wimbledon 2025, Jadi Petenis Italia Pertama yang Raih Gelar di All England Club

Jannik Sinner
Sumber :
  • Pinterest

VIVA SoccerJannik Sinner mencatat sejarah baru di dunia tenis dengan menjuarai Wimbledon 2025.

Gagal Juara, Pelatih Oxford Kritik Kondisi Lapangan Piala Presiden 2025

Petenis muda asal Italia itu berhasil mengalahkan rival beratnya, Carlos Alcaraz, dengan skor 3-6, 6-4, 6-3, 6-3 pada partai final yang digelar di Centre Court, Minggu (14/7/2025) kemarin.

Kemenangan ini sekaligus menandai kebangkitannya setelah kekalahan menyakitkan di final Prancis Terbuka beberapa pekan lalu, di mana ia sempat memegang tiga match point namun gagal meraih gelar.

Komentar Madam Pang Usai Port FC Juara Piala Presiden 2025

"Memenangkan Wimbledon adalah hal paling spesial dalam karier saya sejauh ini," ungkap Sinner dalam wawancara dengan situs resmi Wimbledon.

Ia mengaku sangat bangga bisa bangkit dari kegagalan di Paris dan menjadikan pengalaman pahit tersebut sebagai bahan introspeksi diri.

Iga Swiatek Cetak Sejarah Usai Menang Telak di Final Wimbledon 2025, Torehkan Sejumlah Rekor Spektakuler

Belajar dari Kekalahan di Roland Garros

Sinner tak menampik bahwa kekalahan di Roland Garros sempat menghantam mentalnya.

Namun, ia memilih untuk tetap jujur pada diri sendiri dan menjadikan kekalahan tersebut sebagai pelajaran berharga.

"Saya belajar banyak dari kekalahan itu. Saya tidak menyangkalnya, tapi saya jadikan motivasi," ucap petenis 22 tahun itu.

Pertemuan melawan Alcaraz di final Wimbledon juga menjadi ajang pembuktian sekaligus balas dendam manis setelah kalah lima set dari pemain Spanyol itu di Paris.

"Kami punya rivalitas yang nyata, dan saya cukup memahami permainannya," ujar Sinner.

Mental Baja dan Dukungan Pelatih

Pelatih Darren Cahill tak bisa menyembunyikan rasa bangganya terhadap anak asuhnya.

Ia menilai Sinner menunjukkan mental baja untuk bisa bangkit dalam waktu singkat dari kekalahan traumatis di Grand Slam sebelumnya.

"Tak mudah melupakan kekalahan seperti di Paris, tapi Jannik menunjukkan ketangguhan luar biasa. Fokusnya selama latihan di London benar-benar maksimal," tutur pelatih asal Australia tersebut. Bahkan, Cahill menyebut pekan latihan sebelum Wimbledon sebagai yang terbaik sepanjang karier mereka bersama.

Langkah Mantap Menuju Gelar

Sempat mendapat tantangan di babak keempat melawan Grigor Dimitrov yang cedera, Sinner tetap melaju dengan keyakinan tinggi.

"Memang ada faktor keberuntungan, tapi saya percaya dia tetap akan menang," tambah Cahill.

Sejak babak perempat final, performa Sinner kian solid. Ia hanya kehilangan satu set dari total 10 set yang dimainkan saat melawan Ben Shelton, Novak Djokovic, dan Carlos Alcaraz.

Hubungan Baik di Luar Lapangan

Meski intens bersaing di lapangan, hubungan antara Sinner dan Alcaraz tetap hangat.

"Kami berteman baik di luar pertandingan, dan itu yang membuat rivalitas kami jadi sehat," ujar Sinner.

Gelar juara Wimbledon ini tidak hanya mengukuhkan namanya sebagai petenis elite dunia, tetapi juga menunjukkan kematangannya secara mental.

"Hanya orang-orang terdekat yang benar-benar tahu perjuangan di balik kemenangan ini," kata Sinner penuh haru.

Dengan pencapaian gemilang ini, Jannik Sinner resmi menjadi petenis Italia pertama yang berhasil meraih trofi Wimbledon — prestasi bersejarah yang akan dikenang dalam dunia tenis Italia dan dunia.