Seperti Garuda, Newcastle Buat Lemparan Jauh dan Spesialis Baru

Newcastle United
Sumber :
  • BBC

VIVASoccerNick Woltemade langsung merasa betah di Newcastle United sejak kedatangannya dari Stuttgart bulan lalu.

Hugo Ekitike Bicara Soal Persaingan dengan Alexander Isak di Liverpool

Striker jangkung asal Jerman itu untuk pertama kalinya menyadari dirinya bukan pemain tertinggi di ruang ganti.

Dengan tinggi 198 cm, ia masih kalah tipis dari Dan Burn (201 cm) yang sudah lebih dulu menjadi bagian skuad.

Debut di West Ham, Nuno Espirito Puji Dukungan Suporter

Newcastle kini punya barisan pemain dengan postur menjulang seperti Malick Thiaw, Sven Botman, Joelinton, hingga William Osula.

Meski tidak selalu tampil bersamaan, kombinasi fisik tersebut seharusnya membuat Newcastle menjadi ancaman besar di situasi bola mati.

Antoine Semenyo Jadi Rebutan Klub Elite Premier League

Namun, Eddie Howe mengakui timnya masih kesulitan memaksimalkan peluang dari set-piece musim ini.

“Kami punya pemain, kami punya tinggi badan, dan kami punya kualitas umpan,” ujar Howe sebelum laga melawan Arsenal.

“Tapi ada sesuatu yang belum benar-benar klop, dan itu kesalahan saya. Saya yang bertanggung jawab penuh, dan kami akan bekerja untuk memperbaikinya.”

Masalah bola mati sejatinya bukan hal baru bagi Newcastle.

Musim lalu, mereka sempat melewati 50 tendangan sudut tanpa gol sebelum akhirnya menemukan ritme.

Puncaknya, gol Dan Burn di final Carabao Cup Maret lalu jadi bukti kerja keras staf pelatih dalam menyiapkan skema set-piece.

Asisten Jason Tindall dan analis Kieran Taylor berperan besar saat Newcastle mengemas 13 gol dari bola mati di Premier League musim lalu.

Meski begitu, Howe merasa timnya butuh spesialis tambahan untuk fokus mengasah detail situasi tersebut.

Kedatangan Martin Mark pada Juni 2025 dari klub Denmark Midtjylland dianggap sebagai langkah tepat.

Mark dikenal sebagai inovator set-piece setelah membawa Midtjylland mencetak 19 gol dari situasi bola mati musim lalu.

“Martin berdiri teguh dengan ide bahwa kami harus jadi yang terbaik di dunia dalam disiplin itu,” kata Kristian Bak, kepala olahraga Midtjylland.

“Dia punya rasa lapar, perhatian detail yang luar biasa, dan berhasil menyebarkan pentingnya bola mati ke seluruh organisasi.”

Hasilnya, Newcastle mulai menunjukkan perubahan gaya musim ini.

Jika musim lalu mereka hanya sekali melakukan lemparan jauh ke kotak penalti, kini sudah 13 kali dalam lima laga awal.

Tren itu sejalan dengan meningkatnya intensitas lemparan jauh di Premier League, yang rata-ratanya melonjak menjadi 3,4 per laga musim ini.

Bahkan pelatih timnas Inggris, Thomas Tuchel, sampai berkomentar: “Lemparan jauh sudah kembali.”

Liverpool pun merasakannya saat kalah dari Newcastle di St James’ Park bulan lalu.

Gol pertama The Magpies lahir dari skema lemparan jauh Tino Livramento yang kemudian diselesaikan Bruno Guimaraes.

Gol kedua juga datang dari bola mati, ketika tendangan bebas Nick Pope dimanfaatkan Burn dan dituntaskan William Osula.

Meski akhirnya kalah, laga itu jadi pengingat betapa berbahayanya Newcastle di situasi bola mati.

Namun, konsistensi masih jadi tantangan.

Opta mencatat Newcastle baru mencetak satu gol dari corner atau free-kick musim ini, dengan expected goals bola mati hanya 1,56.

Angka itu jauh di bawah Arsenal (3,55) yang jadi tim paling tajam dari situasi serupa.

Howe pun menegaskan timnya harus segera menemukan solusi.

“Rencananya memang menjadikan set-piece sebagai pembeda. Jika melawan Bournemouth kami bisa mencuri gol dari bola mati, itu akan jadi kemenangan sempurna. Tapi kami gagal,” ujarnya.

Arsenal yang jadi lawan berikutnya justru sangat klinis dari bola mati.

Setengah dari gol mereka musim ini lahir dari set-piece, termasuk penentu kemenangan di Old Trafford.

Meski begitu, Thomas Gronnemark, spesialis lemparan yang pernah bekerja dengan Mark di Midtjylland, yakin Newcastle akan menemukan momen klik.

“Martin sangat berbakat. Usianya memang muda, tapi itu tidak penting. Dia punya perspektif dan kualitas luar biasa. Newcastle beruntung memilikinya,” ucap Gronnemark