Mees Hilgers Dibekukan FC Twente, Asosiasi Pemain Belanda Sebut Aksi Perundungan

Mees Hilgers
Sumber :
  • Transfermarkt

VIVASoccer – Situasi bek Timnas Indonesia, Mees Hilgers, di klubnya FC Twente semakin memanas.

Sejarah Baru Menanti, Jika Indonesia Bisa Lolos Piala Dunia Pertama Kali

Sang pemain belum sekalipun diturunkan dalam tujuh pekan Eredivisie (Liga Belanda) musim ini.

Hal ini memicu keprihatinan serius, bahkan Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional Belanda (VVCS) kini ikut campur dan menyebut perlakuan klub terhadap Hilgers sebagai "perundungan" atau bullying.

Resmi! Legenda Barcelona, Sergio Busquets Umumkan Pensiun Akhir Musim MLS 2025

Persoalan ini bermula dari kegagalan transfer Hilgers di bursa transfer awal musim. Meski ada beberapa klub yang tertarik, tidak ada kesepakatan yang tercapai dengan Twente, membuat pemain berusia 24 tahun itu tetap berada di klub.

Namun, masalah tidak berhenti di situ. Hilgers dilaporkan menolak perpanjangan kontrak yang sejatinya akan berakhir pada Juni 2026.

Bukan Kualitas! PSSI Buka Suara Kenapa Hilgers Absen di Kualifikasi Piala Dunia

Sebagai respons, pihak manajemen Twente membekukan Hilgers dari skuad utama. Mereka diduga tidak ingin sang pemain pergi secara gratis di akhir musim.

Langkah ini menuai kecaman keras dari Direktur VVCS, Louis Everard.

"Terlihat bahwa klub menyalahgunakan posisinya yang dominan," kata Everard kepada Voetbal Primeur.

"Faktanya, pemain tidak bermain meskipun kontraknya tidak diperpanjang secara terbuka. Ini pada dasarnya adalah perundungan," tegasnya.

Everard menambahkan bahwa perlakuan semacam ini tidak sejalan dengan profesionalisme yang baik.

Posisinya di tim kini digantikan oleh bek muda berusia 19 tahun, Marvin Young, yang telah menjadi starter dalam enam pertandingan terakhir.

Everard juga menyinggung kasus serupa yang terjadi di Ajax Amsterdam musim lalu, di mana pemain yang gagal pindah dipaksa berlatih terpisah.

Kasus Mees Hilgers ini kembali membuka diskusi tentang perlakuan klub terhadap pemain yang tidak sejalan dengan kebijakan mereka.

VVCS mengkhawatirkan tren ini akan terus meningkat dan merusak hubungan profesional dalam sepak bola.*