Stan Collymore Nilai Debut Alexander Isak di Liverpool Solid
VIVASoccer - Alexander Isak resmi bergabung dengan Liverpool pada bursa transfer musim panas setelah ditebus dari Newcastle United dengan biaya fantastis, yakni £125 juta atau sekitar Rp2,77 triliun.
Striker asal Swedia tersebut akhirnya melakoni debutnya dalam laga Liga Champions kontra Atletico Madrid yang berakhir dengan kemenangan 3-2 bagi Liverpool.
Pada pertandingan itu, Isak dipercaya tampil sebagai starter dan bermain selama 60 menit. Meski belum mampu mencetak gol, ia beberapa kali menciptakan ancaman berbahaya ke gawang lawan.
Dalam kolomnya di CaughtOffside, Collymore menilai bahwa debut Isak cukup menjanjikan. Ia juga menyinggung pentingnya pelatih Arne Slot dalam mengelola persaingan internal skuad, khususnya dengan pemain anyar lain seperti Hugo Ekitike.
Collymore bahkan membandingkan situasi tersebut dengan pengalamannya ketika menjadi pemain termahal di Inggris saat bergabung dengan Liverpool, di mana ia harus bersaing dengan nama besar seperti Ian Rush dan Robbie Fowler.
Lebih lanjut, Collymore menyoroti aspek koneksi Isak dengan rekan-rekan setimnya.
Menurutnya, kombinasi Isak dengan Mohamed Salah masih belum maksimal, meski interaksinya dengan Florian Wirtz dan Cody Gakpo terlihat cukup menjanjikan.
Ia menilai Wirtz kerap berusaha mencari pergerakan Isak di lini depan, sehingga tercipta sejumlah peluang.
Dari sisi gaya bermain, Collymore menekankan pentingnya disiplin bagi Isak.
Ia menyarankan agar sang striker meniru pendekatan Erling Haaland saat pertama kali membela Manchester City, yakni fokus menembus kotak penalti, mencari ruang sempit, dan memanfaatkan peluang sekecil apapun menjadi gol.
Menurut Collymore, meski peran tersebut terlihat sederhana, efektivitasnya sangat penting untuk striker di level tertinggi.
Secara keseluruhan, Collymore memberikan nilai 8 dari 10 untuk debut Alexander Isak. Ia menilai penampilan sang penyerang solid, namun ada satu hal yang perlu diperbaiki, yaitu chemistry dengan Mohamed Salah.
Jika koneksi keduanya bisa berkembang dengan baik, Liverpool diyakini akan semakin mematikan baik dari segi serangan individu maupun kolektif. Namun, jika salah satu dari mereka bermain terlalu individual, hal itu bisa memicu masalah di lini depan The Reds
