Irak Dapat Wejangan Jelang Duel Sengit Lawan Indonesia
VIVASoccer – Legenda Irak, Safwan Abdul Ghani, memberikan peringatan keras kepada pelatih Graham Arnold agar tidak mengulangi kesalahan saat menghadapi Timnas Indonesia dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Irak dipastikan masuk Grup B bersama Indonesia dan Arab Saudi pada putaran keempat kualifikasi zona Asia.
Singa Mesopotamia akan melawan Indonesia pada 11 Oktober mendatang lalu menghadapi Arab Saudi pada 14 Oktober di Jeddah.
Kedua laga ini menjadi penentu bagi Irak yang menargetkan tiket lolos ke Piala Dunia 2026.
Sebagai persiapan, Irak memilih tampil di King’s Cup 2025 di Thailand agar bisa memahami gaya permainan Asia Tenggara yang dianggap mirip dengan Indonesia.
Irak sukses keluar sebagai juara usai mengalahkan Thailand 1-0 di final pada 7 September lalu.
Safwan Abdul Ghani menilai partisipasi itu sangat penting untuk mengasah pengalaman skuad asuhan Graham Arnold.
“Timnas Irak mendapatkan sejumlah keuntungan dari King’s Cup 2025 di Thailand karena mereka berhasil memainkan dua laga melawan tim-tim Asia yang gaya mainnya cukup mirip dengan Indonesia,” kata Safwan Abdul Ghani dikutip dari Winwin.
“Para pemain membutuhkan pengalaman seperti ini agar siap dan paham dengan apa yang menanti mereka di play-off Kualifikasi Piala Dunia yang sudah makin dekat,” lanjutnya.
Namun, ia juga menyoroti insiden kartu merah Mohanad Ali yang dianggap harus menjadi pelajaran berharga menjelang laga resmi.
Menurut Safwan, duel melawan Indonesia dan Arab Saudi tidak hanya soal hasil akhir, tetapi juga menyangkut gengsi antarnegara.
Karena itu ia berharap Arnold bisa memetik pelajaran dari King’s Cup 2025, terutama dalam menghadapi tekanan ketika bermain dengan sepuluh orang.
“Saya berharap pelatih Graham Arnold sudah mengambil manfaat dari turnamen ini. Setiap pengalaman selalu menghadirkan pelajaran. King’s Cup memberikan kesempatan bagi pelatih untuk menghadapi tekanan pertandingan terutama saat bermain dengan jumlah orang yang lebih sedikit,” ujar Safwan.
“Kita melihat Irak mendapatkan kartu merah melawan Thailand, yang jelas bukan sekadar laga persahabatan. Skenario seperti ini bisa terulang di play-off, karena pertandingannya akan penuh gengsi,” tegasnya.
Meski begitu, ia kurang puas dengan pendekatan Arnold yang dianggap terlalu berhati-hati dan defensif.
Safwan menilai Arnold harus berani melakukan variasi serangan agar Irak tampil lebih agresif.
“Sebagai pelatih dan analis sepak bola, kami berharap Arnold mencoba gaya bermain baru dengan variasi serangan dari sayap maupun menusuk dari tengah untuk membongkar pertahanan,” jelasnya.
“Namun, dia lebih condong pada pendekatan hati-hati dengan pertahanan meski Irak sempat menciptakan beberapa peluang. Ia memberikan peran defensif lebih banyak ketimbang menyerang kepada para pemainnya,” tambah Safwan.
Selain taktik, Safwan juga mengkritik pilihan pemain yang dipasang Arnold, khususnya di posisi bek kanan.
Menurutnya, Frans Putros yang bermain di Persib Bandung tidak lebih baik dibandingkan Sherko Karim atau Ibrahim Bayesh.
“Menurut pandangan pribadi saya, pelatih sebaiknya menempatkan Sherko Karim dan Ibrahim Bayesh sebagai bek kanan karena mereka lebih mampu memainkan peran itu dibandingkan bek Frans Putros,” ujar Safwan.
“Keduanya juga bisa menggantikan Mustafa Saadoun dan Hussein Ali yang sudah lama tidak berada dalam kondisi bugar penuh.”
Safwan lalu memberi peringatan langsung kepada Arnold agar tidak mengulangi kesalahan mantan pelatih Irak, Jesus Casas.
Casas sebelumnya dinilai terlalu sering memberi kesempatan kepada pemain yang gagal bersinar.
“Saya ingin memberikan dua nasihat kepada pelatih. Pertama, mengambil keputusan yang tepat terkait pemilihan pemain,” ucap Safwan.
“Kedua, tidak mengulangi gaya bermain dan kesalahan mantan pelatih Jesus Casas karena itu hanya akan membuang-buang waktu. Terutama jika kembali memanggil nama-nama yang sebelumnya gagal membuktikan diri untuk Timnas Irak.”
“Dia harus tetap tenang sebelum mengambil keputusan supaya nantinya tidak menyesal,” pungkasnya