Gagal Lolos Piala Asia U-23, Pelatih Timnas Soroti Minimnya Jam Terbang Pemain
- id.pinterest.com
VIVASoccer – Tim nasional U-23 Indonesia harus menelan pil pahit setelah gagal melaju ke putaran final Piala Asia U-23 2026.
Dalam laga penentu di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada Selasa, Garuda Muda takluk 0-1 dari Korea Selatan.
Kekalahan ini membuat Indonesia harus absen di turnamen akbar Asia untuk kedua kalinya berturut-turut.
Usai pertandingan, pelatih timnas U-23, Gerald Vanenburg, menyoroti satu masalah mendasar yang ia yakini menjadi penyebab kekalahan timnya: minimnya menit bermain para pemain di klub masing-masing.
"Ketika mereka kembali ke klub, memang perlu jam terbang untuk bermain agar ketika mereka menghadapi turnamen seperti ini, mereka siap," kata Vanenburg dalam konferensi pers.
Berbanding terbalik dengan Indonesia, Korea Selatan justru tampil superior di babak kualifikasi.
Tim asuhan Lee Min-sung ini menyapu bersih tiga pertandingan dengan kemenangan, mencetak 13 gol tanpa kebobolan sama sekali.
Lee Min-sung sendiri membenarkan bahwa kunci performa apik timnya adalah jam terbang tinggi para pemain di kompetisi domestik, K-League.
"Karena kalau kita lihat contoh di Korea, mereka juga punya kompetisi itu. Dan setiap minggu, mereka yang main hari ini pasti akan main setiap minggu dengan jam terbang tinggi. Jadi itu perlu," ujar Vanenburg, mencontohkan kesuksesan Korea Selatan.
Sementara itu, Lee Min-sung juga menambahkan bahwa pemahaman para pemain terhadap filosofi sepak bolanya juga menjadi faktor penting.
"Ya, sejujurnya kami memiliki waktu persiapan yang terbatas. Tapi pertama-tama, kami memanggil para pemain yang bermain di K-League. Kedua, mereka mengerti filosofi sepak bola yang saya inginkan," jelas Lee.
Kegagalan ini menjadi catatan penting bagi sepak bola Indonesia. Memastikan pemain mendapatkan menit bermain reguler di klub tampaknya menjadi PR besar agar tim nasional bisa lebih berprestasi di kancah internasional.*