Thomas Tuchel dan Timnas Inggris: 325 Hari, 4 Pertandingan, Nol Kepastian
“Ini melakukan dua hal. Pertama, membebaskan gelandang tengah kedua untuk naik ke depan, yang kadang diisi Morgan Rogers dan Curtis Jones. Kedua, memastikan area tengah di belakang bola ditempati bek berkualitas, memberi struktur dan kualitas pertahanan individual.”
Peran gelandang serang dan penyerang pun masih mirip era Southgate, yakni turun menjemput bola.
Hal itu membuka ruang di lini tengah yang bisa dieksploitasi lewat pergerakan pemain lain, termasuk full-back seperti Lewis-Skelly.
“Serangan Tuchel bersifat posisional, dengan pemain menempati zona tertentu di lapangan, tetapi ia mendorong adanya rotasi di antarazona, asalkan setiap zona tetap terisi,” lanjut Irfan.
“Marcus Rashford, Jude Bellingham, dan Lewis-Skelly telah berotasi dengan baik di tiga posisi mereka masing-masing untuk menyerang lebih berbahaya. Para winger terutama menjaga lebar permainan, karena Tuchel ingin pemain paling eksplosifnya memanfaatkan situasi itu, berbeda dengan pelatih lain yang lebih suka full-back bermain melebar.”
Hasilnya, sudah terlihat?
Sejauh ini, publik menilai pencapaian Tuchel masih abu-abu.
Jika dibandingkan dengan kualifikasi Piala Dunia 2022 era Southgate, statistiknya tidak jauh berbeda.
Namun ada sinyal positif dalam hal penguasaan bola, jumlah umpan, dan sentuhan di kotak penalti lawan.