Empat Kandidat Juara ASEAN Women’s Championship 2025, Siapa Paling Pantas Angkat Trofi?
- AFC
VIVASoccer – Tahap grup ASEAN Women’s Championship 2025 telah selesai dengan persaingan yang menegangkan.
Turnamen yang secara resmi bernama ASEAN MSIG Serenity Cup 2025 kini menyisakan empat tim terkuat.
Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Australia U-23 menjadi kandidat terakhir untuk merebut gelar ratu sepak bola Asia Tenggara.
Laga semifinal akan berlangsung pada Sabtu, dengan tuan rumah Vietnam menghadapi Australia U-23, sementara juara empat kali Thailand berhadapan dengan Myanmar.
Di titik ini, semua tim pasti merasa punya peluang untuk melangkah hingga final dan mengangkat trofi juara.
Berikut analisis mengapa setiap tim bisa meraih gelar, sekaligus faktor yang bisa menghalangi mereka menjadi juara.
Vietnam
Sebagai tim paling berpengalaman di turnamen, Vietnam terlihat sangat tangguh.
Mereka menjadi satu-satunya tim yang masih sempurna dengan tiga kemenangan dari tiga laga.
Meski membawa dua pemain tanpa caps internasional, Vietnam hadir di turnamen ini dengan rata-rata 48 caps per pemain.
Skuad ini termasuk sembilan pemain yang sudah tampil lebih dari 50 kali di level internasional, bahkan dua di antaranya sudah mencatat lebih dari 100 penampilan, yaitu Huỳnh Như dan Nguyễn Thị Tuyết Dung.
Như, Tuyết Dung, dan Phạm Hải Yến adalah tiga dari empat pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Vietnam, dengan total gabungan lebih dari 170 gol.
Kekuatan lini depan mereka sangat menonjol, ditambah pelatih veteran Mai Đức Chung yang sukses membawa Vietnam juara pada 2019 dan lolos ke Piala Dunia Wanita FIFA.
Kedalaman skuad juga memungkinkan Đức Chung melakukan rotasi tanpa menurunkan kualitas permainan, sehingga kebugaran pemain tetap terjaga.
Namun, beban ekspektasi tinggi dari publik bisa menjadi tantangan terbesar mereka.
Setelah sukses di ASEAN Championship dan ASEAN U-23 Championship, fans Vietnam hampir menuntut dominasi berlanjut di turnamen ini.
Kemampuan tim untuk mengatasi tekanan inilah yang akan menjadi penentu.
Thailand
Thailand adalah tim tersukses di ajang ini dengan empat gelar juara, sehingga sudah terbukti punya mental pemenang.
Meski begitu, skuad kali ini kehilangan banyak pemain senior dan lebih mengandalkan talenta muda.
Pemain 17 tahun Madison Casteen menjadi bintang baru dengan torehan tiga gol, menunjukkan kematangan di usia yang sangat muda.
Catatannya bahkan kalah dari Janista Jinantuya yang tampil tajam dari sisi kiri dengan empat gol di turnamen ini.
Hampir di semua lini, Thailand memiliki pemain muda berbakat yang mampu mengimbangi lawan berpengalaman, meski mungkin belum cukup matang untuk partai final.
Kekalahan tipis 0-1 dari Vietnam di laga terakhir grup menjadi pengingat akan level permainan yang harus mereka capai.
Skuad muda Thailand akan tampil tanpa rasa takut, namun ketahanan mental mereka di laga besar masih perlu pembuktian.
Myanmar
Myanmar telah memenuhi prediksi sebagai kuda hitam di turnamen ini.
Saat juara bertahan Filipina diprediksi menguasai Grup B, Myanmar justru tampil sebagai pemuncak klasemen.
Kemenangan krusial 2-1 atas Australia U-23 di laga pembuka menjadi awal perjalanan impresif mereka.
Kapten Win Theingi Tun menjadi top skor sementara dengan lima gol dan siap merepotkan pertahanan tim mana pun.
Kerapihan permainan Myanmar juga patut diapresiasi, hanya kebobolan satu gol di laga sulit melawan Australia dan Filipina.
Pertanyaan besarnya, apakah mereka memiliki kualitas merata di seluruh lini untuk menjadi juara.
Australia U-23
Kekalahan mengejutkan dari Myanmar di laga pembuka sempat membuat Australia U-23 diragukan.
Namun, mereka bangkit dengan mengalahkan Filipina yang menjadi kunci lolos ke semifinal.
Di laga terakhir, mereka mengakhiri fase grup dengan pesta gol 9-0 atas Timor-Leste.
Modal ini membuat Australia U-23 melangkah ke semifinal dengan penuh percaya diri.
Meski hanya tim kelompok umur, Australia dikenal sebagai kekuatan besar sepak bola dunia.
Generasi muda mereka tetap memiliki kualitas tinggi berkat kompetisi A-League Women yang jauh lebih maju dibanding liga wanita di kawasan Asia Tenggara.
Namun, sama seperti Thailand, faktor pengalaman menjadi tanda tanya terbesar mereka.
Laga melawan Vietnam di semifinal akan menjadi ujian sesungguhnya