Son Heung-min: Dari London ke Hollywood, Kisah Transfer Emosional Menuju MLS Termahal Sepanjang Sejarah

Son Heung-Min
Sumber :
  • Tottenham Hotspur

VIVA Soccer – Setelah satu dekade penuh dedikasi dan 173 gol yang mengukir namanya dalam sejarah Tottenham Hotspur, Son Heung-min resmi membuka lembaran baru—bukan di Eropa, bukan di Asia, melainkan di jantung sepak bola Amerika, Los Angeles FC

Tottenham Hotspur Optimis Lawan PSG di Piala Super Eropa 2025

Namun, seperti kisah epik lainnya, langkah megabintang asal Korea Selatan ini menuju MLS bukanlah cinta pada pandangan pertama.

Son, yang kini berusia 33 tahun, menyegel kepindahannya ke LAFC pada Rabu (6/8) waktu setempat dengan mahar lebih dari £20 juta, menjadikannya rekrutan termahal sepanjang sejarah Major League Soccer (MLS). 

Joao Palhinha Gabung Tottenham Hotspur dengan Opsi Pinjaman Hingga Akhir Musim 2025-2026

Tapi di balik transfer bersejarah ini, terselip cerita tentang keraguan, keyakinan, dan perubahan hati.

Dalam konferensi pers perkenalannya di Los Angeles, Son dengan jujur mengakui bahwa MLS bukanlah tujuan utamanya setelah pamit dari Spurs, klub yang telah menjadi rumah sekaligus panggung besarnya selama 10 musim. Namun satu sosok berhasil membelokkan arah takdirnya—John Thorrington, manajer umum LAFC.

Tottenham Hotspur Tertarik Rekrut Bintang Barcelona

“Sejujurnya, ini bukan pilihan pertama saya,” ujar Son dengan senyum tipis namun penuh makna. “Tapi John adalah orang pertama yang datang ketika musim berakhir, dan dia mengubah cara pandang saya—bahkan hati saya.”

Daya tarik Los Angeles—kombinasi antara proyek ambisius klub dan dukungan luar biasa dari diaspora Korea di Amerika—akhirnya menyegel komitmen dua tahun Son di City of Angels.

“Saya menyaksikan langsung atmosfer luar biasa dari suporter Korea di sini,” lanjutnya. “Saat itu saya berpikir, ‘Saya ingin berada di lapangan, saya ingin membalas dukungan ini.’ Saya datang ke sini bukan untuk sekadar hadir. Saya datang untuk menang, dan saya akan tampil habis-habisan.”

Dengan nada bercanda, ia sempat menyinggung perbedaan istilah antara "soccer" dan "football", lalu menegaskan:

“Tak peduli sebutannya, saya akan tunjukkan sepak bola yang menarik. Kami akan meraih sukses bersama.”

Namun kepindahan ini tidak datang tanpa luka. Son mengakui bahwa meninggalkan Spurs—terutama setelah membawa mereka menjuarai Liga Europa dan menjabat sebagai kapten dalam momen tersebut—meninggalkan kekosongan emosional yang dalam.

“Saya merasa kosong… Saya sudah memberikan segalanya. Tapi saya juga tahu, saya membutuhkan tantangan baru, petualangan baru. Saya mungkin sudah tidak muda, tapi kaki saya masih cepat, fisik saya masih kuat, dan kualitas saya tidak hilang.”

Kini, bab baru telah dimulai di Los Angeles. Dari stadion megah Tottenham ke lampu-lampu terang Hollywood, Son Heung-min siap menjadikan MLS sebagai panggung berikutnya—dengan ambisi yang tak kalah besar.