Dominasi Marc Marquez di Musim MotoGP 2025: Kilas Balik dan Kebangkitan Setelah Cedera
- id.pinterest.com
Viva Soccer –Dengan MotoGP memasuki masa jeda musim panas selama tiga pekan, tak ada satu pun pengamat atau penggemar yang berharap perebutan gelar juara dunia musim ini akan berlangsung hingga seri penutup di Valencia, November mendatang.
Pasalnya, Marc Marquez telah menunjukkan dominasi luar biasa sepanjang paruh pertama musim 2025.
Rider andalan tim pabrikan Ducati tersebut telah mengoleksi delapan kemenangan di balapan utama (grand prix), menyapu bersih 11 kemenangan sprint, dan mengungguli para rivalnya di delapan akhir pekan berbeda.
Hasil ini membawanya unggul 120 poin di puncak klasemen sementara, selisih yang tampak sangat sulit untuk dikejar.
Dominasi seperti ini belum pernah terjadi lagi sejak Marquez mencetak rekor spektakuler pada musim 2019 bersama Honda, ketika ia meraih gelar keenamnya dalam tujuh tahun.
Saat itu, Marquez memenangkan tujuh dari 12 seri pembuka dan memimpin dengan margin 78 poin atas Andrea Dovizioso dari Ducati.
Uniknya, pada musim 2019, Marquez sempat dikalahkan dalam tiga balapan krusial: oleh Dovizioso di Austria, Danilo Petrucci di Italia, dan Alex Rins di Inggris.
Namun tahun ini, ia hampir tak terbendung meskipun sempat menghadapi rintangan.
Jika hanya menghitung poin dari balapan utama tanpa sprint, torehan Marquez di musim 2025 hanya terpaut empat poin dari total yang ia kumpulkan pada periode yang sama di 2019.
Hal ini menjadi lebih mencengangkan karena ia sempat gagal finis di COTA, mengalami kecelakaan dan finis ke-12 di Jerez, serta hanya menempati podium ketiga di Silverstone.
Perlu dicatat, Marquez pada tahun 2019 hanya gagal finis satu kali. Namun, perbedaan paling signifikan antara dua periode tersebut bukanlah pada performa mesin, melainkan kondisi fisik sang pebalap.
Cedera parah yang dialaminya pada lengan kanan di Jerez lima tahun lalu telah memaksanya mengubah gaya membalap secara drastis.
Kini di usia 32 tahun, Marquez tampil dengan pendekatan yang lebih matang dan adaptif.
Comeback-nya di Sirkuit Brno, yang bertepatan lima tahun sejak awal penurunan performanya, menjadi simbol kebangkitan. Ia menjuarai sprint race meski mengalami gangguan tekanan ban, lalu mendominasi balapan utama sepanjang 21 lap pada hari Minggu.
"Saya bertaruh pada diri sendiri di akhir 2023," ungkap Marquez usai balapan di Grand Prix Ceko, saat ditanya soal insiden besar yang ia alami pada 2020.
"Saya memutuskan untuk menunggangi motor terbaik di grid dan mencari tahu apakah saya bisa kembali ke performa terbaik. Dan saya berhasil. Jadi, ya, saya sangat bahagia."
Marquez juga menambahkan bahwa lima tahun terakhir menjadi periode tersulit dalam kariernya. Namun di sisi lain, ia mengaku banyak belajar dan berkembang, baik secara pribadi maupun profesional.
"Sekarang saya menjadi pribadi yang lebih dewasa dan lebih tenang," tutupnya dengan penuh keyakinan.