Eks Manajer Sebut Marc Marquez Diambang Pensiun

Marc Marquez
Sumber :
  • Berbagai Sumber

VIVASoccer – Ada peluang besar Marc Marquez mengunci gelar juara dunia ke-9 di Sirkuit Motegi pada Minggu, sekaligus yang ke-7 di kelas MotoGP.

Pedrosa Angkat Bicara, Samakan Marquez dengan Stoner di MotoGP

Gelar MotoGP pertamanya datang pada 2013, di musim debut bersama Repsol Honda, saat skuad masih dipimpin Livio Suppo.

Suppo, manajer asal Turin yang pernah bekerja sama dengan Marquez, mengaku masih takjub meski sudah lama mengenalnya.

Misi Marc Marquez: Juara Dunia Kesembilan di Tengah Tekanan

"Saya tidak ragu dia cepat. Dia bisa mendominasi begitu banyak, bahkan tidak mendekati. Dia melakukannya karena berada dalam suasana hati yang membuatnya semakin tenang setiap kali menang, hingga menjadi tak terkalahkan," kata Suppo dikutip dari GPOne.

Menurutnya, meski sempat melakukan kesalahan di Austin dan Jerez pada awal musim, Marquez mampu kembali ke jalur kemenangan tanpa tergelincir lagi.

Di Ambang Gelar Juara, Marc Marquez Waspadai Manuver Alex di Motegi

"Saya pernah mengalaminya pada 2014, ketika dia memenangkan 10 balapan berturut-turut. Dia masuk ke dalam gelembung hasil positif," ujar Suppo.

Suppo juga mengenang momen pada 2015, ketika Marquez khawatir Yamaha lebih kuat di Mugello.

"Saya bilang kepadanya bahwa tahun sebelumnya dia menang di sana, dan dia menjawab benar. Bedanya, waktu itu dia datang dengan lima kemenangan beruntun."

Di musim ini, Suppo menilai keberuntungan juga berpihak pada Marquez, terutama setelah insiden Francesco Bagnaia dan cedera Jorge Martin.

"Kalau Marco Bezzecchi memulai musim dengan performa seperti sekarang, mungkin dominasi Marc tidak akan begitu kentara," katanya.

Ia menggambarkan bahwa empat tahun terakhir seperti "kucing tak ada, tikus bermain", dengan segala hormat pada para pembalap lain.

"Mungkin semua orang terkejut melihat Marc begitu kuat. Dia nyaman di motor, sementara lawan-lawannya kehilangan daya saing," ucap Suppo.

Menurutnya, Ducati kehilangan Martin dan Bastianini, ditambah perubahan susunan pembalap yang membuat kejuaraan hanya punya satu dominator.

"Kalau melihat empat tahun penuh cedera yang dia alami, sungguh luar biasa apa yang kini dia lakukan," tutur Suppo.

Suppo mengakui tanda-tanda kebangkitan Marquez sudah terlihat sejak musim 2024.

"Dia memang hanya menang tiga kali tahun lalu, tapi mencetak 392 poin. Itu jauh di atas saudaranya yang menempati posisi kedua dengan 173 poin. Ducati tahu dia sudah kuat sejak saat itu," jelas Suppo.

Meski begitu, Suppo menilai dominasi Marquez tahun ini bahkan mengejutkan sang pembalap sendiri.

Dibanding era emasnya di Honda, Suppo melihat Marquez kini tampil lebih matang.

"Dia lebih dewasa. Dulu dia terlalu ambisius hingga menyia-nyiakan dua gelar dunia pada 2015 dan 2020. Sekarang dia sadar dengan kekuatannya, bahkan sejak 2016 dia menang dengan motor yang bukan terbaik," kata Suppo.

Suppo menambahkan, "Saat dia merebut gelar ini, dia akan menjadi pembalap termuda sekaligus tertua yang pernah menjuarai MotoGP."

Namun, dominasi Marquez juga berdampak ke rekan setimnya.

"Orang bilang Ducati kehilangan daya saing, tapi bukan hanya itu alasannya. Susunan pembalap berubah, Bagnaia tak lagi sama, Martin dan Bastianini pergi, sementara Di Giannantonio dan Morbidelli juga belum konsisten," jelas Suppo.

Masa depan Marquez pun mulai dipertanyakan, termasuk soal pensiun.

"Ketika dia sadar ada yang lebih kuat darinya, dia akan berhenti. Marc balapan untuk menang. Kalau tidak menang, dia tidak menikmati," ujar Suppo.

Dia membandingkan dengan Valentino Rossi.

"Rossi bertahan lama karena suka berkompetisi. Marc berbeda, baginya hanya menang atau bosan."

Terkait spekulasi bahwa Marc dan Alex Marquez bisa satu tim di Ducati 2027, Suppo menilai itu sulit.

"Menjadi rekan setim Marc tidak pernah mudah. Bahkan Bagnaia pun saya yakin tidak akan bisa mengalahkan dia dengan motor yang sama," katanya.

Suppo menilai musim 2027 penuh tanda tanya, bukan hanya karena regulasi baru, tetapi juga kehadiran Pirelli sebagai pemasok ban.

"Kadang perbedaan rangka bisa membuat motor krisis meski bannya sama. Jadi masih sulit ditebak," katanya.

Ia pun menyebut kemungkinan besar akan ada pergeseran besar di jajaran pembalap pada musim tersebut.

Soal spekulasi Marquez pensiun di Jepang bersama Honda, Suppo tak bisa memberi kepastian.

"Itu akan sangat romantis, tapi tergantung performa Honda 850. Dia berutang banyak pada Honda, tapi Ducati juga sudah menghidupkan kembali kariernya," tutup Suppo