Frustrasi Tak Berujung, Bagnaia Mulai Kehilangan Harapan di MotoGP 2025
VIVASoccer – Francesco Bagnaia kembali diliputi rasa pesimis usai tampil di MotoGP Catalunya 2025. Meski berhasil melakukan comeback impresif dari posisi start ke-21 hingga finis ketujuh, pebalap Ducati Lenovo itu tetap enggan terlalu optimistis menatap seri San Marino pekan depan.
Balapan di Circuit de Barcelona-Catalunya, Minggu (7/9) malam WIB, awalnya tampak berjalan sulit bagi Bagnaia.
Murid Valentino Rossi itu harus memulai lomba dari grid ke-21 setelah hasil kualifikasi yang buruk.
Namun, dengan determinasi tinggi, Bagnaia berhasil merangsek ke posisi 12 hanya dalam satu putaran pertama.
Seiring jalannya balapan, Bagnaia mampu menjaga ritme dan terus memperbaiki posisinya.
Pada akhirnya, ia menutup lomba di urutan ketujuh dengan selisih 16 detik dari pemenang balapan, Alex Marquez.
Hasil ini menjadi capaian terbaik Bagnaia dalam tiga balapan utama terakhir, setelah sebelumnya hanya mampu finis P8 di Austria dan P9 di Hungaria.
Meski begitu, alih-alih puas, Bagnaia justru menahan diri untuk tidak larut dalam optimisme.
Francesco Bagnaia
- MotoGP
Ia khawatir performa di Catalunya hanya akan menjadi semacam "fatamorgana" dalam upayanya kembali bersaing di papan atas.
“Aku tidak ingin memberi diriku harapan palsu apapun lagi,” kata Bagnaia kepada Sky Italia.
“Pada akhirnya, aku merasa sangat percaya diri setelah Balaton dan merasa sangat nyaman, tapi justru jadi salah satu akhir pekan paling rumit yang pernah kujalani.” tutupnya
Komentar tersebut mencerminkan frustrasi Bagnaia yang sulit menemukan konsistensi sepanjang musim ini. Padahal, di musim lalu ia mampu tampil dominan di beberapa sirkuit termasuk Catalunya.
Kini, situasi berbeda karena motor GP25 miliknya belum sepenuhnya mampu menyaingi kecepatan rival, terutama Marc Marquez yang begitu dominan.
Dengan hasil di Catalunya, Bagnaia masih bertahan di posisi ketiga klasemen sementara dengan 237 poin, tertinggal jauh dari Marc Marquez (487 poin) dan Alex Marquez (305 poin).
Harapannya untuk mempertahankan gelar juara dunia pun semakin menipis, apalagi dominasi Marc begitu sulit dibendung.**