Rencana Mesin V8 di F1 2029 Batal, FIA Pilih Tunda Hingga 2031

Mohammed Ben Sulayem
Sumber :

VIVASoccer – Upaya Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, untuk mengubah regulasi mesin Formula 1 pada 2029 resmi kandas setelah mendapat penolakan dari para pabrikan.

Max Verstappen Tampil Dominan di Monza, Red Bull Juara F1 GP Italia 2025

Ben Sulayem sebelumnya mendorong wacana penggunaan mesin 2.4 liter V8 naturally aspirated dengan tambahan kecil teknologi hybrid. Gagasan ini muncul setelah rencana sebelumnya, yakni mesin V10, ditolak pada April lalu.

Padahal, F1 sudah menetapkan aturan mesin baru yang akan berlaku mulai 2026 hingga akhir 2030.

Monza Jadi Saksi, Verstappen Lampaui Mobil Terkencang dalam Sejarah F1

Aturan tersebut akan mempertahankan arsitektur mesin 1.6 liter V6 turbo hybrid, namun dengan porsi tenaga hybrid meningkat dari 20 persen menjadi 50 persen, serta penggunaan bahan bakar berkelanjutan.

Dilansir dari BBC, sejumlah sumber di F1 mengungkapkan bahwa Ben Sulayem membatalkan rapat penting yang dijadwalkan pekan depan setelah jelas tidak ada konsensus dengan para produsen mesin.

Pierre Gasly Setia Bersama Alpine Hingga Akhir 2028, Siap Kejar Gelar Juara Dunia F1

Sesuai kesepakatan tata kelola F1, perubahan regulasi hanya bisa terjadi jika mayoritas pabrikan menyetujuinya.

Meski tidak ada penolakan besar terhadap ide V8, perdebatan muncul mengenai besaran tenaga hybrid, penggunaan turbocharger, dan waktu implementasi. Situasi ini membuat perubahan regulasi mustahil tercapai.

Ini menjadi kegagalan kedua Ben Sulayem dalam enam bulan terakhir terkait rencana revisi aturan mesin.

Sebelumnya, pada rapat di GP Bahrain, usulan mesin V10 ditolak karena F1 menegaskan elektrifikasi dan bahan bakar berkelanjutan sebagai pilar masa depan kompetisi.

Kala itu, FIA menyatakan “komitmen penuh pada regulasi 2026,” dengan catatan pabrikan masih akan mendiskusikan arah jangka panjang mesin F1.

Meski mendapat sedikit dukungan untuk rencana V8 dengan porsi hybrid lebih kecil, Ben Sulayem tidak mampu mengamankan dukungan mayoritas. Seorang sumber menyebut ia bergerak “terlalu cepat” untuk bisa menyatukan semua pihak.

Beberapa produsen besar seperti Honda, Mercedes, Audi, hingga Ford telah menegaskan komitmen mereka terhadap mesin hybrid.

“Ford sangat berkomitmen pada elektrifikasi parsial demi performa,” kata CEO Ford, Jim Farley, dalam wawancara dengan BBC Sport.

Dengan kondisi ini, Ben Sulayem disebut baru akan mencoba lagi mendorong perubahan regulasi mesin setelah 2030.

Secara teori, FIA memiliki kewenangan penuh menentukan aturan baru mulai 2031, tetapi memaksakan penggunaan mesin naturally aspirated bisa memicu sejumlah pabrikan hengkang dari F1