Kenapa Amerika Tetap Sebut Soccer, Bukan Football? Ini Akar Masalahnya
- WTOP
VIVASoccer – Sepak bola dikenal sebagai olahraga paling populer di seluruh dunia, namun di Amerika Serikat, perdebatan soal namanya masih belum menemukan titik akhir.
Bukan soal taktik, skor, atau pemain, masyarakat Amerika justru masih berselisih pendapat tentang istilah, harusnya disebut football atau tetap soccer?
Hal ini kembali mencuat usai Presiden AS, Donald Trump, melontarkan candaan saat menghadiri final Piala Dunia Antarklub di New Jersey baru-baru ini.
Dalam wawancara santainya bersama DAZN, Trump sempat bergurau bahwa ia akan mengeluarkan dekrit presiden agar warga Amerika mulai menyebut sepak bola sebagai football.
"Saya rasa saya bisa melakukan itu," canda Trump disambut tawa.
Tentu saja itu hanya gurauan, tapi komentar tersebut menyentil isu lama yang masih menggelitik, mengapa Amerika tetap ngotot menggunakan istilah soccer, bukan football seperti negara lain?
Trump sendiri mengakui bahwa perubahan itu tidak akan semudah membalikkan telapak tangan.
"Mereka menyebutnya 'football', kami menyebutnya 'soccer'. Saya tidak yakin bisa diganti begitu saja," ungkapnya.
Faktor utama penolakan perubahan nama tentu adalah eksistensi American Football, olahraga besar dengan basis penggemar luar biasa di AS.
Dengan kultur olahraga yang sudah mapan, menyamakan istilah tentu menimbulkan kebingungan baru.
Meski begitu, sepak bola alias soccer di AS tengah menunjukkan perkembangan luar biasa dalam satu dekade terakhir.
Setelah sukses menjadi tuan rumah Copa America 2024 dan Piala Dunia Antarklub 2025, AS juga akan menggelar Piala Dunia 2026 bersama Kanada dan Meksiko.
Gelombang popularitas juga makin kuat berkat kehadiran Lionel Messi di Inter Miami, naiknya pamor Liga Inggris dan Liga Champions, hingga serial dokumenter "Welcome to Wrexham" milik dua aktor Hollywood, Ryan Reynolds dan Rob McElhenney.
Ironisnya, kata "soccer" yang kini identik dengan Amerika ternyata justru berasal dari Inggris.
English Heritage menyebut bahwa istilah soccer muncul sejak 1880-an, sebagai singkatan dari association football, digunakan oleh para pelajar di Harrow School untuk membedakan dari rugby football.
Profesor Stefan Szymanski dari University of Michigan bahkan menyatakan bahwa istilah soccer adalah ciptaan Inggris yang populer di akhir abad ke-19.
"Secara jelas, itu adalah kata dari Inggris," ujarnya dalam kuliah di American University of Beirut pada 2019.
Bahkan di Inggris sendiri, istilah soccer sempat jamak digunakan, termasuk dalam acara TV legendaris Soccer AM yang tayang sejak 1994 hingga 2023.
Ikon Inggris seperti Sir Bobby Charlton pernah menamai akademinya Bobby Charlton’s Soccer School, dan Sir Matt Busby menggunakan kata itu di judul bukunya "Soccer at the Top" pada 1974.
Jadi dulu, football dan soccer bukanlah perdebatan besar di tanah Inggris.
Namun saat ini, kata soccer justru menjadi kontroversial karena diasosiasikan dengan Amerika Serikat.
Menurut Szymanski, resistensi terhadap istilah tersebut bukan karena maknanya, melainkan karena siapa yang menggunakannya.
"Begitu kata itu diucapkan oleh orang Amerika, reaksi negatif pun muncul," jelasnya.
Melihat dominasi NFL di AS, Szymanski menilai wajar jika publik di sana menggunakan istilah alternatif untuk membedakan olahraga.
Uniknya, bukan cuma Amerika yang memakai istilah soccer.
Australia juga menggunakannya untuk membedakan dengan Australian Rules Football dan dua jenis rugby. Timnas mereka bahkan dikenal dengan julukan Socceroos.
Di Irlandia, Gaelic Football jauh lebih populer, namun asosiasi sepak bola mereka tetap menggunakan istilah soccer dalam percakapan sehari-hari.
Sementara di Kanada, meskipun berada dalam orbit sepak bola Amerika, federasi nasional mereka tetap memakai kata soccer dalam komunikasi domestik.
Secara praktis, Associated Press masih merekomendasikan penggunaan soccer untuk media-media di AS.
Tapi fakta di lapangan menunjukkan, hampir seluruh negara di dunia menyebutnya football.
Pertanyaannya, akankah Amerika suatu hari nanti mengikuti arus global dan mengganti sebutan?
Mungkin saja. Tapi dengan sejarah dan kultur olahraga yang sudah mendarah daging, sepertinya perdebatan ini masih jauh dari selesai
VIVASoccer – Sepak bola dikenal sebagai olahraga paling populer di seluruh dunia, namun di Amerika Serikat, perdebatan soal namanya masih belum menemukan titik akhir.
Bukan soal taktik, skor, atau pemain, masyarakat Amerika justru masih berselisih pendapat tentang istilah, harusnya disebut football atau tetap soccer?
Hal ini kembali mencuat usai Presiden AS, Donald Trump, melontarkan candaan saat menghadiri final Piala Dunia Antarklub di New Jersey baru-baru ini.
Dalam wawancara santainya bersama DAZN, Trump sempat bergurau bahwa ia akan mengeluarkan dekrit presiden agar warga Amerika mulai menyebut sepak bola sebagai football.
"Saya rasa saya bisa melakukan itu," canda Trump disambut tawa.
Tentu saja itu hanya gurauan, tapi komentar tersebut menyentil isu lama yang masih menggelitik, mengapa Amerika tetap ngotot menggunakan istilah soccer, bukan football seperti negara lain?
Trump sendiri mengakui bahwa perubahan itu tidak akan semudah membalikkan telapak tangan.
"Mereka menyebutnya 'football', kami menyebutnya 'soccer'. Saya tidak yakin bisa diganti begitu saja," ungkapnya.
Faktor utama penolakan perubahan nama tentu adalah eksistensi American Football, olahraga besar dengan basis penggemar luar biasa di AS.
Dengan kultur olahraga yang sudah mapan, menyamakan istilah tentu menimbulkan kebingungan baru.
Meski begitu, sepak bola alias soccer di AS tengah menunjukkan perkembangan luar biasa dalam satu dekade terakhir.
Setelah sukses menjadi tuan rumah Copa America 2024 dan Piala Dunia Antarklub 2025, AS juga akan menggelar Piala Dunia 2026 bersama Kanada dan Meksiko.
Gelombang popularitas juga makin kuat berkat kehadiran Lionel Messi di Inter Miami, naiknya pamor Liga Inggris dan Liga Champions, hingga serial dokumenter "Welcome to Wrexham" milik dua aktor Hollywood, Ryan Reynolds dan Rob McElhenney.
Ironisnya, kata "soccer" yang kini identik dengan Amerika ternyata justru berasal dari Inggris.
English Heritage menyebut bahwa istilah soccer muncul sejak 1880-an, sebagai singkatan dari association football, digunakan oleh para pelajar di Harrow School untuk membedakan dari rugby football.
Profesor Stefan Szymanski dari University of Michigan bahkan menyatakan bahwa istilah soccer adalah ciptaan Inggris yang populer di akhir abad ke-19.
"Secara jelas, itu adalah kata dari Inggris," ujarnya dalam kuliah di American University of Beirut pada 2019.
Bahkan di Inggris sendiri, istilah soccer sempat jamak digunakan, termasuk dalam acara TV legendaris Soccer AM yang tayang sejak 1994 hingga 2023.
Ikon Inggris seperti Sir Bobby Charlton pernah menamai akademinya Bobby Charlton’s Soccer School, dan Sir Matt Busby menggunakan kata itu di judul bukunya "Soccer at the Top" pada 1974.
Jadi dulu, football dan soccer bukanlah perdebatan besar di tanah Inggris.
Namun saat ini, kata soccer justru menjadi kontroversial karena diasosiasikan dengan Amerika Serikat.
Menurut Szymanski, resistensi terhadap istilah tersebut bukan karena maknanya, melainkan karena siapa yang menggunakannya.
"Begitu kata itu diucapkan oleh orang Amerika, reaksi negatif pun muncul," jelasnya.
Melihat dominasi NFL di AS, Szymanski menilai wajar jika publik di sana menggunakan istilah alternatif untuk membedakan olahraga.
Uniknya, bukan cuma Amerika yang memakai istilah soccer.
Australia juga menggunakannya untuk membedakan dengan Australian Rules Football dan dua jenis rugby. Timnas mereka bahkan dikenal dengan julukan Socceroos.
Di Irlandia, Gaelic Football jauh lebih populer, namun asosiasi sepak bola mereka tetap menggunakan istilah soccer dalam percakapan sehari-hari.
Sementara di Kanada, meskipun berada dalam orbit sepak bola Amerika, federasi nasional mereka tetap memakai kata soccer dalam komunikasi domestik.
Secara praktis, Associated Press masih merekomendasikan penggunaan soccer untuk media-media di AS.
Tapi fakta di lapangan menunjukkan, hampir seluruh negara di dunia menyebutnya football.
Pertanyaannya, akankah Amerika suatu hari nanti mengikuti arus global dan mengganti sebutan?
Mungkin saja. Tapi dengan sejarah dan kultur olahraga yang sudah mendarah daging, sepertinya perdebatan ini masih jauh dari selesai