Real Madrid Ganas di Tangan Xabi Alonso, 7 Kemenangan Beruntun Jadi Bukti Transisi Menakjubkan

Xabi Alonso
Sumber :

VIVASoccer – Setelah kegagalan di Piala Dunia Antarklub, Real Madrid asuhan pelatih baru Xabi Alonso menunjukkan respons luar biasa.

Mereka kini tengah menikmati periode tak terkalahkan yang menjanjikan, seolah membuktikan bahwa transisi kepelatihan berjalan mulus meski minim perubahan besar di bursa transfer.

Transisi Xabi Alonso di Real Madrid

Kekalahan telak empat gol tanpa balas dari Paris Saint-Germain (PSG) di semifinal Piala Dunia Antarklub 2025 ternyata menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Real Madrid.

Turnamen dengan format baru tersebut, yang sempat dijadikan ajang "uji coba" oleh staf kepelatihan baru di bawah komando Xabi Alonso, kini mulai membuahkan hasil positif.

Hasil di turnamen tersebut setidaknya memberikan gambaran awal bagi Alonso untuk memuluskan transisinya menggantikan Carlo Ancelotti pada musim 2025/2026.

Los Blancos baru saja mencatatkan kemenangan meyakinkan di pekan keenam Liga Spanyol.

Bertandang ke markas Levante di Ciutat de Valencia, Kylian Mbappe dan kawan-kawan sukses menggulung tuan rumah dengan skor 4-1.

Kemenangan ini semakin mempertegas dominasi Real Madrid di puncak klasemen sementara.

Mereka menyapu bersih enam pertandingan awal dengan kemenangan, mengumpulkan total 18 poin.

Torehan sempurna ini menempatkan El Real sejajar dengan raksasa Eropa lainnya, seperti Bayern Munich dan Liverpool, yang juga mencatatkan rekor kemenangan 100% di kompetisi liga domestik masing-masing.

Rentetan hasil gemilang ini—dengan tujuh kemenangan beruntun di semua kompetisi—menunjukkan bahwa era Xabi Alonso sangat menjanjikan.

Peran mantan pelatih Bayer Leverkusen ini terlihat menakjubkan, terutama karena ia datang saat Madrid baru saja melewati musim tanpa gelar. Masalah-masalah yang sempat menghambat tim kini perlahan teratasi.

Adaptasi Brilian Alonso dengan Skuad yang Ada

Kunci dari transisi mulus ini terletak pada cara Xabi Alonso beradaptasi. Pelatih asal Spanyol tersebut tidak melakukan perombakan skuad secara besar-besaran, memilih untuk mempertahankan inti tim lama, seperti Mbappe, Jude Bellingham, Vinicius Junior, Fede Valverde, dan Thibaut Courtois.

Manajemen Madrid juga cenderung irit dalam belanja pemain, hanya mendatangkan beberapa nama seperti Dean Huijsen, Franco Mastantuono, Alvaro Carreras, dan Trent Alexander-Arnold.

Bahkan, permintaan Alonso untuk mendatangkan gelandang pengatur tempo permainan tidak disanggupi oleh manajemen, yang menilai skuad saat ini sudah cukup kompetitif.

Kondisi ini justru menonjolkan kejeniusan taktis Alonso. Sesuai dengan portofolionya di Leverkusen, ia terbukti mampu memanfaatkan dan memaksimalkan sumber daya pemain yang sudah ada.

Di Madrid, peran sebagai pemain nomor delapan pengatur tempo justru dipercayakan kepada Arda Guler.

Pemain timnas Turki ini dengan cepat menjawab kepercayaan Alonso, membukukan dua gol dan dua assist hanya dari enam pertandingan Liga Spanyol.

Kejeniusan Alonso juga terlihat dari skema starting eleven yang selalu berbeda dalam tujuh pertandingan beruntun yang sudah dilakoni El Real, menunjukkan kedalaman skuad dan fleksibilitas taktik sang pelatih.

Melihat awal musim yang begitu impresif, masa depan Real Madrid di bawah Xabi Alonso terlihat sangat cerah.

Tujuh kemenangan beruntun ini tidak hanya mengokohkan posisi mereka di puncak klasemen, tetapi juga mengirim sinyal kuat kepada rival-rival di Eropa bahwa Los Blancos telah bangkit dan siap kembali bersaing memperebutkan gelar di semua kompetisi.*