Bocah Akademi Hampir Dijual Kini Jadi Penyelamat Chelsea

Tyrique George
Sumber :
  • BBC

VIVASoccerTyrique George sempat berada di ambang pintu keluar Chelsea pada bursa transfer musim panas lalu.

Fulham hampir merekrutnya dengan biaya 22 juta poundsterling, namun transfer batal di detik-detik akhir deadline day.

Kesempatan itu berubah jadi berkah ketika pemain akademi berusia 19 tahun mendapat kepercayaan tampil di Carabao Cup menghadapi Lincoln City.

George tampil gemilang dengan mencetak gol penyeimbang lewat tendangan setengah voli dan kemudian memberi assist bagi Facundo Buonanotte yang memastikan kemenangan 2-1 The Blues.

Penampilan itu menjadi jawaban atas keraguan publik, terutama karena ia dimainkan di posisi striker yang bukan peran aslinya.

Chelsea sempat terancam tersingkir setelah Rob Street membawa Lincoln unggul di babak pertama, namun George jadi pembeda di paruh kedua.

Enzo Maresca mengakui dirinya harus membakar semangat pemain di ruang ganti untuk menghindari kejutan di Sincil Bank.

"Kami tahu ini laga sulit karena mereka tim paling direct di League One, jadi kami harus siap bertahan menghadapi lemparan jauh, tendangan bebas, dan crossing," kata Maresca.

Pelatih Italia itu menegaskan George telah menunjukkan kualitas untuk bersaing di lini depan meski statusnya awalnya surplus dalam skuad.

Chelsea sendiri baru saja kehilangan Nicolas Jackson ke Bayern Munich dan memulangkan Marc Guiu dari Sunderland, namun Maresca tetap lebih mempercayai George untuk jadi pelapis Joao Pedro.

Kisah George makin menarik karena ia termasuk produk akademi yang tidak melewati jalur peminjaman, berbeda dengan mayoritas lulusan Cobham.

Sejak debut di Premier League musim lalu, George sudah mencetak gol bersejarah saat melawan Fulham yang menjadikannya pencetak gol termuda Chelsea sejak Callum Hudson-Odoi pada 2020.

Dedikasi George juga tidak lepas dari peran sang ayah dan pelatih pribadi David 'Guru' Sobers yang sejak kecil membentuknya jadi pemain tangguh.

Sobers bahkan rutin mengajaknya bermain melawan lawan yang lebih tua di Power League London untuk mengasah mental dan tekniknya.

"Saya suka cara dia memaksa dirinya sendiri. Ia sering dijatuhkan saat melawan pemain 18 tahun, tapi selalu bangkit lagi untuk merebut bola," ujar Sobers.

Kini, George berpeluang mengikuti jejak Levi Colwill, Trevoh Chalobah, hingga Reece James sebagai lulusan akademi yang menembus tim utama Chelsea

VIVASoccerTyrique George sempat berada di ambang pintu keluar Chelsea pada bursa transfer musim panas lalu.

Fulham hampir merekrutnya dengan biaya 22 juta poundsterling, namun transfer batal di detik-detik akhir deadline day.

Kesempatan itu berubah jadi berkah ketika pemain akademi berusia 19 tahun mendapat kepercayaan tampil di Carabao Cup menghadapi Lincoln City.

George tampil gemilang dengan mencetak gol penyeimbang lewat tendangan setengah voli dan kemudian memberi assist bagi Facundo Buonanotte yang memastikan kemenangan 2-1 The Blues.

Penampilan itu menjadi jawaban atas keraguan publik, terutama karena ia dimainkan di posisi striker yang bukan peran aslinya.

Chelsea sempat terancam tersingkir setelah Rob Street membawa Lincoln unggul di babak pertama, namun George jadi pembeda di paruh kedua.

Enzo Maresca mengakui dirinya harus membakar semangat pemain di ruang ganti untuk menghindari kejutan di Sincil Bank.

"Kami tahu ini laga sulit karena mereka tim paling direct di League One, jadi kami harus siap bertahan menghadapi lemparan jauh, tendangan bebas, dan crossing," kata Maresca.

Pelatih Italia itu menegaskan George telah menunjukkan kualitas untuk bersaing di lini depan meski statusnya awalnya surplus dalam skuad.

Chelsea sendiri baru saja kehilangan Nicolas Jackson ke Bayern Munich dan memulangkan Marc Guiu dari Sunderland, namun Maresca tetap lebih mempercayai George untuk jadi pelapis Joao Pedro.

Kisah George makin menarik karena ia termasuk produk akademi yang tidak melewati jalur peminjaman, berbeda dengan mayoritas lulusan Cobham.

Sejak debut di Premier League musim lalu, George sudah mencetak gol bersejarah saat melawan Fulham yang menjadikannya pencetak gol termuda Chelsea sejak Callum Hudson-Odoi pada 2020.

Dedikasi George juga tidak lepas dari peran sang ayah dan pelatih pribadi David 'Guru' Sobers yang sejak kecil membentuknya jadi pemain tangguh.

Sobers bahkan rutin mengajaknya bermain melawan lawan yang lebih tua di Power League London untuk mengasah mental dan tekniknya.

"Saya suka cara dia memaksa dirinya sendiri. Ia sering dijatuhkan saat melawan pemain 18 tahun, tapi selalu bangkit lagi untuk merebut bola," ujar Sobers.

Kini, George berpeluang mengikuti jejak Levi Colwill, Trevoh Chalobah, hingga Reece James sebagai lulusan akademi yang menembus tim utama Chelsea