Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia: 3 Masalah Nonteknis Mengancam

Timnas Indonesia
Sumber :
  • id.pinterest.com

VIVASoccer – Perjalanan Timnas Indonesia di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 akan segera dimulai.

Skuad Garuda dijadwalkan menghadapi Arab Saudi pada 9 Oktober 2025 di King Abdullah Sports City, Jeddah.

Namun, di tengah persiapan yang dipimpin oleh pelatih Patrick Kluivert, muncul sejumlah kendala nonteknis yang berpotensi mengganggu konsentrasi tim.

Tiga masalah besar telah teridentifikasi sebelum kick-off dimulai, seperti yang dirangkum oleh tvOnenews.com.

1. Kontroversi Jadwal yang Berhasil Dinegoisasi

Salah satu isu utama adalah jadwal pertandingan. PSSI sempat memprotes keputusan AFC yang menunjuk Arab Saudi sebagai tuan rumah dan menetapkan jadwal yang terlalu mepet bagi pemain diaspora.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa banyak pemain yang berkompetisi di Eropa baru akan tiba pada 6 Oktober. Dengan demikian, waktu pemulihan dan latihan sangat minim.

Beruntungnya, PSSI berhasil melobi AFC untuk memundurkan jadwal laga kedua melawan Irak.

Jika semula dijadwalkan pukul 18.00, kini pertandingan akan dimulai pukul 22.30 waktu setempat, memberikan waktu pemulihan yang lebih optimal bagi para pemain.

2. Pemilihan Wasit Menuai Sorotan

Isu lain yang tidak kalah penting adalah pemilihan wasit. PSSI sebelumnya telah meminta agar wasit dari kawasan Timur Tengah tidak ditunjuk untuk memimpin pertandingan demi menjaga netralitas.

Namun, permintaan tersebut tidak dipenuhi. Laga kontra Arab Saudi akan dipimpin oleh wasit asal Kuwait, Ahmed Al-Ali.

Selain itu, pertandingan kedua melawan Irak akan dipimpin oleh wasit asal Tiongkok, Ma Ning.

Nama Ma Ning menjadi sorotan karena kontroversinya di final Piala Asia 2023, di mana ia memberikan tiga penalti untuk Qatar.

3. Kuota Suporter yang Sangat Minim

Kendala ketiga datang dari luar lapangan, yaitu masalah kuota penonton. Erick Thohir menyampaikan bahwa alokasi tiket untuk pendukung Timnas Indonesia sangat terbatas, hanya 8% dari total kapasitas stadion.

Dengan kapasitas King Abdullah Sports City yang mencapai 62.354, hanya sekitar 4.988 suporter Indonesia yang bisa hadir.

Pembatasan ini sangat disayangkan mengingat banyaknya Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Arab Saudi.

Kehadiran suporter dalam jumlah besar seharusnya bisa memberikan dukungan moral yang signifikan bagi Marselino Ferdinan dkk.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan nonteknis ini, fokus utama kini tetap pada bagaimana Patrick Kluivert meracik strategi terbaik untuk memastikan Timnas Indonesia bisa meraih hasil maksimal dan membawa pulang poin penting dari Jeddah.

Laga ini tidak hanya menjadi pertaruhan taktik, tetapi juga mental para pemain dalam menghadapi tekanan dari dalam maupun luar lapangan.*