Fergie Time Sudah Usang, Saatnya Sambut Arne Time

Arne Slot
Sumber :
  • BBC

VIVASoccerLiverpool terus menjaga awal sempurna mereka di Premier League dengan cara yang mengingatkan pada era keemasan Sir Alex Ferguson.

Dulu ada istilah "Fergie Time" yang identik dengan gol-gol telat Manchester United, kini publik menyebutnya "Arne Time" untuk menggambarkan kebiasaan Liverpool mencetak gol penentu di detik akhir pertandingan.

Momen terbaru terjadi di Turf Moor ketika Burnley hampir mencatat poin pertama melawan juara bertahan, sebelum Mohamed Salah memastikan kemenangan lewat penalti pada menit-menit terakhir injury time.

Itu menjadi kemenangan keempat beruntun Liverpool di liga, semuanya didapat lewat gol telat yang muncul di 10 menit akhir pertandingan atau bahkan lebih.

Liverpool mencetak gol menit ke-88 dan menit ke-94 saat menang 4-2 atas Bournemouth, lalu Rio Ngumoha mencetak gol penentu di menit ke-100 melawan Newcastle.

Dominik Szoboszlai juga memastikan kemenangan atas Arsenal lewat tendangan bebas di menit ke-83, disusul eksekusi penalti Salah di Burnley.

Data Opta mencatat Liverpool sudah mencetak lebih banyak gol menit 90+ musim ini dibandingkan sepanjang musim lalu.

Mereka juga menjadi tim pertama dalam sejarah Premier League yang meraih empat kemenangan beruntun lewat gol penentu di 10 menit terakhir.

Catatan itu sekaligus memperpanjang rekor mencetak gol Liverpool menjadi 38 laga beruntun di kasta tertinggi.

Kini mereka berpeluang menyamai rekor Tottenham dengan 39 laga saat menjamu Everton di Anfield pekan depan, sementara rekor terpanjang masih dipegang Arsenal dengan 55 laga.

Fenomena ini tidak hanya memberi poin tambahan tetapi juga efek psikologis.

Lawan kini waswas setiap kali papan tambahan waktu naik, seolah menunggu hukuman telat dari Liverpool.

Arne Slot sebenarnya sudah mengingatkan hal ini sejak Januari lalu.

 

"Kami harus menunggu hingga fase akhir babak kedua dan pada akhirnya kami mendapat apa yang kami harapkan," ucap Slot.

Slot bahkan menyebut timnya kali ini tidak mendapatkan momen ajaib, melainkan sedikit keberuntungan.

Meski demikian, kenyataan bahwa Liverpool membutuhkan gol telat di empat laga awal justru menegaskan mereka belum mencapai performa terbaik.

Hal ini bisa menjadi kabar buruk bagi para pesaing, terutama dengan striker baru 125 juta pound, Alexander Isak, yang masih disimpan untuk laga Liga Champions melawan Atletico Madrid.

Perlawanan Burnley sebenarnya patut diapresiasi.

Scott Parker yang pernah dipecat usai kalah 0-9 dari Liverpool bersama Bournemouth, hampir menebus kegagalannya dengan pertahanan rapat dan kiper Martin Dubravka yang tampil gemilang.

Namun semua usaha itu sirna ketika "Arne Time" kembali hadir

VIVASoccerLiverpool terus menjaga awal sempurna mereka di Premier League dengan cara yang mengingatkan pada era keemasan Sir Alex Ferguson.

Dulu ada istilah "Fergie Time" yang identik dengan gol-gol telat Manchester United, kini publik menyebutnya "Arne Time" untuk menggambarkan kebiasaan Liverpool mencetak gol penentu di detik akhir pertandingan.

Momen terbaru terjadi di Turf Moor ketika Burnley hampir mencatat poin pertama melawan juara bertahan, sebelum Mohamed Salah memastikan kemenangan lewat penalti pada menit-menit terakhir injury time.

Itu menjadi kemenangan keempat beruntun Liverpool di liga, semuanya didapat lewat gol telat yang muncul di 10 menit akhir pertandingan atau bahkan lebih.

Liverpool mencetak gol menit ke-88 dan menit ke-94 saat menang 4-2 atas Bournemouth, lalu Rio Ngumoha mencetak gol penentu di menit ke-100 melawan Newcastle.

Dominik Szoboszlai juga memastikan kemenangan atas Arsenal lewat tendangan bebas di menit ke-83, disusul eksekusi penalti Salah di Burnley.

Data Opta mencatat Liverpool sudah mencetak lebih banyak gol menit 90+ musim ini dibandingkan sepanjang musim lalu.

Mereka juga menjadi tim pertama dalam sejarah Premier League yang meraih empat kemenangan beruntun lewat gol penentu di 10 menit terakhir.

Catatan itu sekaligus memperpanjang rekor mencetak gol Liverpool menjadi 38 laga beruntun di kasta tertinggi.

Kini mereka berpeluang menyamai rekor Tottenham dengan 39 laga saat menjamu Everton di Anfield pekan depan, sementara rekor terpanjang masih dipegang Arsenal dengan 55 laga.

Fenomena ini tidak hanya memberi poin tambahan tetapi juga efek psikologis.

Lawan kini waswas setiap kali papan tambahan waktu naik, seolah menunggu hukuman telat dari Liverpool.

Arne Slot sebenarnya sudah mengingatkan hal ini sejak Januari lalu.

 

"Kami harus menunggu hingga fase akhir babak kedua dan pada akhirnya kami mendapat apa yang kami harapkan," ucap Slot.

Slot bahkan menyebut timnya kali ini tidak mendapatkan momen ajaib, melainkan sedikit keberuntungan.

Meski demikian, kenyataan bahwa Liverpool membutuhkan gol telat di empat laga awal justru menegaskan mereka belum mencapai performa terbaik.

Hal ini bisa menjadi kabar buruk bagi para pesaing, terutama dengan striker baru 125 juta pound, Alexander Isak, yang masih disimpan untuk laga Liga Champions melawan Atletico Madrid.

Perlawanan Burnley sebenarnya patut diapresiasi.

Scott Parker yang pernah dipecat usai kalah 0-9 dari Liverpool bersama Bournemouth, hampir menebus kegagalannya dengan pertahanan rapat dan kiper Martin Dubravka yang tampil gemilang.

Namun semua usaha itu sirna ketika "Arne Time" kembali hadir