FIFA Sorot Taktik Unik Patrick Kluivert, Jalan Indonesia Menuju Piala Dunia 2026
- id.pinterest.com
VIVASoccer – Badan sepak bola dunia, FIFA, menyoroti perkembangan menarik dalam gaya bermain Tim Nasional Indonesia di bawah arahan pelatih baru, Patrick Kluivert.
Pelatih asal Belanda ini disebut tengah membentuk identitas baru bagi Garuda, dengan fokus pada filosofi penguasaan bola yang dinamis, sebagai persiapan krusial untuk menghadapi kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sejak ditunjuk menukangi Timnas, Kluivert sudah memimpin empat laga di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Eksperimen awalnya sempat membuahkan hasil pahit saat kalah telak 1-5 dari Australia.
Namun, kekalahan itu menjadi pelajaran berharga. Kluivert kemudian memilih kembali ke fondasi formasi 3-4-3 yang ditinggalkan oleh pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong, saat melawan China, Bahrain, dan Jepang.
Babak baru dimulai pada uji coba September lalu. Saat itu, Timnas berhasil menang besar 6-0 atas Taiwan dan bermain imbang 0-0 melawan Lebanon.
Di dua pertandingan inilah, sentuhan Kluivert mulai terasa. Ia perlahan mengubah skema permainan menjadi formasi 4-4-2.
Sentuhan Baru: 'Inverted Full-back' hingga 'False Nine'
Laporan FIFA menyebutkan bahwa eksperimen taktik Kluivert terlihat pada peran pemain yang semakin fleksibel.
Calvin Verdonk, misalnya, diubah menjadi inverted full-back layaknya taktik ala Pep Guardiola, sementara Nathan Tjoe-A-On mendapat peran baru sebagai gelandang perusak yang agresif.
Kejutan terbesar terjadi saat melawan Lebanon, di mana Marselino Ferdinan dimainkan sebagai false nine untuk menggantikan peran striker murni.
Langkah ini menunjukkan bahwa Kluivert tidak hanya mengganti formasi, tetapi benar-benar mengubah cara bermain tim.
Meskipun terlihat lebih dominan di lapangan, FIFA juga menyoroti efektivitas serangan yang masih menjadi pekerjaan rumah.
Saat melawan Lebanon, Timnas Indonesia berhasil menguasai bola hingga 81 persen, namun dari sembilan tembakan yang dilepaskan, tak ada satu pun yang tepat sasaran.
"Kontrol tanpa hasil konkret hanya angka di atas kertas," tulis FIFA, menekankan bahwa kreativitas dan ketajaman serangan perlu ditingkatkan.
Lini Pertahanan Semakin Solid
Selain fokus pada serangan, Kluivert juga memperkuat lini pertahanan. Kevin Diks, yang biasanya bermain sebagai bek kanan, kini berduet dengan Jay Idzes di posisi bek tengah.
Kombinasi ini disokong oleh pemain berpengalaman seperti Jordi Amat dan Justin Hubner, serta bakat lokal Rizky Ridho.
Komposisi ini, menurut FIFA, menciptakan keseimbangan ideal antara pengalaman Eropa dan semangat pemain lokal.
Tantangan sesungguhnya bagi Indonesia akan datang pada Oktober 2025, saat mereka harus menghadapi Arab Saudi dan Irak di kualifikasi.
Kedua tim tersebut memiliki peringkat FIFA lebih tinggi dan gaya bermain yang berbeda.
Konsistensi taktik, ketajaman lini depan, dan soliditas pertahanan Timnas akan diuji secara maksimal.
Optimisme Sang Pelatih
Di tengah semua perubahan ini, Patrick Kluivert tetap optimis.
"Para pemain beradaptasi sangat cepat dengan gaya baru ini," ujarnya.
"Mereka benar-benar memahami apa yang saya minta dan mengeksekusinya dengan fantastis. Itu hal terpenting bagi saya sebagai pelatih."
FIFA mengakhiri laporannya dengan menyatakan bahwa perjalanan Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026 memang masih panjang, namun fondasi identitas baru yang dibangun Kluivert bisa menjadi batu loncatan penting untuk membawa Garuda terbang lebih tinggi, baik di level Asia maupun panggung dunia.*