Ujian yang Dihadapi Gianluigi Donnarumma di Man City

Gianluigi Donnarumma
Sumber :
  • pinterest

VIVASoccerGianluigi Donnarumma resmi bergabung dengan Manchester City setelah meninggalkan Paris Saint-Germain (PSG).

Kiper timnas Italia itu menandatangani kontrak berdurasi lima tahun di Etihad Stadium, hanya dua jam setelah Ederson diumumkan pindah ke Fenerbahce.

Transfer ini menutup aktivitas belanja City di bursa musim panas.

Donnarumma menjadi rekrutan ketujuh Pep Guardiola, setelah sebelumnya sukses membawa PSG meraih treble domestik serta trofi Liga Champions bersejarah.

Steven McInerney, pundit Manchester City dari kanal Esteemed Kompany, menilai Donnarumma adalah kiper kelas dunia yang terlalu bagus untuk gagal.

Namun, ia mengingatkan bahwa ada tantangan besar menanti, terutama soal gaya bermain yang menuntut kiper ikut membangun serangan.

“Donnarumma adalah kiper luar biasa. Dia baru 26 tahun tapi sudah menorehkan begitu banyak prestasi, termasuk mematahkan hati publik Inggris di Euro 2020. Guardiola jelas menginginkannya sejak lama,” ujar McInerney.

Guardiola memang sudah lama mengagumi Donnarumma. Sejak masih remaja di AC Milan, ia disebut masuk radar pelatih asal Spanyol itu.

Kini, setelah hampir satu dekade, kesempatan bekerja sama akhirnya terwujud.

Meski begitu, kemampuan distribusi bola Donnarumma masih diragukan. Beberapa pendukung City khawatir ia tidak akan cocok dengan filosofi Guardiola.

McInerney menilai kekhawatiran itu wajar, namun percaya sang pelatih sudah menyiapkan solusi.

“Mungkin City akan bermain lebih langsung, mengandalkan Rodri atau Nico Gonzalez di lini tengah. Guardiola pasti sudah punya rencana,” tambahnya.

Dari sisi finansial, transfer ini terbilang efisien. City hanya mengeluarkan 25 juta Poundsterling, atau sekitar Rp509 miliar.

Setelah melepas Ederson ke Fenerbahce dengan harga 10 juta Poundsterling, biaya bersih yang dikeluarkan hanya sekitar 15 juta Poundsterling untuk mendatangkan salah satu kiper terbaik dunia.

Menurut McInerney, Donnarumma punya mentalitas juara dan terbiasa menghadapi tekanan besar.

Gelar Yashin Trophy, keberhasilan di Euro 2020, hingga treble bersama PSG menjadi bukti nyata kualitasnya.

“Jika saya jadi Donnarumma, saya tidak akan takut apa pun. Tekanan di City tidak akan membuatnya gentar,” ujarnya kepada Sports Mole.

Kedatangan Donnarumma juga disebut mendapat sambutan hangat di ruang ganti City.

Erling Haaland, misalnya, dikabarkan menyukai unggahan media sosial yang menghubungkan sang kiper dengan The Citizens.

Namun, persaingan di bawah mistar tetap terbuka. James Trafford, kiper muda lulusan akademi City, sempat dipercaya menjadi starter di tiga laga awal Liga Inggris musim ini.

Meski sempat melakukan blunder saat kalah dari Tottenham, banyak pihak masih menilai Trafford punya potensi besar.

Perbandingan dengan Ederson pun tak bisa dihindarkan.

“Ederson unik, kemampuannya memainkan bola seperti gelandang membuatnya spesial. Sulit mencari pengganti yang serupa,” kata McInerney.

Karena itu, Guardiola diyakini akan lebih menekankan kekuatan Donnarumma sebagai shot-stopper ketimbang memaksanya meniru gaya distribusi bola Ederson.

Kehadirannya di lini belakang juga dinilai memberi rasa aman tambahan bagi bek-bek baru City seperti Rayan Ait-Nouri dan Abdukodir Khusanov.

Kini, yang jadi pertanyaan adalah apakah Donnarumma langsung debut di Liga Inggris pasca jeda internasional, atau Guardiola tetap memberi kesempatan bagi Trafford.

Jika diturunkan, laga panas kontra Manchester United pada 14 September bisa jadi ujian perdana yang langsung menguji mental dan kualitasnya.

Apapun skenarionya, Guardiola melihat Donnarumma sebagai investasi jangka panjang.

“Donnarumma terlalu berbakat untuk gagal. Cepat atau lambat, dia akan menjadi aset besar untuk City,” tutup McInerney.

Dengan segala pro dan kontra, satu hal pasti: Manchester City kini memiliki kiper berkelas dunia dengan pengalaman dan mental juara.

Apakah Donnarumma bisa segera menjawab keraguan, hanya waktu yang akan membuktikannya

VIVASoccerGianluigi Donnarumma resmi bergabung dengan Manchester City setelah meninggalkan Paris Saint-Germain (PSG).

Kiper timnas Italia itu menandatangani kontrak berdurasi lima tahun di Etihad Stadium, hanya dua jam setelah Ederson diumumkan pindah ke Fenerbahce.

Transfer ini menutup aktivitas belanja City di bursa musim panas.

Donnarumma menjadi rekrutan ketujuh Pep Guardiola, setelah sebelumnya sukses membawa PSG meraih treble domestik serta trofi Liga Champions bersejarah.

Steven McInerney, pundit Manchester City dari kanal Esteemed Kompany, menilai Donnarumma adalah kiper kelas dunia yang terlalu bagus untuk gagal.

Namun, ia mengingatkan bahwa ada tantangan besar menanti, terutama soal gaya bermain yang menuntut kiper ikut membangun serangan.

“Donnarumma adalah kiper luar biasa. Dia baru 26 tahun tapi sudah menorehkan begitu banyak prestasi, termasuk mematahkan hati publik Inggris di Euro 2020. Guardiola jelas menginginkannya sejak lama,” ujar McInerney.

Guardiola memang sudah lama mengagumi Donnarumma. Sejak masih remaja di AC Milan, ia disebut masuk radar pelatih asal Spanyol itu.

Kini, setelah hampir satu dekade, kesempatan bekerja sama akhirnya terwujud.

Meski begitu, kemampuan distribusi bola Donnarumma masih diragukan. Beberapa pendukung City khawatir ia tidak akan cocok dengan filosofi Guardiola.

McInerney menilai kekhawatiran itu wajar, namun percaya sang pelatih sudah menyiapkan solusi.

“Mungkin City akan bermain lebih langsung, mengandalkan Rodri atau Nico Gonzalez di lini tengah. Guardiola pasti sudah punya rencana,” tambahnya.

Dari sisi finansial, transfer ini terbilang efisien. City hanya mengeluarkan 25 juta Poundsterling, atau sekitar Rp509 miliar.

Setelah melepas Ederson ke Fenerbahce dengan harga 10 juta Poundsterling, biaya bersih yang dikeluarkan hanya sekitar 15 juta Poundsterling untuk mendatangkan salah satu kiper terbaik dunia.

Menurut McInerney, Donnarumma punya mentalitas juara dan terbiasa menghadapi tekanan besar.

Gelar Yashin Trophy, keberhasilan di Euro 2020, hingga treble bersama PSG menjadi bukti nyata kualitasnya.

“Jika saya jadi Donnarumma, saya tidak akan takut apa pun. Tekanan di City tidak akan membuatnya gentar,” ujarnya kepada Sports Mole.

Kedatangan Donnarumma juga disebut mendapat sambutan hangat di ruang ganti City.

Erling Haaland, misalnya, dikabarkan menyukai unggahan media sosial yang menghubungkan sang kiper dengan The Citizens.

Namun, persaingan di bawah mistar tetap terbuka. James Trafford, kiper muda lulusan akademi City, sempat dipercaya menjadi starter di tiga laga awal Liga Inggris musim ini.

Meski sempat melakukan blunder saat kalah dari Tottenham, banyak pihak masih menilai Trafford punya potensi besar.

Perbandingan dengan Ederson pun tak bisa dihindarkan.

“Ederson unik, kemampuannya memainkan bola seperti gelandang membuatnya spesial. Sulit mencari pengganti yang serupa,” kata McInerney.

Karena itu, Guardiola diyakini akan lebih menekankan kekuatan Donnarumma sebagai shot-stopper ketimbang memaksanya meniru gaya distribusi bola Ederson.

Kehadirannya di lini belakang juga dinilai memberi rasa aman tambahan bagi bek-bek baru City seperti Rayan Ait-Nouri dan Abdukodir Khusanov.

Kini, yang jadi pertanyaan adalah apakah Donnarumma langsung debut di Liga Inggris pasca jeda internasional, atau Guardiola tetap memberi kesempatan bagi Trafford.

Jika diturunkan, laga panas kontra Manchester United pada 14 September bisa jadi ujian perdana yang langsung menguji mental dan kualitasnya.

Apapun skenarionya, Guardiola melihat Donnarumma sebagai investasi jangka panjang.

“Donnarumma terlalu berbakat untuk gagal. Cepat atau lambat, dia akan menjadi aset besar untuk City,” tutup McInerney.

Dengan segala pro dan kontra, satu hal pasti: Manchester City kini memiliki kiper berkelas dunia dengan pengalaman dan mental juara.

Apakah Donnarumma bisa segera menjawab keraguan, hanya waktu yang akan membuktikannya