Thomas Frank dan Tantangan Membangkitkan Tottenham di Premier League
- Daily Express
VIVASoccer – Manajer baru Tottenham Hotspur, Thomas Frank, memulai konferensi pers di Hotspur Way dengan mengomentari cuaca cerah sebelum menjawab pertanyaan soal kesiapan tim menghadapi musim Premier League.
“Itu pertanyaan bagus,” ucap Frank.
“Proses ini akan terus berjalan sepanjang musim. Kami sudah lima pekan berlatih, hasilnya sejauh ini positif.”
Lima pekan itu meliputi laga uji coba melawan Reading, Wycombe, dan Luton, sebelum tur pramusim ke Hong Kong dan Korea Selatan, di mana Spurs mengalahkan Arsenal dan bermain imbang dengan Newcastle United.
Debut kompetitif Frank terjadi di Piala Super UEFA, melawan juara Liga Champions Paris Saint-Germain.
Tottenham unggul 2-0 hingga menit ke-85, namun kebobolan dua gol cepat dan kalah 4-3 lewat adu penalti. Lawan berikutnya: Burnley yang baru promosi.
Frank puas dengan performa tim di laga tersebut, terutama di aspek bertahan. Ia menilai sisi ofensif masih perlu ditingkatkan, namun optimistis progres akan terlihat dalam beberapa pekan ke depan.
Proses Rekrutmen dan Kesan Awal
Tottenham memutuskan berpisah dengan Ange Postecoglou meski sang pelatih membawa klub juara Liga Europa, lantaran 22 kekalahan liga dan finis di peringkat 17.
Pencarian pengganti dilakukan dengan analisis data terhadap lebih dari 30 pelatih.
Frank, yang sukses membawa Brentford promosi dan bertahan di Premier League, menjadi pilihan bulat.
Begitu tiba, ia mengumpulkan seluruh staf di Hotspur Way untuk menekankan pentingnya kebersamaan.
Frank juga lebih terlibat langsung di sesi latihan dibanding pendahulunya.
Warisan Sulit dan Perubahan di Skuad
Frank mewarisi ruang ganti yang masih terikat emosional dengan Postecoglou.
Kepergian Son Heung-Min ke LAFC menjadi ujian awal. Son berpamitan di Seoul, tampil terakhir di hadapan fans Korea Selatan.
Cristian Romero kemudian dipilih sebagai kapten baru, langkah yang dinilai cerdas untuk mempertahankan sang bek dari incaran Atlético Madrid.
Cedera Dejan Kulusevski dan James Maddison membuat lini kreatif Tottenham semakin terbatas, memaksa klub aktif di bursa transfer.
Pergerakan Transfer dan Hambatan
Tottenham mendatangkan Mohammed Kudus (£55 juta) dari West Ham dan meminjam João Palhinha.
Namun, kegagalan menggaet Morgan Gibbs-White dari Nottingham Forest menjadi sumber frustrasi fans.
Spurs juga memantau Eberechi Eze (Crystal Palace) dan Savinho (Manchester City), tapi waktu semakin mepet menuju deadline.
Perubahan Pendekatan dan Taktik
Frank mengubah manajemen beban latihan dan gaya main agar tak terlalu menguras fisik seperti era Postecoglou.
Ia mendatangkan Andreas Georgson sebagai pelatih set-piece, yang langsung memberi dampak.
Berbeda dengan filosofi menyerang total pendahulunya, Frank lebih fleksibel: bisa membangun serangan dari belakang atau bermain langsung.
Ia sudah mencoba formasi bek empat dan sistem wing-back, sambil meningkatkan organisasi pertahanan dan pressing
VIVASoccer – Manajer baru Tottenham Hotspur, Thomas Frank, memulai konferensi pers di Hotspur Way dengan mengomentari cuaca cerah sebelum menjawab pertanyaan soal kesiapan tim menghadapi musim Premier League.
“Itu pertanyaan bagus,” ucap Frank.
“Proses ini akan terus berjalan sepanjang musim. Kami sudah lima pekan berlatih, hasilnya sejauh ini positif.”
Lima pekan itu meliputi laga uji coba melawan Reading, Wycombe, dan Luton, sebelum tur pramusim ke Hong Kong dan Korea Selatan, di mana Spurs mengalahkan Arsenal dan bermain imbang dengan Newcastle United.
Debut kompetitif Frank terjadi di Piala Super UEFA, melawan juara Liga Champions Paris Saint-Germain.
Tottenham unggul 2-0 hingga menit ke-85, namun kebobolan dua gol cepat dan kalah 4-3 lewat adu penalti. Lawan berikutnya: Burnley yang baru promosi.
Frank puas dengan performa tim di laga tersebut, terutama di aspek bertahan. Ia menilai sisi ofensif masih perlu ditingkatkan, namun optimistis progres akan terlihat dalam beberapa pekan ke depan.
Proses Rekrutmen dan Kesan Awal
Tottenham memutuskan berpisah dengan Ange Postecoglou meski sang pelatih membawa klub juara Liga Europa, lantaran 22 kekalahan liga dan finis di peringkat 17.
Pencarian pengganti dilakukan dengan analisis data terhadap lebih dari 30 pelatih.
Frank, yang sukses membawa Brentford promosi dan bertahan di Premier League, menjadi pilihan bulat.
Begitu tiba, ia mengumpulkan seluruh staf di Hotspur Way untuk menekankan pentingnya kebersamaan.
Frank juga lebih terlibat langsung di sesi latihan dibanding pendahulunya.
Warisan Sulit dan Perubahan di Skuad
Frank mewarisi ruang ganti yang masih terikat emosional dengan Postecoglou.
Kepergian Son Heung-Min ke LAFC menjadi ujian awal. Son berpamitan di Seoul, tampil terakhir di hadapan fans Korea Selatan.
Cristian Romero kemudian dipilih sebagai kapten baru, langkah yang dinilai cerdas untuk mempertahankan sang bek dari incaran Atlético Madrid.
Cedera Dejan Kulusevski dan James Maddison membuat lini kreatif Tottenham semakin terbatas, memaksa klub aktif di bursa transfer.
Pergerakan Transfer dan Hambatan
Tottenham mendatangkan Mohammed Kudus (£55 juta) dari West Ham dan meminjam João Palhinha.
Namun, kegagalan menggaet Morgan Gibbs-White dari Nottingham Forest menjadi sumber frustrasi fans.
Spurs juga memantau Eberechi Eze (Crystal Palace) dan Savinho (Manchester City), tapi waktu semakin mepet menuju deadline.
Perubahan Pendekatan dan Taktik
Frank mengubah manajemen beban latihan dan gaya main agar tak terlalu menguras fisik seperti era Postecoglou.
Ia mendatangkan Andreas Georgson sebagai pelatih set-piece, yang langsung memberi dampak.
Berbeda dengan filosofi menyerang total pendahulunya, Frank lebih fleksibel: bisa membangun serangan dari belakang atau bermain langsung.
Ia sudah mencoba formasi bek empat dan sistem wing-back, sambil meningkatkan organisasi pertahanan dan pressing