Tiga Tim yang Diprediksi Kewalahan di BRI Super League Musim Ini

BRI Super League
Sumber :
  • Instagram

VIVASoccer – Musim baru BRI Super League 2025/2026 akan segera dimulai, mempertemukan 18 tim dalam persaingan panjang selama 34 pekan kompetisi.

Laga pembuka musim ini mempertemukan Persebaya Surabaya menghadapi PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora Bung Tomo, Jumat (8/8/2025).

Meski banyak tim unggulan seperti Persib Bandung, Bali United, Dewa United, Persija Jakarta, dan Persebaya diprediksi meramaikan persaingan papan atas, tak sedikit pula yang diragukan mampu bertahan menghadapi ketatnya kompetisi.

Setidaknya ada tiga tim yang diprediksi akan mengalami kesulitan besar, yaitu PSBS Biak, Semen Padang, dan Persijap Jepara.

PSBS Biak: Musafir Jauh dari Rumah dan Ditinggal Pilar Penting

PSBS Biak tengah menghadapi masa-masa sulit, dimulai dari konflik internal yang memuncak pada pengunduran diri Presiden Direktur Eveline Sanita pada Mei 2025 lalu.

Eveline menyebut adanya kegaduhan dalam tubuh manajemen klub sebagai alasan mundur usai Liga 1 musim lalu berakhir.

Tak hanya itu, pemegang saham utama Owen Rahardian juga melepaskan kepemilikan klub dan mengembalikannya kepada masyarakat Biak yang diwakili Bupati setempat.

Imbas dari krisis internal, PSBS kini harus hijrah dari Papua ke Kabupaten Sleman, DIY, untuk menjadikan wilayah itu sebagai markas sementara di BRI Super League musim ini.

Bermain jauh dari kampung halaman membuat PSBS diperkirakan kehilangan dukungan langsung dari suporter fanatiknya.

Tugas berat kini berada di tangan pelatih Divaldo Alves, terlebih tanpa kehadiran pemain senior seperti Fabiano Beltrame dan Beto Goncalves yang tak lagi memperkuat tim.

Alexsandro Ferreira, penyerang tajam andalan musim lalu, juga sudah hengkang, meninggalkan lubang besar di lini depan Bongkar Napi.

Semen Padang: Belum Stabil dan Skuat Terlalu Gemuk

Semen Padang selamat dari degradasi musim lalu berkat kemenangan dramatis atas Arema di pekan terakhir, namun performa mereka masih jauh dari kata stabil.

Jika tidak melakukan evaluasi serius, tim asal Sumatera Barat ini berpotensi kembali menjadi korban tim-tim kuat di liga.

Skuad mereka terbilang sangat besar, dengan 39 pemain tercatat akan tampil di musim ini.

Berdasarkan data dari Transfermarkt, Semen Padang menggunakan kuota penuh pemain asing dengan total 11 pemain non-lokal.

Beberapa nama yang dipertahankan antara lain Kenneth Ngwoke, Cornelius Stewart, Bruno Gomes, Arthur Augusto, Alhassan Wakaso, dan Filipe Chaby.

Sementara itu, rekrutan baru termasuk Rui Rampa Angelo Meneses dan Pedro Matos, disertai sejumlah pemain asing yang masih cedera seperti Tin Martic, Marco Baixinho, dan Ronaldo Kwateh.

Di balik gemuknya komposisi, aroma Portugal begitu kental terasa dari pelatih Eduardo Almeida hingga jajaran pemain asing yang mereka miliki.

Persijap Jepara: Minim Pengalaman di Level Tertinggi

Kembali ke kasta tertinggi setelah 11 tahun, Persijap Jepara membawa semangat baru namun menghadapi tantangan besar di BRI Super League.

Sebagai tim promosi, manajemen menunjuk Mario Lemos sebagai pelatih kepala, meski namanya belum terlalu dikenal di kancah sepak bola nasional.

Lemos sebelumnya lebih banyak berkarier di luar negeri, termasuk di akademi Manchester United dan sejumlah klub Asia seperti Muangthong United dan Mumbai City.

Dari sisi komposisi pemain, Laskar Kalinyamat belum memiliki sosok bintang yang benar-benar menonjol.

Mereka masih mengandalkan penyerang musim lalu, Rosalvo Junior, serta tambahan tenaga seperti Douglas Cruz, Alexis Nahuel Gomez, dan Sudi Abdillah.

Kekuatan utama Persijap justru berasal dari dukungan suporternya yang sangat loyal, terutama saat bermain di Stadion Gelora Bumi Kartini.

Namun tanpa peningkatan kualitas tim secara signifikan, Persijap berisiko hanya menjadi penggembira dalam persaingan elite liga Indonesia

VIVASoccer – Musim baru BRI Super League 2025/2026 akan segera dimulai, mempertemukan 18 tim dalam persaingan panjang selama 34 pekan kompetisi.

Laga pembuka musim ini mempertemukan Persebaya Surabaya menghadapi PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora Bung Tomo, Jumat (8/8/2025).

Meski banyak tim unggulan seperti Persib Bandung, Bali United, Dewa United, Persija Jakarta, dan Persebaya diprediksi meramaikan persaingan papan atas, tak sedikit pula yang diragukan mampu bertahan menghadapi ketatnya kompetisi.

Setidaknya ada tiga tim yang diprediksi akan mengalami kesulitan besar, yaitu PSBS Biak, Semen Padang, dan Persijap Jepara.

PSBS Biak: Musafir Jauh dari Rumah dan Ditinggal Pilar Penting

PSBS Biak tengah menghadapi masa-masa sulit, dimulai dari konflik internal yang memuncak pada pengunduran diri Presiden Direktur Eveline Sanita pada Mei 2025 lalu.

Eveline menyebut adanya kegaduhan dalam tubuh manajemen klub sebagai alasan mundur usai Liga 1 musim lalu berakhir.

Tak hanya itu, pemegang saham utama Owen Rahardian juga melepaskan kepemilikan klub dan mengembalikannya kepada masyarakat Biak yang diwakili Bupati setempat.

Imbas dari krisis internal, PSBS kini harus hijrah dari Papua ke Kabupaten Sleman, DIY, untuk menjadikan wilayah itu sebagai markas sementara di BRI Super League musim ini.

Bermain jauh dari kampung halaman membuat PSBS diperkirakan kehilangan dukungan langsung dari suporter fanatiknya.

Tugas berat kini berada di tangan pelatih Divaldo Alves, terlebih tanpa kehadiran pemain senior seperti Fabiano Beltrame dan Beto Goncalves yang tak lagi memperkuat tim.

Alexsandro Ferreira, penyerang tajam andalan musim lalu, juga sudah hengkang, meninggalkan lubang besar di lini depan Bongkar Napi.

Semen Padang: Belum Stabil dan Skuat Terlalu Gemuk

Semen Padang selamat dari degradasi musim lalu berkat kemenangan dramatis atas Arema di pekan terakhir, namun performa mereka masih jauh dari kata stabil.

Jika tidak melakukan evaluasi serius, tim asal Sumatera Barat ini berpotensi kembali menjadi korban tim-tim kuat di liga.

Skuad mereka terbilang sangat besar, dengan 39 pemain tercatat akan tampil di musim ini.

Berdasarkan data dari Transfermarkt, Semen Padang menggunakan kuota penuh pemain asing dengan total 11 pemain non-lokal.

Beberapa nama yang dipertahankan antara lain Kenneth Ngwoke, Cornelius Stewart, Bruno Gomes, Arthur Augusto, Alhassan Wakaso, dan Filipe Chaby.

Sementara itu, rekrutan baru termasuk Rui Rampa Angelo Meneses dan Pedro Matos, disertai sejumlah pemain asing yang masih cedera seperti Tin Martic, Marco Baixinho, dan Ronaldo Kwateh.

Di balik gemuknya komposisi, aroma Portugal begitu kental terasa dari pelatih Eduardo Almeida hingga jajaran pemain asing yang mereka miliki.

Persijap Jepara: Minim Pengalaman di Level Tertinggi

Kembali ke kasta tertinggi setelah 11 tahun, Persijap Jepara membawa semangat baru namun menghadapi tantangan besar di BRI Super League.

Sebagai tim promosi, manajemen menunjuk Mario Lemos sebagai pelatih kepala, meski namanya belum terlalu dikenal di kancah sepak bola nasional.

Lemos sebelumnya lebih banyak berkarier di luar negeri, termasuk di akademi Manchester United dan sejumlah klub Asia seperti Muangthong United dan Mumbai City.

Dari sisi komposisi pemain, Laskar Kalinyamat belum memiliki sosok bintang yang benar-benar menonjol.

Mereka masih mengandalkan penyerang musim lalu, Rosalvo Junior, serta tambahan tenaga seperti Douglas Cruz, Alexis Nahuel Gomez, dan Sudi Abdillah.

Kekuatan utama Persijap justru berasal dari dukungan suporternya yang sangat loyal, terutama saat bermain di Stadion Gelora Bumi Kartini.

Namun tanpa peningkatan kualitas tim secara signifikan, Persijap berisiko hanya menjadi penggembira dalam persaingan elite liga Indonesia