F1, Red Bull Pecat Christian Horner, Siapa Pengganti dan Apa Dampaknya bagi Verstappen?

Christian Horner
Sumber :
  • BBC

VIVASoccer – Kabar mengejutkan datang dari dunia Formula 1. Red Bull Racing secara resmi memecat Christian Horner dari posisinya sebagai Team Principal setelah mengabdi selama dua dekade.

Horner telah memimpin tim sejak tahun 2005 dan memainkan peran krusial dalam membawa Red Bull menjadi kekuatan dominan di awal dekade 2010-an serta periode emas baru dalam beberapa musim terakhir.

Namun, menurut laporan ESPN yang mengutip sejumlah sumber internal, tensi di dalam tim meningkat drastis seiring performa yang menurun dan ketidakpastian soal masa depan Max Verstappen.

ESPN juga melaporkan bahwa serangkaian pertemuan penting berlangsung selama dua akhir pekan terakhir, termasuk saat GP Austria dan GP Inggris.

Salah satu pertemuan tersebut bahkan melibatkan Max Verstappen dan Oliver Mintzlaff, sosok berpengaruh dari sisi korporat Red Bull yang dikabarkan telah lama mendorong perubahan struktur manajemen tim.

Sebelumnya, Horner sempat membantah rumor yang menyebut dirinya diincar oleh Chairman Ferrari, John Elkann, untuk menggantikan Fred Vasseur.

Namun, posisi Horner selama ini dianggap aman karena didukung langsung oleh Chalerm Yoovidhya, pemegang saham mayoritas Red Bull sekaligus salah satu pendiri perusahaan bersama mendiang Dietrich Mateschitz.

Sayangnya, dukungan itu tampaknya telah berubah. Sumber ESPN menyebut, keputusan akhir untuk memberhentikan Horner tak akan terjadi tanpa persetujuan dari Yoovidhya.

Pemecatan ini terjadi hanya setahun setelah Horner selamat dari penyelidikan internal atas dugaan pelecehan seksual yang dilaporkan oleh mantan staf Red Bull Racing.

Insiden itu sendiri memperuncing konflik internal yang mulai terasa sejak wafatnya Mateschitz pada 2022.

Hubungan Horner dengan Jos Verstappen, ayah Max, juga diketahui memburuk dan menciptakan ketegangan tersendiri. Keluarga Verstappen diketahui sangat dekat dengan penasihat senior Red Bull, Helmut Marko.

Situasi makin rumit ketika direktur teknis legendaris Adrian Newey memutuskan hengkang ke Aston Martin awal tahun ini.

Sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran, mantan bos Racing Bulls, Laurent Mekies, dipromosikan sebagai CEO Red Bull Racing menggantikan Horner.

Sementara itu, posisi kepala tim Racing Bulls kini dijabat oleh Alan Permane, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur tim.

Selama kepemimpinan Horner, Red Bull meraih total delapan gelar juara dunia pembalap dan enam kali menjuarai konstruktor.

Semua dari total 124 kemenangan Grand Prix Red Bull diraih di bawah arahan Horner.

Namun musim ini, kekecewaan mulai terlihat jelas. Verstappen secara terbuka melayangkan kritik terhadap performa mobil, memperkeruh situasi internal.

Spekulasi mengenai masa depan Verstappen pun kembali menyeruak. Mercedes dikabarkan terus memantau klausul performa dalam kontraknya.

Lewat pernyataan resmi, Oliver Mintzlaff mengucapkan terima kasih atas dedikasi panjang Horner.

“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Christian Horner atas kerja luar biasa selama 20 tahun terakhir. Dengan komitmen, pengalaman, dan pemikiran inovatifnya, ia berperan besar menjadikan Red Bull Racing sebagai salah satu tim paling sukses di Formula 1,” ucap Mintzlaff.

“Terima kasih untuk segalanya, Christian. Kamu akan selalu menjadi bagian penting dari sejarah tim kami," tutupnya

VIVASoccer – Kabar mengejutkan datang dari dunia Formula 1. Red Bull Racing secara resmi memecat Christian Horner dari posisinya sebagai Team Principal setelah mengabdi selama dua dekade.

Horner telah memimpin tim sejak tahun 2005 dan memainkan peran krusial dalam membawa Red Bull menjadi kekuatan dominan di awal dekade 2010-an serta periode emas baru dalam beberapa musim terakhir.

Namun, menurut laporan ESPN yang mengutip sejumlah sumber internal, tensi di dalam tim meningkat drastis seiring performa yang menurun dan ketidakpastian soal masa depan Max Verstappen.

ESPN juga melaporkan bahwa serangkaian pertemuan penting berlangsung selama dua akhir pekan terakhir, termasuk saat GP Austria dan GP Inggris.

Salah satu pertemuan tersebut bahkan melibatkan Max Verstappen dan Oliver Mintzlaff, sosok berpengaruh dari sisi korporat Red Bull yang dikabarkan telah lama mendorong perubahan struktur manajemen tim.

Sebelumnya, Horner sempat membantah rumor yang menyebut dirinya diincar oleh Chairman Ferrari, John Elkann, untuk menggantikan Fred Vasseur.

Namun, posisi Horner selama ini dianggap aman karena didukung langsung oleh Chalerm Yoovidhya, pemegang saham mayoritas Red Bull sekaligus salah satu pendiri perusahaan bersama mendiang Dietrich Mateschitz.

Sayangnya, dukungan itu tampaknya telah berubah. Sumber ESPN menyebut, keputusan akhir untuk memberhentikan Horner tak akan terjadi tanpa persetujuan dari Yoovidhya.

Pemecatan ini terjadi hanya setahun setelah Horner selamat dari penyelidikan internal atas dugaan pelecehan seksual yang dilaporkan oleh mantan staf Red Bull Racing.

Insiden itu sendiri memperuncing konflik internal yang mulai terasa sejak wafatnya Mateschitz pada 2022.

Hubungan Horner dengan Jos Verstappen, ayah Max, juga diketahui memburuk dan menciptakan ketegangan tersendiri. Keluarga Verstappen diketahui sangat dekat dengan penasihat senior Red Bull, Helmut Marko.

Situasi makin rumit ketika direktur teknis legendaris Adrian Newey memutuskan hengkang ke Aston Martin awal tahun ini.

Sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran, mantan bos Racing Bulls, Laurent Mekies, dipromosikan sebagai CEO Red Bull Racing menggantikan Horner.

Sementara itu, posisi kepala tim Racing Bulls kini dijabat oleh Alan Permane, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur tim.

Selama kepemimpinan Horner, Red Bull meraih total delapan gelar juara dunia pembalap dan enam kali menjuarai konstruktor.

Semua dari total 124 kemenangan Grand Prix Red Bull diraih di bawah arahan Horner.

Namun musim ini, kekecewaan mulai terlihat jelas. Verstappen secara terbuka melayangkan kritik terhadap performa mobil, memperkeruh situasi internal.

Spekulasi mengenai masa depan Verstappen pun kembali menyeruak. Mercedes dikabarkan terus memantau klausul performa dalam kontraknya.

Lewat pernyataan resmi, Oliver Mintzlaff mengucapkan terima kasih atas dedikasi panjang Horner.

“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Christian Horner atas kerja luar biasa selama 20 tahun terakhir. Dengan komitmen, pengalaman, dan pemikiran inovatifnya, ia berperan besar menjadikan Red Bull Racing sebagai salah satu tim paling sukses di Formula 1,” ucap Mintzlaff.

“Terima kasih untuk segalanya, Christian. Kamu akan selalu menjadi bagian penting dari sejarah tim kami," tutupnya