Era Baru F1 Dimulai? Horner Hengkang, Red Bull Kehilangan Arah!

Christian Horner
Sumber :
  • BBC

VIVASoccerChristian Horner resmi berpisah dengan Red Bull, tim yang ia bawa menjadi salah satu yang paling sukses di Formula 1.

Keputusan ini diumumkan pada Senin, sekaligus menandai berakhirnya hubungan pria berusia 51 tahun itu dengan tim setelah hampir dua dekade.

Dilansir dari BBC Sport, Horner menerima pesangon sebesar 60 juta euro (sekitar Rp1,05 triliun).

Angka tersebut setara dengan sisa lima tahun kontraknya, yang sebenarnya baru akan berakhir pada 2030.

Pesangon Fantastis dan Kontroversi

Jumlah pesangon Horner sempat simpang siur. Daily Mail melaporkan angkanya mencapai 92 juta euro, sementara The Race menyebut hingga 100 juta dolar AS.

Namun, sumber BBC Sport menyebut 60 juta euro sebagai nilai yang paling kredibel.

Meski dipecat, Horner tetap menerima pembayaran penuh sisa kontraknya.

Praktik ini bukan hal asing di dunia olahraga. Seperti halnya pelatih sepak bola yang kerap mendapat kompensasi besar meski dipecat karena hasil buruk.

Namun, lembaga pemantau gaji eksekutif High Pay Centre menilai angka ini sangat besar.

"Membayar £50 juta tunai sekaligus kepada satu individu adalah cara yang sangat kasual untuk menghabiskan jumlah uang yang luar biasa," ungkap lembaga tersebut.

Dari Sukses Besar hingga Perpecahan Internal

Horner dikenal sebagai sosok yang membangun kejayaan Red Bull sejak 2005, termasuk merekrut desainer legendaris Adrian Newey.

Hasilnya, Red Bull meraih delapan gelar juara dunia pembalap, enam gelar konstruktor, dan 124 kemenangan balapan.

Namun, dalam 18 bulan terakhir, posisinya goyah.

Ia terlibat dalam perselisihan internal dengan Helmut Marko dan sempat dituduh melakukan pelecehan oleh seorang karyawan perempuan.

Horner membantah tuduhan tersebut, dan dua investigasi internal membebaskannya.

Krisis semakin dalam setelah Newey memutuskan hengkang pada April 2024, disusul direktur olahraga Jonathan Wheatley tiga bulan kemudian.

Performa Red Bull juga menurun, meski Max Verstappen masih mampu mempertahankan gelar pada 2024.

Reaksi Verstappen dan Era Baru Red Bull

Verstappen sendiri sempat mengisyaratkan ketidakpastian masa depannya sebelum akhirnya menegaskan akan tetap bersama Red Bull pasca kepergian Horner.

Ia juga menilai manajer baru, Laurent Mekies, membawa arah lebih jelas.

“Dengan Laurent yang punya latar belakang teknik, ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat kepada para insinyur – pertanyaan yang masuk akal – dan saya rasa itu bekerja dengan sangat baik,” ujar Verstappen setelah kemenangan di Monza.

Masa Depan Horner di F1

Meski kini semakin kaya, ambisi Horner di Formula 1 disebut belum padam.

Ia dikabarkan hanya ingin kembali jika mendapat posisi dengan otoritas penuh sekaligus kepemilikan saham, mirip dengan peran Toto Wolff di Mercedes.

Namun, dengan valuasi tim F1 yang kini mencapai miliaran poundsterling, Horner diperkirakan membutuhkan investor besar untuk mewujudkan ambisi itu

VIVASoccerChristian Horner resmi berpisah dengan Red Bull, tim yang ia bawa menjadi salah satu yang paling sukses di Formula 1.

Keputusan ini diumumkan pada Senin, sekaligus menandai berakhirnya hubungan pria berusia 51 tahun itu dengan tim setelah hampir dua dekade.

Dilansir dari BBC Sport, Horner menerima pesangon sebesar 60 juta euro (sekitar Rp1,05 triliun).

Angka tersebut setara dengan sisa lima tahun kontraknya, yang sebenarnya baru akan berakhir pada 2030.

Pesangon Fantastis dan Kontroversi

Jumlah pesangon Horner sempat simpang siur. Daily Mail melaporkan angkanya mencapai 92 juta euro, sementara The Race menyebut hingga 100 juta dolar AS.

Namun, sumber BBC Sport menyebut 60 juta euro sebagai nilai yang paling kredibel.

Meski dipecat, Horner tetap menerima pembayaran penuh sisa kontraknya.

Praktik ini bukan hal asing di dunia olahraga. Seperti halnya pelatih sepak bola yang kerap mendapat kompensasi besar meski dipecat karena hasil buruk.

Namun, lembaga pemantau gaji eksekutif High Pay Centre menilai angka ini sangat besar.

"Membayar £50 juta tunai sekaligus kepada satu individu adalah cara yang sangat kasual untuk menghabiskan jumlah uang yang luar biasa," ungkap lembaga tersebut.

Dari Sukses Besar hingga Perpecahan Internal

Horner dikenal sebagai sosok yang membangun kejayaan Red Bull sejak 2005, termasuk merekrut desainer legendaris Adrian Newey.

Hasilnya, Red Bull meraih delapan gelar juara dunia pembalap, enam gelar konstruktor, dan 124 kemenangan balapan.

Namun, dalam 18 bulan terakhir, posisinya goyah.

Ia terlibat dalam perselisihan internal dengan Helmut Marko dan sempat dituduh melakukan pelecehan oleh seorang karyawan perempuan.

Horner membantah tuduhan tersebut, dan dua investigasi internal membebaskannya.

Krisis semakin dalam setelah Newey memutuskan hengkang pada April 2024, disusul direktur olahraga Jonathan Wheatley tiga bulan kemudian.

Performa Red Bull juga menurun, meski Max Verstappen masih mampu mempertahankan gelar pada 2024.

Reaksi Verstappen dan Era Baru Red Bull

Verstappen sendiri sempat mengisyaratkan ketidakpastian masa depannya sebelum akhirnya menegaskan akan tetap bersama Red Bull pasca kepergian Horner.

Ia juga menilai manajer baru, Laurent Mekies, membawa arah lebih jelas.

“Dengan Laurent yang punya latar belakang teknik, ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat kepada para insinyur – pertanyaan yang masuk akal – dan saya rasa itu bekerja dengan sangat baik,” ujar Verstappen setelah kemenangan di Monza.

Masa Depan Horner di F1

Meski kini semakin kaya, ambisi Horner di Formula 1 disebut belum padam.

Ia dikabarkan hanya ingin kembali jika mendapat posisi dengan otoritas penuh sekaligus kepemilikan saham, mirip dengan peran Toto Wolff di Mercedes.

Namun, dengan valuasi tim F1 yang kini mencapai miliaran poundsterling, Horner diperkirakan membutuhkan investor besar untuk mewujudkan ambisi itu