Bos Ferrari Soal Lewis Hamilton: ‘Dia Frustrasi, Bukan Kehilangan Motivasi’
- GPFans
VIVASoccer – Bos tim Ferrari, Fred Vasseur, mengaku memahami sepenuhnya rasa frustrasi yang dialami Lewis Hamilton usai penampilan buruknya di Grand Prix Hungaria. Pebalap tujuh kali juara dunia itu terlihat murung setelah balapan pada Minggu lalu.
Pada sesi kualifikasi hari Sabtu, Hamilton hanya mampu menempati posisi ke-12. Dalam komentarnya, ia bahkan menyebut dirinya merasa “tidak berguna” dan menilai Ferrari “mungkin perlu mengganti pembalap,” sementara rekan setimnya, Charles Leclerc, berhasil merebut pole position.
Hasil di balapan pun tak banyak berubah. Hamilton kembali finis di posisi ke-12 dan mengaku masih merasakan hal yang sama seperti sehari sebelumnya.
Ketika ditanya apakah ia memiliki rencana untuk memotivasi Hamilton selama jeda musim panas, Vasseur menegaskan hal itu tidak diperlukan.
“Saya tidak perlu memotivasinya,” ujar Vasseur. “Sejujurnya, dia frustrasi, tapi tidak kehilangan motivasi. Itu dua hal yang berbeda.”
Vasseur menjelaskan bahwa komentar emosional seorang pebalap kerap terjadi dalam momen penuh tekanan.
“Saya sangat paham situasinya. Kadang orang hanya fokus pada apa yang diucapkan pebalap di dalam mobil. Tapi coba pasang mikrofon pada atlet di olahraga lain seperti sepak bola, saya yakin hasilnya tak jauh berbeda,” jelasnya.
Menurutnya, suasana panas kompetisi membuat komentar spontan tak terhindarkan, baik di tengah lomba maupun setelah keluar dari mobil.
“Saya mengerti rasa frustrasinya, kami semua merasakannya. Kadang kalau saya sendiri yang ditanya, jawabannya bisa bikin saya dipanggil steward,” tambah Vasseur sambil bercanda.
Ia menilai jarak performa antara Hamilton dan Leclerc di Hungaria sebenarnya tidak sebesar yang terlihat. Hamilton hanya terpaut 0,015 detik dari peluang lolos ke Q3 bersama Leclerc.
“Dia memang menuntut banyak. Tapi itu juga yang membuatnya menjadi juara dunia tujuh kali,” ungkap Vasseur.
Vasseur menekankan, rasa frustrasi Hamilton lahir dari ekspektasi tinggi untuk selalu berada di barisan depan.
“Ketika Anda juara dunia tujuh kali dan rekan setim Anda meraih pole, sementara Anda terhenti di Q2, itu jelas situasi sulit,” lanjutnya.
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa di Q1 Hamilton sempat unggul dari Leclerc, dan di Q2 hanya terpaut satu persepuluh detik.
“Pada akhirnya Charles memang bisa merebut pole, tapi jaraknya tidak sejauh yang dibayangkan. Saya memahami rasa frustrasi Lewis, itu hal yang normal,” pungkasnya
VIVASoccer – Bos tim Ferrari, Fred Vasseur, mengaku memahami sepenuhnya rasa frustrasi yang dialami Lewis Hamilton usai penampilan buruknya di Grand Prix Hungaria. Pebalap tujuh kali juara dunia itu terlihat murung setelah balapan pada Minggu lalu.
Pada sesi kualifikasi hari Sabtu, Hamilton hanya mampu menempati posisi ke-12. Dalam komentarnya, ia bahkan menyebut dirinya merasa “tidak berguna” dan menilai Ferrari “mungkin perlu mengganti pembalap,” sementara rekan setimnya, Charles Leclerc, berhasil merebut pole position.
Hasil di balapan pun tak banyak berubah. Hamilton kembali finis di posisi ke-12 dan mengaku masih merasakan hal yang sama seperti sehari sebelumnya.
Ketika ditanya apakah ia memiliki rencana untuk memotivasi Hamilton selama jeda musim panas, Vasseur menegaskan hal itu tidak diperlukan.
“Saya tidak perlu memotivasinya,” ujar Vasseur. “Sejujurnya, dia frustrasi, tapi tidak kehilangan motivasi. Itu dua hal yang berbeda.”
Vasseur menjelaskan bahwa komentar emosional seorang pebalap kerap terjadi dalam momen penuh tekanan.
“Saya sangat paham situasinya. Kadang orang hanya fokus pada apa yang diucapkan pebalap di dalam mobil. Tapi coba pasang mikrofon pada atlet di olahraga lain seperti sepak bola, saya yakin hasilnya tak jauh berbeda,” jelasnya.
Menurutnya, suasana panas kompetisi membuat komentar spontan tak terhindarkan, baik di tengah lomba maupun setelah keluar dari mobil.
“Saya mengerti rasa frustrasinya, kami semua merasakannya. Kadang kalau saya sendiri yang ditanya, jawabannya bisa bikin saya dipanggil steward,” tambah Vasseur sambil bercanda.
Ia menilai jarak performa antara Hamilton dan Leclerc di Hungaria sebenarnya tidak sebesar yang terlihat. Hamilton hanya terpaut 0,015 detik dari peluang lolos ke Q3 bersama Leclerc.
“Dia memang menuntut banyak. Tapi itu juga yang membuatnya menjadi juara dunia tujuh kali,” ungkap Vasseur.
Vasseur menekankan, rasa frustrasi Hamilton lahir dari ekspektasi tinggi untuk selalu berada di barisan depan.
“Ketika Anda juara dunia tujuh kali dan rekan setim Anda meraih pole, sementara Anda terhenti di Q2, itu jelas situasi sulit,” lanjutnya.
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa di Q1 Hamilton sempat unggul dari Leclerc, dan di Q2 hanya terpaut satu persepuluh detik.
“Pada akhirnya Charles memang bisa merebut pole, tapi jaraknya tidak sejauh yang dibayangkan. Saya memahami rasa frustrasi Lewis, itu hal yang normal,” pungkasnya