Bahaya Konsumsi Gula dan Karbohidrat Berlebih, Ternyata Ini Permasalahan Nasional!

Gula dan Karbohidrat
Sumber :

VIVASoccerAhli nutrisi Felix Zulhendri Ph.D mengingatkan masyarakat Indonesia untuk lebih waspada terhadap tingginya konsumsi gula dan karbohidrat. 

Data menunjukkan, rata-rata masyarakat Indonesia mengonsumsi 120 kilogram beras, 30 kilogram tepung terigu, dan 30 kilogram gula tambahan per orang setiap tahun. 

Artinya, total asupan karbohidrat dan gula mencapai 180 kilogram per kapita, jauh lebih tinggi dibandingkan konsumsi protein hewani yang hanya sekitar 10 kilogram per tahun.

Gula

Photo :
  • -

Kondisi ini dinilai menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus diabetes dan obesitas di Indonesia. Bahkan, penelitian acak di Bali menemukan satu dari empat remaja sudah berada dalam kondisi pra-diabetes atau diabetes. 

Jika di usia muda angka sudah mencapai 25 persen, maka pada orang dewasa diperkirakan bisa mencapai 50 persen.

Felix menjelaskan, makanan berbasis tepung, nasi, roti, hingga minuman manis pada dasarnya merupakan rantai gula yang mudah meningkatkan kadar glukosa darah. 

Konsumsi berlebihan membuat tubuh cepat lapar kembali, karena gula memicu lonjakan insulin yang diikuti rasa lapar dalam waktu singkat. 

“Gula itu ada komponen adiksinya di situ. Kalau teman-teman makin sering konsumsi, you're addicted to sugars.” ujarnya.

Selain itu, gula juga bersifat adiktif. Konsumsi berulang dapat memicu pelepasan dopamin di otak sehingga menimbulkan rasa senang, mirip dengan kecanduan. 

Untuk mengatasinya, Felix menyarankan memperbanyak asupan protein dan lemak hewani yang mampu menimbulkan rasa kenyang lebih lama melalui mekanisme hormon tertentu, berbeda dengan gula.

Selain itu, Ia juga menyoroti dampak jangka panjang pada tubuh apabila pola makan tinggi gula. 

Menurut laporan dari dokter di unit hemodialisis, kini pasien cuci darah tidak lagi didominasi usia lanjut, melainkan banyak yang berusia 20–40 tahun. Hal ini diyakini akibat pola konsumsi ultra-proses dan kebiasaan makan yang tidak sehat.

Sebagai solusi, Felix menyarankan masyarakat lebih bijak mengatur asupan karbohidrat sesuai aktivitas fisik, serta mulai mempertimbangkan pemanis alami seperti stevia atau monk fruit extract. 

Namun, ia tetap menegaskan bahwa rasa manis harus dikendalikan. "Jadi, you got to manage your carbohydrate and sugar. Karena karbohidrat dan gula ke mana pun kita pergi, ke apapun yang kita makan selalu ada komponen itu." pungkasnya.**