Dibantai Oxford United, Ini 5 Fakta Menarik Arema FC di Piala Presiden 2025
- Istimewa
VIVA Soccer –Keikutsertaan Arema FC di Piala Presiden 2025 telah berakhir dengan kekalahan telak dari Oxford United. Meskipun hasil akhir menyakitkan, perjalanan Arema di turnamen ini telah menghasilkan beberapa fakta menarik yang patut diulas.
Kekalahan ini menyisakan sejumlah pelajaran berharga Arema harus lebih baik dalam mengelola gangguan non-teknis, memaksimalkan manajemen fisik dan jeda recovery, serta semakin matang dalam taktik menghadapi tim asing tingkat tinggi.
Tantangan berat menanti di musim 2025/26—dengan modal evaluasi bercorak kedewasaan dan persiapan lebih matang.
Berikut 5 fakta menarik yang terpecahkan pasca pertandingan tersebut:
1. Arema Tersingkir Total dari Grup A
Arema yang sebelumnya dikenal sebagai juara bertahan Piala Presiden 2024, justru harus menjadi juru kunci Grup A di edisi 2025. Setelah hanya meraih satu poin dari tiga laga, mereka gagal melaju ke fase semifinal maupun perebutan tempat ketiga.
2. Dominasi Oxford United dari Awal Hingga Akhir
Oxford United tampil sangat dominan, menguasai jalannya pertandingan dan mencetak empat gol tanpa balas: Placheta (12'), Romeny (15'), Snowden (43+4'), dan O'Donkor (70') . Arema bahkan tidak mampu menciptakan satupun peluang emas.
3. Gangguan Non-Teknis Lampu Padam Jadi Pemicu Awal Kekalahan
Sekitar menit ke-4, lampu Stadion Si Jalak Harupat sempat padam sehingga pertandingan terhenti sekitar 20 menit. Setelah itu, konsentrasi pemain Arema dianggap hilang, dan dua gol cepat pun menjebol gawang mereka.
4. Kebugaran dan Recovery Arema di Bawah Standar
Oxford United unggul dalam kebugaran karena jeda antar laga lebih panjang (Oxford main tanggal 6, Arema baru tanggal 8 lalu 10 Juli). Arema harus bermain dengan recovery waktu yang minim, sehingga terlihat kelelahan dan performanya menurun drastis.
5. Kesulitan Menghadapi Taktik Oxford yang Matang
Pelatih Arema, Marcos Santos, mengakui Oxford memiliki strategi dan taktik matang. Arema yang awalnya tampil percaya diri justru kewalahan menghadapi permainan teknis dan kolektif Oxford