Dicampakkan MU, Rashford Menuju ke Pelukan Raksasa Spanyol
- BBC
VIVASoccer – Tak lagi diinginkan Manchester United, tapi justru diinginkan Barcelona.
Itulah nasib kontras Marcus Rashford, yang kini tinggal selangkah lagi menuju kepindahan mengejutkan ke Camp Nou.
Sejak akhir tahun lalu, Rashford tersingkir dari skuad utama MU dan sempat dianggap tak masuk dalam rencana pelatih Ruben Amorim.
Namun, kini sang penyerang 27 tahun justru mendekati transfer impiannya ke Barcelona setelah kedua klub disebut telah mencapai kesepakatan prinsip.
Keinginan Rashford untuk bermain di Spanyol sebenarnya bukan rahasia.
Bulan lalu, ia bahkan secara terbuka mengaku ingin bermain bersama bintang muda Barca, Lamine Yamal.
Pihak Barcelona juga tak menutup-nutupi ketertarikan mereka.
Direktur olahraga Deco pada Mei lalu menyebut Rashford sebagai pemain yang disukai klub, bahkan meyakini ia bisa meningkatkan kualitas skuad.
Namun, banyak yang masih bertanya-tanya, apakah Rashford benar-benar layak?
Bagaimana Rashford Bisa Sampai ke Titik Ini?
Perpisahan Rashford dan MU sebenarnya sudah terlihat sejak lama.
Puncaknya terjadi pada Desember 2024 saat ia dicadangkan dalam laga derby Manchester dan tak pernah bermain lagi setelahnya.
Pelatih Amorim secara terang-terangan mengkritik etos kerja Rashford, bahkan menyindir bahwa ia lebih memilih memainkan pelatih kiper berusia 63 tahun ketimbang pemain yang tak tampil maksimal setiap hari.
Pada Januari 2025, Rashford dipinjamkan ke Aston Villa.
Di sana, ia tampil dalam 17 laga dan bahkan dipanggil kembali ke timnas Inggris.
Namun, setelah masa peminjaman berakhir, ia kembali ke MU dengan masa depan yang tetap menggantung.
Satu hal yang jelas, Rashford ingin pergi, dan MU pun memintanya berlatih terpisah bersama empat pemain lain yang juga menyatakan ingin hengkang.
Lalu Kenapa Barcelona Menginginkannya?
Pertanyaan wajar muncul, jika MU yang finis di posisi ke-15 musim lalu tak menginginkan Rashford, kenapa Barcelona sang juara La Liga justru tertarik?
Secara statistik, Barca tak kekurangan gol. Musim lalu mereka mencetak 102 gol di La Liga dan 43 di Liga Champions, mencapai semifinal.
Namun, fokus mereka musim panas ini adalah mencari penyerang kiri.
Nico Williams sempat jadi target utama, tetapi akhirnya memperpanjang kontrak di Athletic Bilbao.
Upaya merekrut Luis Diaz dari Liverpool juga gagal.
Rashford pun muncul sebagai opsi yang lebih realistis dan terjangkau.
Barcelona tertarik membawa sang pemain dengan skema peminjaman plus opsi pembelian permanen.
Masalah keuangan klub juga ikut berperan.
Rencana menjual kiper Marc-Andre ter Stegen batal akibat sang pemain harus menjalani operasi punggung.
Rashford pun jadi solusi ekonomis.
Keuntungan Finansial Jadi Daya Tarik Tambahan
Jika transfer Rashford benar terjadi lewat jalur peminjaman, Barcelona praktis tak menanggung risiko besar.
Seperti yang dijelaskan Simon Stone dari BBC, skema ini mirip dengan kasus Jadon Sancho yang sempat dipinjam Chelsea dan dikembalikan ke MU meski ada klausul beli.
Bagi Barca, opsi ini sangat menguntungkan di tengah tekanan keuangan klub, sekaligus memberi mereka amunisi baru di sektor sayap yang selama ini jadi titik lemah.
Apakah Rashford Cocok untuk Lini Serang Barca?
Selama kariernya, Rashford sudah terbiasa bermain sebagai winger kiri dan juga penyerang tengah.
Fleksibilitas itulah yang membuatnya menarik bagi Hansi Flick.
Dengan usia Robert Lewandowski yang akan menginjak 37 tahun bulan depan, Barcelona butuh pelapis berkualitas di lini depan.
Rashford bisa mengisi peran sebagai penyerang tengah maupun "false nine", namun posisi naturalnya tetap di sisi kiri.
Rashford diprediksi bakal mengisi slot winger kiri dalam formasi ideal Barcelona, mendampingi Lewandowski, Lamine Yamal, dan Raphinha yang kini lebih sering dimainkan sebagai playmaker.
Masihkah Rashford Punya Taji untuk Bersaing di Elite Eropa?
Sejak debut di tim utama MU tahun 2016, Rashford telah mencetak 138 gol dalam 426 laga, ditambah 17 gol dalam 62 penampilan bersama timnas Inggris.
Tapi sejak musim 2022/23, ia belum pernah menyentuh angka 20 gol per musim lagi.
Meski tampil cukup baik di Aston Villa, kontribusinya di Premier League hanya dua gol, salah satunya lewat penalti.
Barcelona sadar bahwa mendatangkan Rashford adalah sebuah risiko.
Tapi mereka juga tahu bahwa bila sang pemain mampu menemukan kembali bentuk terbaiknya, ia bisa jadi senjata penting di Liga Champions maupun La Liga.
Di usia 27 tahun, Rashford sejatinya sedang berada di usia emas. Kini tergantung pada dirinya, apakah ini awal dari kebangkitan atau sekadar babak baru dari perjalanan yang belum tuntas
VIVASoccer – Tak lagi diinginkan Manchester United, tapi justru diinginkan Barcelona.
Itulah nasib kontras Marcus Rashford, yang kini tinggal selangkah lagi menuju kepindahan mengejutkan ke Camp Nou.
Sejak akhir tahun lalu, Rashford tersingkir dari skuad utama MU dan sempat dianggap tak masuk dalam rencana pelatih Ruben Amorim.
Namun, kini sang penyerang 27 tahun justru mendekati transfer impiannya ke Barcelona setelah kedua klub disebut telah mencapai kesepakatan prinsip.
Keinginan Rashford untuk bermain di Spanyol sebenarnya bukan rahasia.
Bulan lalu, ia bahkan secara terbuka mengaku ingin bermain bersama bintang muda Barca, Lamine Yamal.
Pihak Barcelona juga tak menutup-nutupi ketertarikan mereka.
Direktur olahraga Deco pada Mei lalu menyebut Rashford sebagai pemain yang disukai klub, bahkan meyakini ia bisa meningkatkan kualitas skuad.
Namun, banyak yang masih bertanya-tanya, apakah Rashford benar-benar layak?
Bagaimana Rashford Bisa Sampai ke Titik Ini?
Perpisahan Rashford dan MU sebenarnya sudah terlihat sejak lama.
Puncaknya terjadi pada Desember 2024 saat ia dicadangkan dalam laga derby Manchester dan tak pernah bermain lagi setelahnya.
Pelatih Amorim secara terang-terangan mengkritik etos kerja Rashford, bahkan menyindir bahwa ia lebih memilih memainkan pelatih kiper berusia 63 tahun ketimbang pemain yang tak tampil maksimal setiap hari.
Pada Januari 2025, Rashford dipinjamkan ke Aston Villa.
Di sana, ia tampil dalam 17 laga dan bahkan dipanggil kembali ke timnas Inggris.
Namun, setelah masa peminjaman berakhir, ia kembali ke MU dengan masa depan yang tetap menggantung.
Satu hal yang jelas, Rashford ingin pergi, dan MU pun memintanya berlatih terpisah bersama empat pemain lain yang juga menyatakan ingin hengkang.
Lalu Kenapa Barcelona Menginginkannya?
Pertanyaan wajar muncul, jika MU yang finis di posisi ke-15 musim lalu tak menginginkan Rashford, kenapa Barcelona sang juara La Liga justru tertarik?
Secara statistik, Barca tak kekurangan gol. Musim lalu mereka mencetak 102 gol di La Liga dan 43 di Liga Champions, mencapai semifinal.
Namun, fokus mereka musim panas ini adalah mencari penyerang kiri.
Nico Williams sempat jadi target utama, tetapi akhirnya memperpanjang kontrak di Athletic Bilbao.
Upaya merekrut Luis Diaz dari Liverpool juga gagal.
Rashford pun muncul sebagai opsi yang lebih realistis dan terjangkau.
Barcelona tertarik membawa sang pemain dengan skema peminjaman plus opsi pembelian permanen.
Masalah keuangan klub juga ikut berperan.
Rencana menjual kiper Marc-Andre ter Stegen batal akibat sang pemain harus menjalani operasi punggung.
Rashford pun jadi solusi ekonomis.
Keuntungan Finansial Jadi Daya Tarik Tambahan
Jika transfer Rashford benar terjadi lewat jalur peminjaman, Barcelona praktis tak menanggung risiko besar.
Seperti yang dijelaskan Simon Stone dari BBC, skema ini mirip dengan kasus Jadon Sancho yang sempat dipinjam Chelsea dan dikembalikan ke MU meski ada klausul beli.
Bagi Barca, opsi ini sangat menguntungkan di tengah tekanan keuangan klub, sekaligus memberi mereka amunisi baru di sektor sayap yang selama ini jadi titik lemah.
Apakah Rashford Cocok untuk Lini Serang Barca?
Selama kariernya, Rashford sudah terbiasa bermain sebagai winger kiri dan juga penyerang tengah.
Fleksibilitas itulah yang membuatnya menarik bagi Hansi Flick.
Dengan usia Robert Lewandowski yang akan menginjak 37 tahun bulan depan, Barcelona butuh pelapis berkualitas di lini depan.
Rashford bisa mengisi peran sebagai penyerang tengah maupun "false nine", namun posisi naturalnya tetap di sisi kiri.
Rashford diprediksi bakal mengisi slot winger kiri dalam formasi ideal Barcelona, mendampingi Lewandowski, Lamine Yamal, dan Raphinha yang kini lebih sering dimainkan sebagai playmaker.
Masihkah Rashford Punya Taji untuk Bersaing di Elite Eropa?
Sejak debut di tim utama MU tahun 2016, Rashford telah mencetak 138 gol dalam 426 laga, ditambah 17 gol dalam 62 penampilan bersama timnas Inggris.
Tapi sejak musim 2022/23, ia belum pernah menyentuh angka 20 gol per musim lagi.
Meski tampil cukup baik di Aston Villa, kontribusinya di Premier League hanya dua gol, salah satunya lewat penalti.
Barcelona sadar bahwa mendatangkan Rashford adalah sebuah risiko.
Tapi mereka juga tahu bahwa bila sang pemain mampu menemukan kembali bentuk terbaiknya, ia bisa jadi senjata penting di Liga Champions maupun La Liga.
Di usia 27 tahun, Rashford sejatinya sedang berada di usia emas. Kini tergantung pada dirinya, apakah ini awal dari kebangkitan atau sekadar babak baru dari perjalanan yang belum tuntas